Selasa, 12 Januari 2010

Syal Syal Unik dan Kreatif


Watermelon Scarf



Fox Scarf

Piranha Plant Scarf

Bacon and Egg Scarf
Longcat Scarf

Immersion Scarf

Pizza Scarf

Mike Tysons Punch Out Scarf

Toilet Paper Scarf

Typography Scarf

Crime Scene Scarf

1UP Green Mushroom Scarf




Produk Produk Jadul Yang Ada Sampai Sekarang


Blue Band [1936]
Mentega Blue Band

BLUE Band pertama kali diproduksi di Batavia pada 1936. Blue Band juga menjadi produk makanan pertama yang dihasilkan Van den Bergh NV, milik Unilever, gabungan perusahaan margarin asal Belanda, Margarine Unie, dan pabrik sabun Lever Brothers asal Inggris. ”Sejak pertama kali diluncurkan, Blue Band sudah menjadi merek kuat yang memimpin pasar dengan kompetitor utama mentega dan margarin impor, seperti Palmboom,” kata Agus Nugraha, Brand Manager Blue Band PT Unilever Indonesia.


Permen Davos [1931]
Permen Davos
SOEYATI Soekirman tak pernah luput membawa Davos. Nenek 68 tahun warga Banyumas ini sudah puluhan tahun menggemari permen itu. ”Orang-orang tua memang konsumen loyal kami,” kata Nicodemus Hardi, Managing Director Operasional PT Slamet Langgeng, produsen permen Davos. Permen ini dirintis oleh Siem Kie Djian pada 28 Desember 1931. Lokasi pabriknya tetap sama hingga kini: Jalan Ahmad Yani 67, Kelurahan Kandang Gampang, Purbalingga, Jawa Tengah. Perusahaan dilanjutkan anaknya, Siem Tjong An. Enam tahun berikutnya, bisnis diteruskan lagi ke anak dan menantu Tjong An: Toni Siswanto Hardi dan Corrie Simadibrata. Kini perusahaan tersebut dipimpin oleh Budi Handojo Hardi, generasi ketiga pendiri bisnis ini.

Wajik Week [1939]
Wajik Week
SEMULA, pada 1939, Nyonya Ong Kiem Lien hanya memasak kue untuk dijual ke tetangga. Ada wajik, onde-onde, keripik tempe, rempeyek kacang, dan jadah (kue dari ketan dan kelapa parut). Usaha ini dilanjutkan oleh anaknya, Ong Gwek Nio, yang kemudian hanya berkonsentrasi pada wajik.


Siroop Tjap Buah Tjampolay [1936]
Siroop Tjap Buah Tjampolay
RASANJA sedap, baoenja wangi. Itulah yang tertera dalam kemasan sirup Tjap Buah Tjampolay. Minuman legendaris asal Cirebon ini pertama kali dibuat oleh Tan Tjek Tjiu pada 11 Juli 1936. Hingga kini kemasan dan labelnya tak berubah.


Sarang Sari [1934]
Sarang Sari
Botolnya hijau, mirip botol bir. Tulisan dalam kemasannya tak berubah sejak 75 tahun lalu: Limonadestroop. Sarang Sari, begitulah nama sirup berbotol serupa bir itu, bertahan di tengah gempuran minuman berkarbonat. Cikal bakal sirup ini dimulai dari De Wed Bijlsma, pengusaha asal Groningen, Belanda, yang mendirikan NV Conservenbedrijf de Friesche Boerin pada 1934.


Ting-ting Jahe [1935]
Ting-ting Jahe
NJOO Tjhay Kwee menunggang sepeda pancal mengitari Pasuruan. Kala itu, tahun 1935, Njoo sedang merintis usaha kembang gula Sin A di Pasuruan, Jawa Timur. Kisah ini dituturkan Dyah Purwaningsih, General Manager PT Sindu Permata, perusahaan yang memproduksi ting-ting jahe. Ayu adalah cucu Njoo alias generasi ketiga pemilik perusahaan ini.


Tahu Yun Yi [1940]
Tahu Yun Yi
DALAM bahasa Mandarin, yun yi artinya bermanfaat atau beruntung. Perusahaan tahu yang didirikan pada 1940 itu memang beruntung masih eksis hingga kini. Bisnis tahu Yun Yi dirintis oleh Liauw Hon Tjan di Jalan Jenderal Sudirman Belakang 231, Bandung. Pabrik tahu ini tak pernah berpindah hingga sekarang.


Teh Cap Botol [1940]
Teh Botol Sosro
RIBUAN botol plastik hijau itu bergerak dalam irama teratur di atas jalur roda berjalan. Lalu, plop, plop, plop: letupan mesin memasangkan plastik kemasan ke satu per satu botol yang berisi teh amat panas. Antrean lantas menjalar ke mesin berikut yang memasangkan tutup botol. Dari sini jalur roda bergerak lagi menuju pengemasan akhir. Maka jadilah teh botol merek Joy Tea Green, yang siap dikirim ke jutaan konsumen di seluruh Indonesia serta mancanegara.


B29 [1930]


Menurun, tapi tak kehilangan pasar.
Sabun B29

PASAR Pagi Jakarta, akhir 1930-an. Sekumpulan ibu-ibu yang sedang belanja di Toko Sewu Gunawan meriung bicara soal sabun. Sabun Cap Tangan, produk Unilever—ketika itu satu-satunya sabun cuci yang beredar di pasar—mendadak langka. Jikapun ada, harganya mahal. Para ibu mengeluh: mereka tak bisa mencuci baju, piring, bahkan mandi.


Dji Sam Soe [1913]
Dji Sam Soe
RUMAH kuno itu tak lagi berpenghuni. Pagarnya tertutup seng. Ketika didatangi Tempo tiga pekan lalu, tampak empat petugas bergantian menjaga rumah. Di rumah inilah Liem Seeng Tee, pendiri HM Sampoerna, mengawali sejarah pada 1927.
Beralamat di Jalan Ngaglik, Surabaya, rumah ini—selain menjadi tempat tinggal—dulunya berfungsi sebagai gudang tembakau dan pabrik rokok. Selama lima tahun Seeng Tee menguji berbagai campuran rempah dan cengkeh di rumah ini. Dji Sam Soe salah satu produknya. Dari rumah ini pula Dji Sam Soe mulai diproduksi secara masif.
Kopi Warung Tinggi [1878]
Kopi
Beberapa kali berhenti berproduksi, tetap hidup berkat kepercayaan pelanggan. Dulu resep lisan, kini tersimpan di komputer.
BATAVIA, 1878. Restoran di tepian Moolen Vliet Oost—kini Jalan Hayam Wuruk— Jakarta, itu berbeda dengan bangunan lain di sekitarnya. Tampak lebih bagus, lebih besar, dan tinggi. Masyarakat di tepian Ciliwung lalu menyebutnya Waroeng Tinggi. Adalah Liaw Tek Soen, perantau asal Tiongkok, yang membangun warung itu bersama istrinya.


Kecap Bango [1928]
Kemasan diremajakan, rasa dipertahankan, penetrasi pasar diperkuat. Jurus inovatif memperpanjang umur.
Kecap Bango
BANGO itu terbang tinggi. Dari jago lokal, dia menjadi bintang di tingkat nasional. Bermula dari pojok kampung di daerah Benteng, Tangerang, pada 1928, kini sang Bango mudah dijumpai di toko kelontong di hampir seluruh penjuru Indonesia. Delapan puluh satu tahun silam, suami-istri Tjoa Pit Boen (Yunus Kartadinata) dan Tjoa Eng Nio mengawali cikal bakal Kecap Bango di rumah mereka di Benteng. Sayang, jejak awal sudah amat samar. Napak tilas Tempo di kawasan Benteng tak menemukan sarang pertama sang Bango.


BATA 

Sepatu Bata
BERJAM-jam sepatu berbahan kanvas itu mengendap di ember penuh air. Basah kuyup, tapi tetap baik kondisinya. Wilfried Tampubolon, pemilik sepatu itu, cuma bisa memandanginya dengan kecewa. Pupus harapannya untuk mendapat sepatu baru. ”Dua tahun sepatu saya tidak diganti, makanya sepatu itu sengaja saya rendam,” kata Wilfried tertawa mengenang kenakalannya semasa kanak-kanak. Ibunya hanya mau membelikan sepatu baru kalau sepatu lama sudah rusak.
Batik Oey Soe Tjoen (1925)


Haxims.blogspot.com
PEMBUATAN selembar batik Oey Soe Tjoen bak ritual panjang. Awalnya, Muayah, pekerja di situ, menggoreskan lilin pada motif daun. Ia lalu menyerahkan hasil kerjanya kepada sang bos, Widianti Widjaja, yang lalu memeriksanya dengan teliti. Bila dianggap oke, kain akan diambil alih pekerja lain. Ia meneruskan pekerjaan untuk motif lain.


 http://haxims.blogspot.com/2010/01/produk-produk-jadul-yang-ada-sampai.html#ixzz0cTCYZlCY

Poster Piala Dunia Dari Masa Ke Masa


Poster Resmi Piala dunia Mulai dari Piala Dunia 1930 sampai Piala Dunia 2010
PIALA DUNIA 1930


PIALA DUNIA 1934
PIALA DUNIA 1938
PIALA DUNIA 1950
PIALA DUNIA 1954
PIALA DUNIA 1958
PIALA DUNIA 1962
PIALA DUNIA 1966
PIALA DUNIA 1970
PIALA DUNIA 1974


PIALA DUNIA 1978
PIALA DUNIA 1982
PIALA DUNIA 1986
PIALA DUNIA 1990
PIALA DUNIA 1994
PIALA DUNIA 1998
PIALA DUNIA 2002
PIALA DUNIA 2006
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk27x5X70Bf1TFn8HFlgnCuY7Iw-J91Q-VUvIiwN4MSF_7pslDvzzD6WK6ZTt_kbvYGUikBY1xz96KKFc5FqvC2cUoGT8pFXr5ZHUIafgI_Q5jAk0z3_dqBI4U5tl5c4EAVg1AIiTRpV8/s320/World_Cup_2010.png

 http://haxims.blogspot.com/2010/01/poster-piala-dunia-dari-masa-ke-masa.html#ixzz0cTBrqTkD

Inilah foto-foto Wajah Pemeran Film Serial Kera Sakti

Inilah foto-foto Wajah Pemeran Film Serial Kera Sakti ternyata pada cantik-cantik dan ganteng-ganten ya....sungguh diluar dugaan aku deh..apalagi Tong SamChong,,,,, mantep deh....
season 1


dicky cheung (kera sakti season 1) diganti sama Benny chan (kera sakti season 2) karena ada suatu masalah dengan produsernya, ni pict nya..

Benny Chan as Sun GoKong


Kwong Wa as Tong SamChong:

 

Wayne Lai as Cu PatKay:

 

Evergreen Mak as Sha Wujing:


Gordon Liu as siluman kerbau:


Ho Mei Tian as Ang Hai Ji:


Marianne Chan as siluman tengkorak putih:


Rebecca Chan as putri kipas:


Joe Ma as Dewa Er Lang:


Rain Lau as En-en si Siluman Laba-laba:

 

Derek Kwok as Kera Tum Pey :

 

Lui Yau Wai as Dik Chang’e :

 

 http://haxims.blogspot.com/2010/01/inilah-foto-foto-wajah-pemeran-film.html#ixzz0cTAuDdxH