Anda dan kekasih sudah menjalani hubungan selama beberapa bulan. Kini
mulai timbul pertanyaan, “layakkah hubungan ini dipertahankan?”
Berikut ini beberapa tanda hubungan Anda patut dipertahankan.
Menjadi diri sendiri
Anda
bebas berekspresi saat berada di dekat pasangan. Tak perlu berpura-pura
apalagi sibuk berbohong. Dia telah mengenal Anda seutuhnya, dan
menganggap kekurangan Anda justru sebagai keunikan.Sehingga hubungan
Anda benar-benar dilandasi kejujuran, bukan kemunafikan.
Aman
Anda
merasa aman dengan hubungan yang tengah dijalankan. Walau ia sedang tak
ada di sisi Anda, namun sama sekali tak terbersit pikiran negatif
mengenai pasangan. Anda telah mempercayainya 100 persen. Pasangan Anda
pun berhasil menjaga kepercayaan tersebut. Tak ada rasa saling curiga
atau cemburu berlebihan. Mengecek ponsel atau jejaring sosial pasangan
bukan menjadi hobi Anda. Karena Anda mengetahui setiap kegiatan yang
dilakukan pasangan.
Bahagia
Selama menjalani
hubungan, Anda merasa sangat bahagia. Tak hanya diri sendiri yang
merasa, namun aura kebahagiaan itu juga terpancar dan dapat dirasakan
orang sekitar Anda. Hubungan cinta bukanlah beban, justru sesuatu yang
melengkapi hidup Anda.
Jika tiga hal di atas Anda rasakan selama
berhubungan dengan kekasih, maka jangan ragu-ragu lagi. Pertahankan
terus hubungan cinta Anda. Siapa tahu di kemudian hari, dialah yang akan
menjadi pendamping Anda seumur hidup.
Selasa, 08 Mei 2012
Ajaib, Pria ini Selamat Tertembus Anak Panah
TRIBUNNEWS.COM--Nasib mujur dialami
Konstantine Myakush (38). Pria asal Moskow, Rusia ini tetap selamat,
setelah sebuah anak panah sepanjang 50 cm menembus lehernya.
Insiden tersebut terjadi, ketika Myakush tengah berjalan-jalan di
salah satu taman Kota Moskow, Rusia. Tiba-tiba,sebuah anak panah
melesat, dan langsung menembus lehernya. Diduga, anak panah tersebut
berasal dari anggota klub panahan yang berlatih di sekitar taman.Untungnya, Myakush tetap sadar dan bisa menelepon istriya untuk mengatakan apa yang terjadi dengan dirinya. Istri Myakush kemudian menelpon ambulans. Begitu tiba ambulans langsung membawa Myakush ke rumah sakit terdekat.
Setelah menjalani beberapa scan, ternyata anak panah itu tidak mengenai organ-organ penting di tubuhnya. Tim dokter langsung mengoperasinya, dan berhasil mengambil anak panah tersebut.
"Ia bisa saja meninggal saat itu juga, sebuah keajaiban ia bisa selamat," ujar juru bicara rumah sakit, tempat Myakush dirawat seperti dilansir Daily Mail, Selasa (8/5/2012)
Kampung Ambon Dijadikan Lahan Polisi Naik Pangkat?
sten
Pemerintahan Wali Kota Jakarta Barat Denny Wahyu mengatakan peredaran
narkoba di Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat, sulit diberantas
karena operasi narkoba dipakai sebagai sarana untuk naik pangkat di
lingkungan kepolisian. Selain itu, kata dia, promosi jabatan yang
diberikan kepada polisi menghambat pemberantasan narkoba di kampung
tersebut.
Menurut dia, polisi yang sedang gencar memberantas narkoba, termasuk di Kampung Ambon, sering kali telanjur dipromosikan. Ini yang membuat pemberantasan di Kampung Ambon kerap tidak tuntas. »Lagi kenceng-kencengnya memberantas narkoba di sana, lalu dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Ya lepas lagi (sasaran yang hendak ditangkap),” kata Denny Wahyu saat dihubungi Selasa 8 Mei 2012 kemarin.
Dia mencontohkan, seorang polisi yang telah menangkap tiga atau empat tersangka kasus narkoba di Kampung Ambon sudah dianggap berprestasi dan dipromosikan. Akibatnya, polisi tersebut fokusnya tidak lagi ke Kampung Ambon.
Selain itu, Denny menduga ada aparat kepolisian yang sengaja melindungi Kampung Ambon untuk kepentingan tertentu. Salah satu kepentingan tersebut di antaranya sebagai sarana untuk naik jabatan oleh pihak-pihak tertentu. Selama ini operasi pemberantasan narkoba dilakukan oleh kepolisian dan Badan Narkotika Nasional. Menurut dia, kepentingan itu membuat polisi yang bertugas memberantas narkoba tidak lama melaksanakan tugasnya. Tapi Denny tidak yakin atas ucapannya. "Itu hanya dugaan dan masih spekulatif," tuturnya.
Denny yakin polisi pasti mengetahui seluk-beluk Kampung Ambon. Dia mengungkapkan, razia yang dilakukan polisi di Kampung Ambon membuktikan bahwa polisi menguasai dunia hitam narkoba di kampung tersebut. "Tidak mungkin mereka berani menggerebek jika tidak tahu medan operasi," ujarnya.
Menurut Denny, persoalan narkoba di Kampung Ambon bukan satu-satunya di Jakarta. Dulu ada sarang narkoba di Kampung Bali, Tanah Abang, walau sekarang tidak separah dulu. Ia yakin masalah narkoba di Kampung Ambon ada jalan keluarnya. »Jadi (narkoba di Kampung Ambon) bisa (diselesaikan) seperti Kampung Bali. Tapi harus dilakukan secara terpadu,” ucapnya.
Kepolisian Daerah Metro Jaya membantah tudingan pihaknya melindungi peredaran narkoba di Kampung Ambon. "Kami rutin menggelar razia di sana, masak melindungi (Kampung Ambon)?" kata juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Selasa 8 Mei 2012 kemarin.
Rikwanto mengatakan polisi kerap menghimpun informasi dari warga di wilayah tersebut mengenai transaksi mencurigakan. "Laporan selalu kami terima untuk ditindaklanjuti," ujarnya.
Peran polisi, kata dia, berfokus pada pengamanannya. Operasi terakhir polisi menggerebek Kampung Ambon dilakukan pada Minggu, 29 April lalu. Polisi menangkap empat tersangka kasus narkoba dan menyita sejumlah barang bukti pada hari itu. Para tersangka adalah Albert Hitipeuw, Erick Stanley Gerardus Leon, Muhamad Rizal, dan Devina Izaak.
Menurut dia, polisi yang sedang gencar memberantas narkoba, termasuk di Kampung Ambon, sering kali telanjur dipromosikan. Ini yang membuat pemberantasan di Kampung Ambon kerap tidak tuntas. »Lagi kenceng-kencengnya memberantas narkoba di sana, lalu dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Ya lepas lagi (sasaran yang hendak ditangkap),” kata Denny Wahyu saat dihubungi Selasa 8 Mei 2012 kemarin.
Dia mencontohkan, seorang polisi yang telah menangkap tiga atau empat tersangka kasus narkoba di Kampung Ambon sudah dianggap berprestasi dan dipromosikan. Akibatnya, polisi tersebut fokusnya tidak lagi ke Kampung Ambon.
Selain itu, Denny menduga ada aparat kepolisian yang sengaja melindungi Kampung Ambon untuk kepentingan tertentu. Salah satu kepentingan tersebut di antaranya sebagai sarana untuk naik jabatan oleh pihak-pihak tertentu. Selama ini operasi pemberantasan narkoba dilakukan oleh kepolisian dan Badan Narkotika Nasional. Menurut dia, kepentingan itu membuat polisi yang bertugas memberantas narkoba tidak lama melaksanakan tugasnya. Tapi Denny tidak yakin atas ucapannya. "Itu hanya dugaan dan masih spekulatif," tuturnya.
Denny yakin polisi pasti mengetahui seluk-beluk Kampung Ambon. Dia mengungkapkan, razia yang dilakukan polisi di Kampung Ambon membuktikan bahwa polisi menguasai dunia hitam narkoba di kampung tersebut. "Tidak mungkin mereka berani menggerebek jika tidak tahu medan operasi," ujarnya.
Menurut Denny, persoalan narkoba di Kampung Ambon bukan satu-satunya di Jakarta. Dulu ada sarang narkoba di Kampung Bali, Tanah Abang, walau sekarang tidak separah dulu. Ia yakin masalah narkoba di Kampung Ambon ada jalan keluarnya. »Jadi (narkoba di Kampung Ambon) bisa (diselesaikan) seperti Kampung Bali. Tapi harus dilakukan secara terpadu,” ucapnya.
Kepolisian Daerah Metro Jaya membantah tudingan pihaknya melindungi peredaran narkoba di Kampung Ambon. "Kami rutin menggelar razia di sana, masak melindungi (Kampung Ambon)?" kata juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Selasa 8 Mei 2012 kemarin.
Rikwanto mengatakan polisi kerap menghimpun informasi dari warga di wilayah tersebut mengenai transaksi mencurigakan. "Laporan selalu kami terima untuk ditindaklanjuti," ujarnya.
Peran polisi, kata dia, berfokus pada pengamanannya. Operasi terakhir polisi menggerebek Kampung Ambon dilakukan pada Minggu, 29 April lalu. Polisi menangkap empat tersangka kasus narkoba dan menyita sejumlah barang bukti pada hari itu. Para tersangka adalah Albert Hitipeuw, Erick Stanley Gerardus Leon, Muhamad Rizal, dan Devina Izaak.
Ciri-ciri Pegawai yang Tidak Disukai Bos
Setiap bos pasti memiliki daftar pegawai yang menjadi favorit. Sebaliknya mereka juga memiliki daftar kelakuan pegawai yang paling tidak disukai. Apa saja?
1. Si tukang gosip
Anda lebih produktif saat mencari cerita mengenai karyawan lain ketimbang mengerjakan tugas yang diberikan? Tak jarang Anda justru yang menjadi sumber dari semua gosip di kantor. Waktu kerja Anda gunakan untuk bergunjing. Hal ini pasti akan membuat Anda masuk ke daftar karyawan yang tidak difavoritkan para bos.
2. Si pemalas
Anda tidak pernah menyelesaikan tugas yang diberikan. Tenggat waktu yang ditentukan tak pernah Anda hiraukan. Setiap musim penilaian, tugas Andalah yang mendapatkan pencapaian paling rendah.
3. Musuh perusahaan
Anda selalu menjelek-jelekkan kebijakan perusahaan dan bermusuhan dengan para pembuat kebijakan tersebut. Anda selalu memakai mereka sebagai alasan produktivitas yang berkurang. Bagaimana Anda bisa berharap untuk menjadi karyawan favorit?
4. Tak bisa bekerjasama
Anda pintar dan memiliki banyak prestasi. Namun hal tersebut membuat Anda tak mau bekerjasama dengan karyawan lain. Alhasil, proyek tim Anda selalu terbengkalai. Padahal banyak kantor yang juga menilai performa seseorang lewat caranya berinteraksi dengan orang lain.
5. Sok tahu
Merasa pintar lalu tak mau mendengarkan masukan dari siapa pun termasuk pimpinan. Karyawan model ini juga tak bisa bekerja sama dengan orang lain karena sama sekali tak mau mendengarkan pendapat orang lain.
6. Tukang menyalahkan
Bukannya memberikan performa yang baik dalam bekerja, karyawan jenis ini justru memilih untuk menghindari pekerjan dan tanggung jawab. Jika ada kesalahan dalam bekerja, justru ia menunjuk orang lain untuk disalahkan. Sangat tak bertanggung jawab.
7. Tukang bolosHari ini ijin sakit, besok ke luar kota karena urusan keluarga. Tak jarang hilang dari meja kerja tanpa pamit. Selalu mengambil kesempatan untuk mangkir tanpa alasan yang jelas.
Orangutan di Sumatra Tinggal 200 Ekor
Liputan6.com, Banda Aceh: Aktivis
lingkungan hidup dari Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) menyebutkan
populasi orangutan (pongo pygmaenus abelii) di Sumatra hingga tahun 2012
tinggal 200 ekor. Berkurangnya populasi orangutan akibat rusaknya
habitat mereka.
"Pada tahun 2000-an populasi orangutan di wilayah
Sumatra di atas 1.000 ekor, namun pada 2012 ini sudah di bawah 200 ekor,
karena sebagian besar sudah punah akibat lingkungan mereka dirusak,"
kata advokat lingkungan hidup YEL Aceh Halim di Meulaboh, Senin (7/5).Ia menyebutkan, penyidikan terakhir, keberadaan orangutan terbesar adalah di kawasan hutan gambut Rawa Tripa di Nagan Raya dan Aceh Barat Daya, Aceh. Namun selama ini kawasan tersebut disembunyikan keberadaannya, karena ada pihak tertentu akan mencoba merusak habitat mereka.
"Sebenarnya keberadaan orangutan terbesar hasil terakhir kami melihat itu di kawasan rawa gambut Tripa, namun selama ini informasi itu ditutupi, karena akan ada pembukaan lahan baru di kawasan ini," tambahnya.
Kata Halim, selama ini isu yang digembar-gemborkan keberadaan orangutan di Bukit Lawang, Langkat, Sumatra Utara, padahal kawasan itu hanya merupakan sebagian kecil populasinya hewan mamalia ini.
Dikatakan, akibat alih fungsi lahan dari hutan gambut Rawa Tripa menjadi perkebunan sawit mulai dari Aceh Singkil hingg Kabupaten Nagan Raya, populasi orangutan terus menyusut, karena habitat mereka sudah dirusak orang tidak bertangung jawab.
Sebab itu, ia menyarankan Kementrian Kehutanan untuk merekomendasikan reboisasi kembali hutan gambut rawa tripa dan mancabut izin pembersihan lahan yang sudah pernah diberikan Gubernur Aceh dikepemimpinan Irwandi Yusf/M Nazar pada 25 Agustus 2011.
"Setelah izin ini dicabut, kawasan rawa tripa ini harus menjadi kawasan lindung di luar kawasan hutan sesuai dengan tata ruang nasional," tegasnya.
Selain itu, dengan keberadaan ketebalan rawa gambut setebal 3-5 meter itu akan mampu menyerap air dan melindunggi masyarakat sekitar dari bencana alam banjir seperti yang sering terjadi selama ini.
"Karena alih fungsi lahan pada Maret 2012 itu, warga disini mengalami gangguan pernafasan karena sudah banyak kanal-kanal perusahaan, pada saat demikian kebakaran rawa gambut sudah sangat gampang," pungkasnya.
Senjata api anggota DPR buat apa?
Liputan6.com, Jakarta: Anggota DPR
memiliki tiga tugas utama dalam menjalankan fungsinya. Ketiga hal itu
adalah soal pembentukan undang-undang, pengawasan, dan penganggaran (budgeting). Melalui fungsinya itu pula, anggota Dewan lalu memperjuangkan aspirasi rakyat yang diwakilinya.
Menurut
Ahmad Basarah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, sebagai
legislator, untuk melaksanakan ketiga hal itu, sama sekali tak
diperlukan senjata api. Bila berkaitan dengan keselamatan, menurut
Basarah, sebaiknya meminta perlindungan ke polisi."Sesuai UU Polri, tugas polisi adalah melindungi dan mengayomi masyarakat dan menegakkan hukum," kata Basarah yang juga anggota Komisi Hukum DPR melalui pesan singkat atau SMS yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa (8/5).
Basarah menambahkan, dengan alasan keselamatan lalu memiliki senjata api bukanlah jalan keluar. DPR, imbuh Basarah, bisa membantu Polri dengan membuat sistem dan regulasi supaya polisi maksimal dalam melaksanakan tugasnya.
Lantaran itulah, ia mendesak Polri supaya segera mencabut atau merevisi Surat Keputusan Kapolri yang membolehkan masyarakat sipil memiliki senjata api.
"SK Kapolri tersebut terlalu luas dan longgar, sehingga menjadi terlalu banyak senjata api beredar di tangan masyarakat. Tentu saja Polri harus meningkatkan jaminan sistem keamanan dan keselamatan warga negara dari bahaya kekerasan dan kejahatan," katanya.
Adolf Hitler Ternyata Susah Kentut
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rekam medis Adolf Hitler
menunjukkan bahwa diktator Jerman itu punya gangguan kentut, mengonsumsi
kokain untuk mengatasi gangguan sinus, menelan 28 obat sekaligus dan
mendapat injeksi ekstrak buah pelir banteng untuk meningkatkan libido.
Menurut
artikel dalam laman LiveScience, fakta-fakta tersebut terungkap dari
dokumen catatan medis Hitler yang dilelang di Alexander Historical
Auctions of Stamford.Dokumen itu meliputi sepuluh gambar X-ray tengkorak Hitler, beberapa hasil uji electroencephalogram (EEG)--alat untuk mendeteksi abnormalitas terkait aktifitas otak-- dan sketsa bagian dalam hidungnya.
Dokumen rahasia itu terdiri atas 47 halaman catatan yang dikompilasi enam dokter Hitler dengan spesialisasi berbeda, dan 178 halaman laporan tertanggal 12 Juni 1945 yang disusun Dr. Erwin Giesing sewaktu dia dimagangkan tentara Amerika.
Meski tak ada dokumen resmi tentang kesukaan Hitler pada kokain namun Giesing menulis bahwa kanselir Jerman itu menghirup bubuk kokain untuk "membersihkan sinus" dan "menenangkan" tenggorokan.
Dokumen itu juga menunjukkan bahwa der Führer yang menjadikan Nazi partai tunggal di Jerman itu "menderita gangguan perut tak terkendali" dan mengonsumsi 28 obat sekaligus untuk mengatasinya, termasuk pil "anti-gas" berbasis strychnine.
Salah satu dokternya, Theodore Morrell, juga melaporkan bahwa Hitler menerima injeksi ekstrak testis dan prostat banteng muda.
Taktik Supaya Bisa Duduk di Kereta Komuter
Tidak peduli Anda sedang berangkat ke kantor atau pulang ke rumah. Tidak peduli Anda lelaki gagah yang rajin fitness atau wanita cantik gemar berdandan. Tidak peduli Anda seorang manajer di perusahaan multinasional atau seorang kuli bangunan. Hal yang tentu Anda harapkan ketika melangkahkan kaki ke dalam sebuah kereta komuter adalah mendapat tempat duduk.
Menariknya, untuk mendapatkan ruang yang hanya sebesar 0,25 meter persegi ini, warga kereta Jabodetabek membuktikan bahwa mereka adalah ahli siasat yang tak kalah ulung dari Mourinho.
Berikut ini hasil pengamatan saya:
Salah satu strategi teranyar yang banyak dipakai adalah taktik “Serangan Balik”. Caranya, dengan sengaja menaiki kereta yang berlawanan arah (yang nantinya akan kembali ke arah tujuan) demi mendapatkan bangku kosong. Mengorbankan 15 menit tentu harga yang wajar untuk sebuah tempat duduk yang nyaman selama satu-dua jam.
Taktik yang lebih barbar adalah dengan melakukan “Serangan Mendadak” seketika kick-off dimulai. Patut diingat, warga kereta adalah penyerang-penyerang handal yang piawai dalam ruang gerak sesempit apapun dan siap menerjang seketika celah pintu terbuka. Maka Anda yang hendak turun dari kereta pada jam pulang kerja, bersiaplah menahan kejutan ini.
Saran saya, relakanlah gawang Anda kebobolan.
Bagi yang paham karakteristik lawan, taktik “Pengawasan Melekat” bisa dilakukan apabila tidak kebagian tempat duduk. Dengan mengamati kostum dan barang bawaan seseorang, kita dapat menebak kira-kira di mana orang tersebut akan turun — dan langsung merebut kursinya secepat mungkin setelah dia berdiri.
Tetapi penerapan strategi ini tidaklah mudah. Diperlukan riset yang mendalam dan jam terbang yang sangat tinggi.
Di jalur Bogor-Jakarta pada pagi hari, misalnya. Orang yang tampak muda, memakai celana jins dan sepatu keds, membawa ransel atau memegang buku, hampir pasti akan turun di Stasiun Universitas Indonesia atau Universitas Pancasila.
Orang yang membawa tas koper, besar kemungkinan akan turun di Stasiun Gambir untuk bepergian jauh. Sementara orang yang tampak mengenakan kemeja formal dipadu celana bahan, mayoritas turun di Stasiun Tebet, Manggarai, atau Cikini.
Orang yang memakai baju dinas ciri pegawai pemerintah, sangat mungkin akan turun di Stasiun Gondangdia atau Gambir karena kantor-kantor pemerintah banyak tersebar di Jalan Medan Merdeka.
Adapun salah satu strategi kreatif yang patut diacungkan jempol adalah dengan “Swasembada Kursi”. Strategi ini, saya percaya, asli produk Indonesia dan tidak akan ditemukan di negara lain. Warga kereta yang ingin menerapkan strategi ini perlu melakukan persiapan yang matang, yaitu dengan membawa kursi lipat pribadi dan duduk di koridor gerbong. Tentu perlu berhati-hati, karena cara ini agak individualis dan lawan-lawan Anda akan memandang sinis.
Dari semua taktik yang telah saya amati hingga saat ini, ada satu yang tak henti membuat saya berdecak kagum. Taktik ini membutuhkan nyali serta kemampuan menjaga keseimbangan luar biasa dari pemain, dengan risiko yang sangat tinggi. Hanya pemberani sejati yang dapat melakukannya. Nama taktiknya, “Duduk di Atap Kereta”.
Kapsul Berisi Bubuk Daging Manusia Disita
Liputan6.com, Seoul: Pihak Bea Cukai
Korea Selatan menyita ribuan kapsul selundupan dari Cina yang berisi
bubuk daging manusia berasal dari janin dan jenazah bayi, demikian
menurut para pejabat. Pihak bea cukai mengatakan kapsul yang dibuat di
Cina timur laut itu diisi bubuk yang dibuat dari jenazah bayi yang
dipotong-potong kecil dan dikeringkan di kompor.
Para pria yang
membeli kapsul itu disebutkan percaya isinya dapat meningkatkan stamina
seksual. Namun pihak berwenang menolak mengungkapkan asal bayi dan siapa
yang membuat kapsul, dengan menyatakan kemungkinan bisa menjadi
ketegangan diplomatik dengan Beijing. Para pejabat Cina sendiri berupaya
meredam produksi kapsul-kapsul itu sejak tahun lalu.Pihak Bea Cukai Korsel sudah menggagalkan 35 upaya penyelundupan kapsul sejak Agustus tahun lalu dan berhasil menyita 17.450 kapsul. Badan Pengawas Makanan Korea Selatan mulai menyelidiki kasus itu tahun lalu dan belum ada laporan terkait efek samping mereka yang mengkonsumsi kapsul itu.
Kapsul yang mengandung daging manusia itu juga diperkirakan mengandung bakteri dan bahan berbahaya lain. "Kapsul itu dipastikan mengandung bahan berbahaya bagi tubuh manusia, termasuk bakteri super. Kami perlu mengambil langkah lebih keras untuk melindungi kesehatan publik," kata seorang pejabat Bea Cukai Korsel.
Makanan dan obat beracun merupakan masalah besar di Cina. Namun, sejauh ini tidak ada yang dijatuhi hukuman karena jumlah kapsul yang disita sedikit dan tidak diperuntukkan untuk jual beli. Media Cina menyebut provinsi-provinsi di timur laut merupakan sumber kapsul seperti itu.
Saat itu Kementerian Kesehatan Cina mengatakan akan menyelidiki klaim itu. "Cina memiliki ketentuan keras terkait dengan penguburan janin dan jenazah bayi serta plasenta. Praktik apa pun terkait limbah medis seperti ini dilarang keras," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Deng Haihua.
Langganan:
Postingan (Atom)