Kasus Toyota yang mencuat di berbagai mass media di dunia akhirnya mencapai puncaknya dengan penampilan langsung dari orang nomor satu Toyota Motor Corporation, Toyoda Akio ( 53 tahun ) di depan Kongres AS pada tanggal 24 Februari 2010. Penulis yang kebetulan tinggal di negeri Sakura ikut merasakan adanya aura rakyat Jepang yang antusias untuk mengikuti jalannya sidang selama 3 jam.
Toyoda Akio ( 53 tahun ) adalah cucu dari pendiri Toyota. Toyoda Akio secara " ksatria " datang ke negeri paman Sam ( AS ) untuk bersaksi dan menjawab pertanyaan dari anggota parklemen AS. Lepas dari permasalahan yang dihadapi oleh Toyota, sikap yang ditunjukkan oleh orang nomor satu Toyota adalah sikap yang mengundang decak kagum, salut dan homat.
Penulis bukanlah orang yang bermaksud memuji Toyoda Akio secara berlebihan akan tetapi marilah kita secara fair melihat bahwa sikap yang ditampilkan oleh Toyoda Akio sedikit banyak memang sangat luar biasa. Toyoda Akio dengan sikap ksatria datang untuk mempertanggungjawabkan perusahaannya yang bermasalah. Dia berani datang untuk mempertanggungjawabkan kesalahan perusahaannya, berani untuk menerima kritikan yang menjatuhkan mental dan tidak berusaha mencari kambing hitam.
Toyoda Akio secara tegas menyatakan penyesalan yang mendalam ( di berbagai mass media Jepang dan TV, berulang kali di katakan " deeply sorry " ) atas kasus yang memakan korban kecelakaan. Dia tidak lari dari tanggung jawabnya sebagai orang nomor satu Toyota. Inilah salah satu sikap yang membuat publik dunia salut bahkan penulis pun acungkan jempol buat Toyoda Akio. Memang begitulah seharusnya sebagai orang yang bertanggungjawab.
Bandingkan dengan sikap sombong nan angkuh para CEO 3 pabrik mobil terbesar di Amerika Serikat ( GM, Ford dan Chrysler ). Bulan November 2008, ketiga CEO yang angkuh datang ke hadapan Kongres hanya untuk mengemis dana talangan ( bail out ). Sikap dari para CEO sungguh jauh berbeda dengan Toyoda Akio yang santun. Apakah pantas datang ke Kongres dengan menyewa jet swasta khusus ( dari Detroit menuju Washington DC )? Yang namanya mengemis minta dana talangan ( bail out ), artinya 3 perusahaan sudah tidak punya kemampuan ( alias nyaris sekarat dan butuh bantuan dana ) untuk survive bukan? Bagaimana mungkin masih bisa menyewa jet khusus? Sungguh sikap yang menimbulkan rasa antipati padahal pada saat itu ada ribuan karyawan yang sedang proses PHK bukan? ( sumber: TV Tokyo).
Permasalahan yang dihadapi Toyota
Masalah recall ( penarikan ) produk Toyota memang mengoncangkan dunia bahkan rakyat Jepang sendiripun malu. Masalah ini semakin menjadi-jadi setelah adanya rekaman telepon darurat dari keluarga almarhum. Keluarga ini mengalami kecelakaan yang sangat mengerikan, dimana 4 nyawa melayang. Kecelakaan yang fatal, menewaskan semua penumpang sekaligus pengemudi yaitu, Saylor ( 45 tahun ), Cleofe, istri dari Saylor ( 45 tahun ), Mahala ( 13 tahun ) dan Chris Lastrella ( 38 tahun ). Ke-4 orang ini terdiri dari sepasang suami isteri, anak perempuan dan adik dari pihak isteri. Pada saat kejadian, keluarga naas ini berada dalam mobil Lexus ( produk Toyota). Lokasi kejadian kecelakaan berada di jalan tol ( highway ) wilayah California - USA.
Adapun hasil rekaman maut adalah sebagai berikut :
" Kami di dalam Lexus dan kami sedang mengarah ke arah utara dengan kecepatan 125 km/ jam dan kami sungguh dalam masalah......pedal gas macet...rem tidak berfungsi...kami sedang mendekati perempatan....tahan...tahan dan hanya berdoa...oh God " ( sesaat kemudian putus hubungan ). Itulah percakapan terakhir dari keluarga korban kecelakaan, sungguh menyedihkan. Bagaimanapun rasa kehilangan anggota keluarga secara tragis memang tidak akan tergantikan.
Akibat kasus recall Toyota yang mencuat pesat, tercatat lebih dari 1,09 juta mobil Toyota di Amerika Serikat dan Eropa terkena recall ( pemanggilan kembali ). Recall dilakukan di dealer terdekat untuk memperbaiki pedal gas. Konon, pedal gas bermasalah karena pedal gas menyangkut di karpet yang tidak menempel secara benar di lantai mobil. Ada 5 model yang harus menghadapi recall yaitu, Highlender produksi 2008 - 2010, Corolla 2009 - 2010, Venza 2009 - 2010, Matrik 2009 - 2010 dan Pontiac Vibe 2009 - 2010. Sumber mengenai 5 model produk Toyota dikeluarkan oleh regulator federal.
Kasus Toyota ini pun membikin Menteri Transportasi Jepang, Seiji Maehara turun tangan sekaligus menepis prasangka buruk bahwa produk mobil Jepang diragukan kualitasnya. Sungguh momen yang tepat. Langkah yang ditempuh Seiji Maehara perlu dilakukan agar problem Toyota tidak menyeret perusahaan -perusahaan Jepang lain di luar negeri ataupun produk Jepang.
Penulis pun menemukan fakta bahwa sebenarnya recall adalah hal yang biasa dalam industri otomotif. Menurut Nikkei Shimbun ( koran bisnis Jepang ), mobil-mobil buatan paman Sam pun berulangkali menghadapi masalah recall. Bulan Oktober 2009, Ford menyelesaikan kasus recall yang melibatkan 14 juta mobil ( lebih besar jumlahnya dari Toyota bukan? ). Masalah yang dihadapi adalah kurang sempurnanya cruise control. Begitu pula dengan pihak GM ( General Motors ) melakukan recall sekitar 850.000 mobil akibat masalah wiper ( penghapus air ) di kaca depan. Desember 2007, Chrysler pun melakukan recall terhadap 575.000 mobil karena kurang sempurnanya gigi perseneling.
Honda melakukan recall dibulan Februari 2010 karena Airbag model Inflator Dual Igniter yang bermasalah dan juga masalah power window system. VW pun di bulan Februari 2010 menarik 200.000 mobil model Novo Gol dan Novo Voyage di Brazil karena masalah bearing roda belakang yang sering kurang pelumas. Bahkan Peugeot Citroen me-recall 97.000 mobil di Eropa untuk model peugeot 107 dan Citroen C1 karena masalah pedal gas. Dan masih ada banyak lagi kasus recall mobil di dunia ini.
Pihak -pihak yang berkepentingan dengan kasus Toyota
Memang tidak dapat di pungkiri bahwa Toyota benar bermasalah dengan pedal gas yang memakan korban jiwa dalam kecelakaan ( total 34 korban jiwa ), akan tetapi siapakah pihak yang sengaja memblow-up kasus Toyota dan yang paling diuntungkan? Banyak kalangan rakyat Jepang yakin pemerintah USA ada dibalik semuanya. Tujuannya hanya satu yaitu proteksionisme terhadap perusahaan asing di USA.
Hanya kebetulan Toyota bermasalah dan diperberat dengan ditemukannya rekaman terakhir keluarga korban kecelakaan itulah maka GM, Ford dan Chrysler berusaha menjatuhkan reputasi Toyota di USA. Jangan lupa November tahun 2008, GM, Ford, dan Chrysler mengemis dana talangan ( bail out ) kepada pemerintah AS. KoKiers, ada dugaan bahwa politik bisnis pemerintahan AS turut bermain dalam recall Toyota karena mereka pun ingin menggeser kedudukan Toyota yang sudah merajai pasar mobil di USA bukan?
Dugaan semakin kuat bahwa bukan sekedar recall produk Toyota dan pedal gas. Besar kemungkinan bahwa ada udang di balik batu dengan cara-cara " kurang elegan " untuk menjatuhkan Toyota. Hal ini sudah bukan hanya menyangkut Toyota akan tetapi berlatar belakang politik antar kedua negara yaitu USA dan Jepang.
Pemerintah USA hanya ingin mendorong kenaikan pemasaran mobil buatan USA yang pernah menjadi " tuan rumah " di USA hingga dekade 1970-an. Itulah sebabnya, kasus Toyota di blow-up oleh pihak -pihak yang berkepentingan. Terbukti dikala kasus recall Toyota mecuat, pihak GM ( saingan Toyota ) segera melakukan perang urat syaraf untuk menjelek-jelekkan produk Toyota, akan tetapi ternyata usaha GM tetap tidak bikin rakyat USA berpindah untuk membeli produk GM bukan?
Toyota yang didirikan pada bulan September 1933. Pendiri Toyota yang legendaris adalah Kiichiro Toyoda. Motto Toyota yang terkenal adalah " customer first ", menjunjung tinggi kualitas dan pelayanan yang prima terhadap produknya. Memang bukan pekerjaan mudah buat Toyota untuk memulihkan nama baiknya akibat kasus recall, akan tetapi penulis masih yakin 100% bahwa Toyota akan menangani permasalahannya dengan baik. Ganbatte kudasai.
Akhir kata, kasus recall Toyota beserta " bumbu-bumbu penyedapnya " adalah suatu hal yang sering terjadi di dunia bukan? Resiko bisnis yang mungkin bisa saja menimpa setiap perusahaan bahkan perusahaan sekaliber dunia sekalipun. Tiba- tiba saya teringat salah satu pepatah, " Lebih baik kalah secara jantan ( gentle ) daripada menang secara keji ". Pelajaran yang berharga buat Toyota dan juga pihak -pihak yang berkepentingan untuk menjatuhkan Toyota.
Sumber : Kaskus.us