Bendungan Oangan di Sungai Ayung, Denpasar timur dibangun tahun 1925,
namun intervensi tidak menimbulkan masalah terhadap subak yang telah
diterapkan secara turun temurun.
Denpasar (ANTARA
News) - Penjajah Belanda pernah melakukan intervensi terhadap sistem
pertanian tradisional subak di Bali dengan membangun bendungan permanen
"Bendungan Oangan di Sungai Ayung, Denpasar timur dibangun tahun
1925, namun intervensi tidak menimbulkan masalah terhadap subak yang
telah diterapkan secara turun temurun," kata Guru Besar Universitas
Udayana Prof Dr I Wayan Windia, MS yang juga ketua grup riset sistem
subak Unud di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, penjajah Belanda dalam membangun bendungan permanen
itu tidak mencampuri sistem subak di tingkat jaringan tersier dalam
kawasan subak.
Kondisi itu sangat berbeda dengan proyek-proyek jaringan tersier
yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sejak tahun 1970-an yang
menjangkau hingga jaringan tersier.
Upaya tersebut dengan merubah sistem bangunan bagi air (tembuku)
dari sistem "numbak" menjadi sisten "ngerirun" telah menimbulkan
konflik, karena perubahan itu tidak serasi dengan sosio-kultural
masyarakat setempat.
Prof Windia menjelaskan, subak tidak memiliki kewenangan untuk
merombak bangunan bagi air milik proyek (pemerintah) karena bisa
dikenakan sanksi pidana. Untuk tetap menjaga harmoni, subak dalam
mengatasi masalah tersebut dengan cara tidak memanfaatkan bangunan
proyek tersebut, namun tetap memanfaatkan bangunan pembagi air
sebelumnya, tutur Prof Windia.
Sejumlah ahli mancanegara tercatat pernah melakukan penelitian terhadap kearifan lokal yang terkandung dalam subak di Bali.
Peneliti asing itu antara lain Grader, Geertz dan Lansing,
disamping peneliti nasional dan lokal Bali. Grader misalnya melakukan
penelitian tentang subak dengan wilayah kajian di Kabupaten Jembrana,
Bali barat pada tahun 1984. Sementara Geertz mengambil lokasi kajian di
daerah gudang beras Kabupaten Tabanan serta Kabupaten Badung dan
Klungkung pada tahun 1959 serta Lansing melakukan penelitian di
Kabupaten Bangli pada tahun 1991.
(ANTARA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar