Kamis, 20 Mei 2010

Orang Indonesia dibalik Kesuksesan Bulu Tangkis China




Salah satu orang penting di balik keberhasilan Tiongkok menguasai bulu tangkis dunia adalah Tong Sin Fu alias Tang Xianhu. Pelatih kelahiran Lampung itu pernah memoles generasi emas bulu tangkis Indonesia. Dia terpaksa kembali ke Tiongkok karena permohonannya menjadi WNI (warga negara Indonesia) ditolak.

M.DINARSA KURNIAWAN, Hyderabad
Sumber: Jawa Pos 22 Agustus 2009
Foto-foto: Xinhua 



PRIA renta itu hampir selalu berada di tepi lapangan setiap kali Lin Dan tampil pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009. Kepalanya terbungkus topi dan sebuah tas diselempangkan di pundak. Lin Dan, pebulu tangkis tunggal pria andalan Tiongkok, selalu menoleh ke arah pria itu setiap kali lawan berhasil menerobos pertahanannya. Menunggu instruksi.

Lin Dan, yang sejatinya hanya diunggulkan di peringkat kelima, akhirnya berhasil menjadi juara dunia di Gachibowli Indoor Stadium, Hyderabad, 10?16 Agustus lalu. Keberhasilannya, antara lain, berkat instruksi pria tua yang tak lain adalah Tong Sin Fu, pelatih tim nasional (timnas) Tiongkok.

Itu adalah gelar juara dunia ketiga bagi pemain berjuluk Super Dan tersebut, setelah memenanginya pada 2006 dan 2007. Di partai final, Tong tak tampak di pinggir lapangan lagi. Alasannya, mungkin, partai tersebut mempertemukan sesama pemain Tiongkok, Lin Dan v Chen Jin.

Tong adalah sosok yang sangat berjasa bagi kemajuan bulu tangkis di negeri terpadat di dunia itu. Sentuhan magisnya membuat Tiongkok menjadi raksasa bulu tangkis di era modern ini. Para pemain Tiongkok, dalam beberapa tahun terakhir, memang bermain dengan kemampuan jauh di atas pemain mana pun. Tak heran, pada kejuaraan di India itu timnas Tiongkok hanya kehilangan gelar ganda campuran. Empat nomor lain dikuasai pemain Tiongkok. Bahkan, tiga partai final berlangsung antarpemain Tiongkok.

Sebaliknya, Indonesia terpuruk. Nova Widianto/Liliyana Natsir, satu-satunya wakil di final kerjuaraan itu,?dikalahkan duet Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl.

Melatih pemain Tiongkok, kata Tong, tidak terlalu susah. Sebab, mereka sangat berbakat. "Di Tiongkok, para pemandu bakat telah menyediakan pemain-pemain bagus. Kami, para pelatih, tinggal memoles," katanya dengan bahasa Indonesia yang masih fasih.

Tong memang lahir dan besar di Indonesia. Tepatnya di Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. "Di Tiongkok, nama saya sering disebut Tang Xianhu atau Tang Hsien Hu, bergantung dialek daerah masing-masing. Tapi, orang tua saya memberi nama Tong Sin Fu," paparnya kala ditemui di sela Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009. Ketika masih menangani timnas Indonesia, dia punya nama Fuad Nurhadi.

Tak kurang dari tiga puluh tahun dia menjadi pelatih bulu tangkis. Kepelatihannya berawal pada akhir 1979, saat dia mulai gantung raket. Selama enam tahun Tong memoles para pemain wanita Tiongkok. Di antaranya Li Lingwei dan Han Aiping. Dua pebulu tangkis andalan Tiongkok di era 1980-an.

Kemudian pada 1986 Tong melatih di Indonesia. Awalnya, dia tidak menangani pemain Pelatnas Cipayung. Dia melatih di klub Pelita Jaya milik Aburizal Bakrie. Ketika itu dia dikontrak USD 750 per bulan. Setelah itu Tong ditarik untuk menangani pebulu tangkis yang ditempa di Pelatnas Cipayung.

Ketika itu sejumlah pemain legendaris nasional masih di pelatnas. Seperti Liem Swie King di masa-masa akhirnya, Icuk Sugiarto, dan Hastomo Arbi. Kemudian, dia ikut membidani lahirnya para pemain generasi emas, seperti Alan Budikusuma, Ardi B. Wiranata, dan Hariyanto Arbi.

Bahkan, Tong mengantarkan Alan meraih medali emas bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992. Waktu itu Susi Susanti juga berhasil meraih emas sehingga dijuluki pengantin emas. "Para pemain Indonesia saat itu memang berbeda dengan yang ada sekarang," katanya.

"Secara kualitas mereka lebih baik. Selain itu, saya lihat mereka punya semangat dan kemauan keras untuk menjadi juara," lanjut pria 68 tahun itu. "Filosofi saya sebagai pelatih adalah bukan pelatih yang harus pandai, melainkan pemain sendiri. Tugas pelatih hanya membantu," sambungnya. Pemain terakhir Indonesia yang ditangani adalah Hendrawan yang juga sempat menyabet juara dunia.



TAHUN 1982: Pelatih Tang Xianhu bersama pemain ganda putri Tiongkok: Lin Ying dan Wu Dixi


Pada 1998 dia memutuskan kembali ke Tiongkok setelah permohonannya menjadi warga negara Indonesia (WNI) ditolak. "Kenapa itu (penolakan menjadi WNI, Red) diungkit-ungkit lagi. Itu sudah cerita lama," kata pria yang kini menetap di Fuzhou tersebut. "Waktu itu saya sudah berusaha mati-matian untuk menjadi WNI, tapi tetap tidak dikabulkan. Apa mau dikata," katanya.

Dia hanya terdiam ketika ditanya apakah masih ingin menjadi WNI. "Saya cukup bahagia dengan posisi saya saat ini. Kalau toh bisa menjadi WNI, sekarang usia saya sudah lanjut," kata suami Li Qing itu, sembari sesekali membenarkan letak topinya.

Meski begitu, dia belum tahu kapan akan pensiun sebagai pelatih. "Saya menikmati peran saya sekarang. Selama saya masih kuat, saya akan terus melatih. Sebab, di usia ini kalau tidak ada kegiatan, malah tidak enak," paparnya.

Di Tiongkok, Tong tak langsung melatih tim nasional, melainkan menjadi pelatih tim bulu tangkis Provinsi Fujian. Tak lama kemudian, dia melatih timnas Negeri Panda itu. Pada Olimpiade Sydney 2000, dia harus melihat anak didiknya, Xia Xuanze, menyerah di tangan Hendrawan yang pernah dilatihnya.

Namun, Hendrawan hanya meraih perak di Olimpiade itu setelah di final dikalahkan Ji Xinpeng, pemain lain Tiongkok. Salah satu keberhasilan Hendrawan saat itu berkat arahan Tong Sin Fu. Sebaliknya, keberhasilan Ji Xinpeng mengalahkan Hendrawan "yang kini melatih tim Malaysia" juga berkat sentuhan Tong Sin Fu.

Setelah itu Tong ikut membidani lahirnya para pebulu tangkis andalan Tiongkok saat ini. Misalnya, Lin Dan, Chen Jin, Bao Chunlai, dan ganda pria Cai Yun/Fu Haifeng. Nama-nama inilah yang beberapa tahun terakhir mendominasi peta persaingan bulu tangkis dunia. Bahkan, selain mengantarkan Lin Dan hat-trick juara dunia, dia berhasil mengantar Super Dan meraih medali emas Olimpiade Beijing tahun lalu.

Tong merupakan salah satu pemain junior Indonesia terbaik di era 1950-an. Pada 1960, dia pergi ke Tiongkok bersama rekannya, Hou Chia Chang, asal Surabaya. "Saya meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studi sambil bermain bulu tangkis," tutur bapak dua anak itu.

Dia meninggalkan orang tua dan tiga saudaranya, yang saat itu tinggal di daerah Pejompongan, Jakarta.

Di Tiongkok karir bulu tangkis Tong Sin Fu melesat. Hanya dalam lima tahun dia sudah menjadi juara nasional. Gelar itu dikuasai sampai 1975. Hou Chia Cang juga berhasil. Mereka berdua dijuluki Raksasa Tiongkok karena keperkasaannya.

Sayang, ketika itu pemerintah Tiongkok tak mengizinkan atlet-atletnya mengikuti turnamen di Eropa atau di negara-negara yang tak sepaham. Akibatnya, nama mereka berdua tidak begitu dikenal secara internasional. Tapi, pers Barat yang mengendus keberadaan mereka menganggapnya sebagai kekuatan tersembunyi. Tong hanya tampil di Ganefo (Games of The New Emerging Forces) 1963 dan 1966. Dia menjadi juara tunggal pria.

Pada 1976, ketika rezim komunis Tiongkok mulai terbuka dan mengizinkan atlet-atletnya bermain di luar negeri, Tong dan Hou mulai menunjukkan kemampuan. Bahkan, di sebuah laga ekshibisi, Tong berhasil menggilas pemain terbaik Eropa saat itu, Erland Kops, dengan skor sangat telak, 15-0, 15-0. Oleh pers Barat, Tong dijuluki The Thing.

Ketika itu dominasi tunggal pria dunia di tangan Rudy Hartono yang berhasil menjuarai All-England delapan kali. Tapi, Tong maupun Hou tidak sempat ditarungkan dengan jagoan Indonesia itu.

Mereka pernah bertemu Iie Sumirat dalam sebuah even antarpemain Asia di Bangkok pada 1976. Iie Sumirat berhasil memecundangi keduanya. Saat dikalahkan Iie Sumirat, usianya sudah 34 tahun. Tak lama kemudian, dia memutuskan gantung raket, dan menjadi pelatih.

Tong mengaku, meski sudah tak tinggal dan melatih di Indonesia, dia terus memperhatikan perkembangan bulu tangkis di negeri kelahirannya ini. Dia tak menampik, saat ini prestasi bulu tangkis nasional memang tak sebaik di era-era sebelumnya. Tapi, dia yakin, Indonesia kembali bangkit. "Hanya masalah waktu menunggu bulu tangkis Indonesia berkibar kembali," ucapnya.

Dia mengaku masih punya banyak sanak-saudara di Indonesia. Sesekali dia pulang ke Indonesia. Kedua anaknya "dia tidak mau menyebutkan namanya" juga dilahirkan di Indonesia.

Tong adalah contoh mutiara berharga yang disia-siakan.



TANG XIANHU melawan HOU JIACHANG di Tiongkok.

giealfonsin.blogspot.com

Sejarah Pedang Masamune


Masamune, juga dikenal sebagai Nyūdō Goro Masamune (c.1264-1343 AD), secara luas diakui sebagai swordsmith Jepang terbesar. Karena tidak ada tanggal yang pasti dikenal karena kehidupan Masamune, ia telah mencapai status hampir legendaris. Pada umumnya disepakati bahwa ia membuat sebagian besar pedangnya pada akhir 13 dan awal abad ke-14, 1288-1328. Dia menciptakan pedang, yang dikenal sebagai tachi dalam bahasa Jepang dan belati disebut Tanto, dalam tradisi Soshu. Beberapa cerita daftar nama keluarganya sebagai Okazaki, tetapi beberapa ahli percaya bahwa ini adalah fabrikasi untuk meningkatkan berdiri dari keluarga Tokugawa
haxims.blogspot.com
Sebuah penghargaan untuk swordsmiths ada disebut Masamune hadiah yang diberikan pada Kompetisi Membuat Pedang Jepang. Meskipun tidak diberikan setiap tahun itu disajikan kepada swordsmith yang telah menciptakan sebuah karya yang luar biasa.

Masamune diyakini telah bekerja di Provinsi Sagami selama bagian terakhir dari Periode Kamakura (1288-1328), dan ia berpikir bahwa ia dilatih oleh swordsmiths dari Bizen dan provinsi Yamashiro, seperti Saburo Kunimune, Awataguchi Kunitsuna dan Shintōgo Kunimitsu.

Style
Pedang dari Masamune memiliki reputasi untuk kecantikan unggul dan berkualitas, luar biasa dalam suatu periode dimana baja yang diperlukan untuk pedang sering tidak murni. Dia dianggap telah dibawa ke kesempurnaan seni "nie" (kristal martensit tertanam dalam matriks perlit, pikir menyerupai bintang di langit malam).

Masamune belajar di bawah Shintōgo Kunimitsu dan membuat pisau di suguha (garis lurus marah) tapi dia membuat Hamon notare megah, di mana ujung tombak pisau ditempa perlahan sampai api itu padam. Ada juga beberapa bilah dengan ko-midare (penyimpangan kecil), sebuah gaya yang tampaknya telah disalin dari Provinsi Bizen Lama dan gaya Hoki. karya-Nya dengan baik ditandai dengan kaya chikei (garis abu-abu jelas di tepi terkemuka), kinsuji (baris seperti kilat melesat di pisau) dan nie indah (bayangan abu-abu di depan mata pisau yang disebabkan oleh quenching).

Pedang yang dibuat oleh Masamune sering dirujuk dengan nama smith (seperti dengan bagian lain dari karya seni), sering dengan nama untuk pedang individu juga. The "
Honjo Masamune", sebuah simbol dari Keshogunan Tokugawa dan diturunkan dari satu shogun ke yang lain, mungkin adalah pedang Masamune terkenal.
Honjo Masamune
haxims.blogspot.com
Honjo Masamune mewakili keshogunan selama sebagian besar periode Edo dan telah lulus dari satu Shogun yang lain. Ini adalah salah satu yang paling dikenal dari pedang yang diciptakan oleh Masamune dan diyakini menjadi salah satu pedang Jepang terbaik yang pernah dibuat. Itu membuat Jepang Nasional Treasure (Kokuhô) pada tahun 1939. Nama Honjo mungkin muncul karena hubungan ini pedang kepada "Honjo umum Echizen Kami tidak" Shigenaga yang mendapatkan pedang dalam pertempuran.

Honjo Shigenaga, umum Uesugi Kenshin di abad ke-16, diserang oleh Umanosuke yang sudah memiliki sejumlah kepala piala. Shigenaga diserang dengan Honjo Masamune yang memisahkan helm, tapi ia selamat dan mengambil pedang sebagai hadiah. pisau itu jumlah koin dari pertempuran besar tetapi masih bisa digunakan. Itu disimpan oleh Shigenaga sampai ia dikirim ke Fushimi Castle, Bunroku sekitar 1592-1595. Shigenaga kehabisan dana dan terpaksa menjual pedang untuk Toyotomi Hidetsugu, keponakan Toyotomi Hideyoshi dan pengikut. Ini dibeli selama 13 Mai, 13 Oban), yang 13 koin emas besar. pisau itu kemudian dinilai dalam Kyoho Meibutsu Cho pada Mai 1000.

Kemudian pergi ke Toyotomi Hideyoshi, Yoshihiro Shimazu Hyogo, lagi pada Hideyoshi, Tokugawa Ieyasu, Tokugawa Yorinobu, dan akhirnya Tokugawa Ietsuna. Ini tetap di cabang Kii dari keluarga Tokugawa, pemilik terakhir yang diketahui sebagai Tokugawa Iemasa pada akhir Perang Dunia II.

Rupanya Tokugawa Iemasa memberikan Honjo Masamune dan 14 pedang lainnya ke kantor polisi di Mejiro pada bulan Desember 1945. Tak lama kemudian pada bulan Januari 1946, polisi Mejiro memberikan pedang ini untuk Sgt. Coldy Bimore (US Kavaleri 7). The Honjo Masamune adalah dengan sebuah keraguan yang paling penting dari Nihonto hilang, masih hari ini lokasi saat pedang tidak diketahui.




Ditandatangani dari karya Masamune jarang terjadi. Contoh "
Fudo Masamune", "Kyogoku Masamune", dan "Daikoku Masamune" diterima sebagai karya asli-nya. Dilihat dari gayanya, ia aktif dari zaman Kamakura akhir periode Nanboku-cho.

pedang-Nya yang paling sering dikutip antara mereka yang terdaftar dalam Kyôho Meibutsu Cho, katalog pedang yang sangat baik dalam koleksi daimyos edited selama era Kyoho oleh keluarga Hon'ami penilai pedang dan Pemoles. katalog itu dibuat atas perintah dari Yoshimune Tokugawa dari Keshogunan Tokugawa di 1714 dan terdiri dari tiga buku. Buku pertama dikenal sebagai Sansaku Nihon adalah daftar dari tiga pandai besi pedang terbesar di mata Toyotomi Hideyoshi termasuk Etchu Matsukura Umanosuke Go Yoshihiro, Awataguchi Toshiro Yoshimitsu, dan daftar 41 Nyudo pisau oleh Goro Masamune. Tiga buku bersama daftar 61 pisau oleh Masamune. Ada pisau jauh lebih terdaftar untuk Masamune dari pedang gabungan dua berikutnya pandai besi. Diketahui bahwa Hideyoshi memiliki gairah untuk pandai pedang Soshu yang mungkin menjelaskan hal ini. Sepertiga dari semua pedang yang tercantum adalah pisau Soshu oleh banyak para empu Soshu terbesar termasuk siswa Masamune's.

Perbandingan dengan Muramasa

Pedang Masamune sering dibandingkan orang-orang dengan Muramasa, penempa pedang lain Jepang. Muramasa telah digambarkan sebagai alternatif (salah) sebagai kontemporer penuh Masamune, atau sebagai mahasiswa Masamune's. Sejak Muramasa tanggal karyanya, diketahui ia bekerja benar sekitar 1500 M, dan dengan demikian ia tinggal terlambat untuk bertemu Masamune. Dalam legenda dan fantasi, pisau adalah Muramasa digambarkan sebagai haus darah atau jahat sementara itu Masamune dianggap sebagai tanda seorang prajurit internal damai dan tenang.

Legenda dari Masamune dan Muramasa

Sebuah legenda bercerita tentang tes mana menantang tuannya Muramasa, Masamune, untuk melihat siapa yang bisa membuat pedang yang lebih baik. Mereka berdua bekerja tanpa kenal lelah dan akhirnya, ketika kedua pedang selesai, mereka memutuskan untuk menguji hasil. Kontes ini untuk masing-masing untuk menunda pisau di sebuah sungai kecil dengan ujung tombak menghadapi arus. pedang Muramasa, para Yosamu Juuchi (10.000 Dingin Malam) memotong segala sesuatu yang melewati jalan; ikan, daun mengambang di sungai, udara sangat yang meniup di atasnya. Sangat terkesan dengan karya murid-nya, Masamune menurunkan pedangnya, yang Yawarakai-Te (Tender Hands), ke dalam saat ini dan menunggu dengan sabar. Tidak daun dipotong, ikan yang berenang sampai ke hal itu, dan udara mendesis seperti lembut meniup oleh pisau. Setelah beberapa saat, Muramasa mulai mengejek tuannya karena tidak jelas tentang keterampilan dalam pembuatan pedang. Tersenyum sendiri, Masamune menarik pedangnya, mengeringkannya, dan berselubung itu. Sementara itu, Muramasa itu heckling padanya karena ketidakmampuan pedangnya untuk memotong apa pun. Seorang rahib, yang telah menonton seluruh cobaan, berjalan mendekat dan membungkuk rendah kepada dua tuan pedang. Dia kemudian mulai menjelaskan apa yang telah dilihatnya.

"Yang pertama dari pedang itu oleh semua account pedang baik, tetapi adalah haus darah, pisau yang jahat, karena tidak membedakan untuk siapa atau apa yang akan dipotong. Ini hanya mungkin juga akan menebang kupu-kupu sebagai kepala memutuskan Yang kedua. adalah dengan jauh lebih baik dari dua, karena tidak sia-sia potong yang tidak bersalah dan tidak layak. "

Dalam cerita, baik pisau memotong daun yang turun di sungai saat ini sama baiknya, tapi daun akan menempel pada pisau Muramasa sedangkan mereka akan terpeleset di Masamune melewati setelah diiris. Atau alternatif kedua daun dipotong, tetapi mereka dipotong dengan pisau Masamune itu akan reformasi saat bepergian ke sungai. Namun versi lain memiliki daun yang diiris oleh pisau Muramasa sementara daun itu ditolak oleh Masamune, dan lain lagi memiliki daun yang diiris oleh pisau Muramasa dan disembuhkan oleh Masamune's.

Dalam cerita lain Masamune Muramasa dan dipanggil untuk membuat pedang untuk Shogun atau Kaisar dan pedang selesai diselenggarakan di air terjun. Hasilnya adalah sama dengan cerita lain, dan pedang Masamune adalah pedang dianggap suci. Dalam salah satu versi cerita Muramasa dibunuh untuk membuat pedang jahat.

Sementara semua legenda yang dikenal dari dua yang pernah mengalami bertemu secara historis tidak mungkin, baik pandai besi secara luas dianggap sebagai simbol untuk era masing-masing.


giealfonsin.blogspot.com


(pic) Gadis-Gadis F1 yang Seksi dan Cantik


haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com


Giealfonsin.blogspot.com

Bising di Mal Bisa Sebabkan Tuli pada Balita


haxims.blogspot.com
Usahakan tidak terlalu sering membawa buah hati ke tempat yang terlalu ramai dan bising seperti mal. Sebab, kebisingan di mal merupakan penyebab tertinggi ketulian pada anak balita.

Dan perlu Anda ketahui, bising di tempat permainan anak di mal-mal cukup tinggi yaitu 90-95 decibel (db). Sementara batas aman bising adalah 80 db. Jika terjadi di atas batas aman bising bisa merusak pendengaran. Biasanya pada kondisi bising seperti ini, para pekerja industri harus menggunakan alat proteksi bising atau hanya boleh berada di lokasi tersebut 1-2 jam saja. Bagaimana dengan anak-anak?

Berdasarkan laporan yang dikutip dari jurnal Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT), menyatakan bahwa anak-anak lebih rentan dan lebih sensitif mengalami kelelahan organ koklea di telinga, bisa menyebabkan gangguan pendengaran menetap.

Dan berdasarkan pengamatan Komnas PGPKT, kondisi bising di tempat main anak-anak saat ini sungguh memprihatinkan. Apalagi, hingga saat ini belum juga mendapat perhatian dari pemerintah untukmenanggulangi masalah ini.

Ketua Komnas PGPKT, Damayanti Soetjipto yang ditemui pada pencanangan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran di SDN 05 Rawasari, Jakarta Pusat, Rabu 3 Maret 2010 , berharap agar pemerintah segera berupaya melindungi anggota masyarakat dengan membuat regulasi untuk membatasi paparan bising di area publik termasuk area bermain anak di mal-mal seluruh Indonesia.


Giealfonsin.blogspot.com

Jepang meluncurkan botol coca cola berbentuk bola world cup 2010


Untuk menghormati FIFA piala dunia 2010, coca cola Jepang meluncurkan botol yg manis dan imut berbentuk bola. Peluncuran pertama dilakukan pada tgl 17 Mei 2010 di Jepang.

haxims.blogspot.com


Botol coca cola yg berbentuk bola ini terbuat dari plastik yg berkapasitas 400ml. Sebenarnya botol coca cola berbentuk bola ini tidak benar2 bulat seperti bola, tapi kesannya benar2 seperti bola.
haxims.blogspot.com


Giealfonsin.blogspot.com


Jessica Watson, Gadis 16 Tahun Mengelilingi Dunia Dengan Perahu Pink nya


Jessica Watson melakukan perjalanan dengan perahu pinknya berlangsung 210 hari, selama ini dia bepergian 23.000 mil laut. Dia meninggalkan Sydney pada 18 Oktober 2009, melintasi Samudera Pasifik, maka khatulistiwa, ia memutari Cape Horn (titik paling selatan Amerika Selatan), kemudian melintasi Samudra Atlantik ke Afrika Selatan dan kemudian melintas menyeberangi Samudera Hindia dan sepanjang pantai selatan Australia. Sebelumnya, peserta termuda di seluruh dunia adalah Hamilton 17 tahun Mike Perham. Sementara itu, catatan di tunggal milik Australia Jesse Martin, yang membuat perjalanan pada usia 18 pada tahun 1999. Pelayaran Watson, bagaimanapun, tidak akan diakui secara resmi sebagai catatan dalam hal apapun untuk mencegah orang tua mendorong anak-anak muda ambisius ke laut.....

haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com

sambutan meriah waktu pulang ke negaranya australia

haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com




Giealfonsin.blogspot.com


(pic) Gadis-Gadis Gothic Jepang



haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com
haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

haxims.blogspot.com

Giealfonsin.blogspot.com