Sabtu, 16 November 2013

Perompak Somalia Benci Lagu-lagu Britney Spears

Perompak Somalia Benci Lagu-lagu Britney Spears

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Ketika Anda pergi mengarungi lautan lepas, jangan lupa membawa rekaman lagu Brittney Spears.
Karena, lagu-lagu itu akan membuat bajak laut Somalia yang terkenal garang, lari tunggang-langgang.
Rachel Owen, seorang perwira kapal dagang Inggris, mengakui memersenjatai diri dengan musik dari bintang pop asal Amerika Serikat (AS), untuk menakut-nakuti para perompak Somalia.
"Lagu-lagunya dibenci para perompak," ujarnya seperti dikutip dari Upi.com Rabu (30/10/2013).
"Mereka (perompak) tidak bisa mendengar atau melihat kebudayaan Barat, sehingga hits Britney adalah senjata yang sempurna," imbuhnya.
Penggunaan musik sebagai senjata, menurut The Atlantic Wire, telah lama digunakan dan dikenal dengan nama Perangkat Pertahanan Akustik Jarak Jauh (LRAD).
Menurut Daily Beast, militer dan intelijen sering menggunakan musik untuk mendorong musuh ke titik puncak. (*)

Orang Kaya Jakarta Pembeli Lamborghini Spesial Terbanyak di Dunia

Orang Kaya Jakarta Pembeli Lamborghini Spesial Terbanyak di Dunia

Otosia.com -
Sekitar Rp 15 miliar harus dirogoh demi Lamborghini edisi spesial ulang tahun yang berbasis Aventador dan dipasarkan di Indonesia. Sejumlah konsumen Tanah Air sendiri tercatat membelinya sebanyak 12 unit.
Dengan jumlah terbatas 200 unit untuk seluruh dunia, Indonesia diklaim sebagai yang terbanyak membeli mobil tersebut, terutama Jakarta (11 unit).
"Di Asia, Indonesia nomor satu untuk pembelian Aventador 50th. Indonesia gerak cepat pesan Lamborghini spesial. Jakarta, kota paling banyak dapat Aventador 50th. Di dunia sendiri, paling 1 kota dapat 1-2 unit, jadi memang bisa dikatakan Jakarta paling banyak," ungkap Johnson Yaptonaga, CEO Lamborghini Jakarta, selepas peluncuran mobil sport tersebut di Jakarta.

Lamborghini Aventador


Jatah di Indonesia itu mencuil angka jatah penjualan untuk kawasan Asia yang secara total untuk sejumlah negara sebanyak 70 unit.
Untuk kespesialan yang mengiringi harganya, ia punya mesin lebih bertenaga dibanding Aventador versi standar, peningkatan level aerodinamika, hingga warna cat baru untuk edisi ulang tahun yang diberi nama Giallo Maggio (May Yellow).
Soal warna cat, Giallo Maggio dipilih sebagai penghargaan untuk warna yang paling disukai dan dipilih oleh pelanggan sejak berdirinya Lamborghini pada Mei 1963.

Lamborghini Aventador

Aventador Edisi Khusus Bisa Pesan Tanda Tangan

Aventador Edisi Khusus Bisa Pesan Tanda Tangan

Lamborghini Aventador

Otosia.com -
Selayaknya mobil mewah, ada kekhususan yang ditawarkan pada Lamborghini Aventador 50th Anniversary berupa fitur personal. Konsumen Indonesia yang membelinya tidak hanya memperoleh edisi terbatas, tetapi juga bisa memesan sejumlah detail sesuai keinginan.
"Ada personal fiturnya. Tanda tangan, warna, jok," kata Johnson Yaptonaga, CEO Lamborghini Jakarta, dalam peluncuran mobil berharga hingga sekitar Rp 15 miliar ini.
Upacara peluncuran Aventador 50th Anniversary di Indonesia diadakan di Jakarta. Namun semua unit sebanyak 12 mobil yang ditawarkan sudah habis dijual ke miliarder Tanah Air.

 Lamborghini Aventador

Dari 12 unit yang ditawarkan, sebanyak 11 di antaranya dibeli oleh mereka yang berdomisili di Jakarta. Satu lainnya dibeli oleh konsumen asal Bandung, Jawa Barat.
Dua model diluncurkan dan keduanya masuk ke Indonesia dengan harga coupe atau atap tertutup 1,250 juta dolar, sementara model atap terbuka atau roadster sebagai yang termahal dilepas dengan harga dengan 1,350 juta dolar.

Masihkah radio jaya di udara?





radio.thinkstock 

MERDEKA.COM. Mbah Waginah (86) masih setia dengan radio merek Nasional-nya. Hampir 20 jam siaran radio itu terus berbunyi tanpa henti setiap harinya. Lagu-lagu campur sari dan siaran wayang kulit yang diputar tiap malam Minggu menjadi teman pengantar tidurnya.

"Ya wong nonton TV sudah ndak bisa. Cuma tinggal kuping yang masih bisa dengerin," ujar Mbah Waginah saat berbincang dengan merdeka.com di rumah anak keduanya di Bogor, Jumat (15/11) kemarin.

Mbah Waginah sejak 10 tahun lalu memang mengalami gangguan dengan kedua matanya karena dimakan usia. Nenek yang telah dikaruniai 13 cucu itu pun menjadikan radio yang tunning-nya telah disolasi itu sebagai teman setianya di usia senja.

"Pernah dibeliin yang bagus sama anak, katanya radio compo, bisa kaset tapi emoh. Yang ini wae, enteng, kecil, awet, suaranya juga masih apik," ujarnya.

Meski di Bogor, namun ada beberapa stasiun radio ternyata masih memutar lagu-lagu campur sari. Selain memutar lagu campur sari, penyiarnya juga menggunakan bahasa Jawa saat membawakan acara. Karena itulah mbah Waginah hampir tak pernah mematikan radio dual bandnya.

"Seneng kalau wayangan juga. Tapi di sini siaran wayang jarang, nek di Solo banyak," ujar Mbah Waginah yang sejak 15 tahun lalu tinggal di Bogor itu.

Radio bisa dibilang alat telekomunikasi tua. Lalu masih eksiskah radio saat ini? Benarkah radio masih berjaya di udara?

Radio memang tidak lengkang oleh zaman. Di era serba digital, radio ternyata masih eksis dan tetap memiliki penggemar setia. Mbah Waginah hanya salah satu potret pendengar radio yang setia hingga kini.

Penggemar radio pun tidak hanya kalangan mbah-mbah saja. Perusahaan penyiaran radio kini semakin mengikuti perkembangan zaman dengan menyiarkan acara dan tema yang disesuaikan zamannya.

Di tengah gempuran industri media-media baru berbasis internet, ternyata radio masih jaya di udara alias masih banyak memiliki pendengar setia. Bahkan, faktanya, 95 persen penduduk dunia masih mendengarkan radio.

Di era online, radio pun tidak mau kalah. Kini beberapa stasiun radio telah mengembangkan radio online atau radio streaming. Meski demikian ketenaran radio FM atau AM masih lebih populer ketimbang radio streaming atau radio satelit.

Fakta itu diungkapkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam peringatan tahun kedua World Radio Day (Hari Radio Sedunia) pada Februari 2013 yang dimuat dalam laman Mashable pada Februari lalu.

Menurut data UNESCO, meski revolusi dunia maya yang berkecepatan tinggi dan prevalensi televisi dalam budaya saat ini begitu kuat, namun radio ternyata masih merupakan media yang sangat penting dan relevan, terutama di negara-negara berkembang.