Minggu, 28 April 2013

Van Persie Hampir Nyasar ke Kamar Ganti Arsenal Untung langkahnya keburu dicegah seseorang.


Robin van Persie nyasar ke kamar ganti Arsenal (YouTube)
VIVAbola - Sebuah kejadian lucu jelang laga Arsenal kontraManchester United terungkap. Mantan kapten The Gunners yang sekarang membela 'Setan Merah', Robin van Persie hampir saja salah masuk ruang ganti.

Cerita bermula ketika Van Persie baru tiba di Emirates Stadium. Dengan setelan jas yang rapih dia berjalan di lorong menuju kamar ganti.

Di sana Van Persie sempat menyapa seseorang yang dikenalnya. Lalu dengan santai dia berbalik badan menuju pintu di sebelah kanan. Tapi tiba-tiba langkahnya diadang seorang pria.

Van Persie pun terhenyak, dia baru sadar bahwa ruang yang akan dimasukinya itu adalah untuk tim tuan rumah. Dengan wajah memerah dia pun langsung putar haluan menuju kamar yang semestinya.

Meskipun sudah beberapa bulan hengkang, rupanya Van Persie masih belum bisa melupakan kebiasaan ketika berada di Emirates Stadium dalam enam tahun belakangan.

Duel Arsenal kontra MU sendiri berakhir dengan skor 1-1. Tim asuhan Arsene Wenger unggul lebih dulu melalui Theo Walcott, lalu Van Persie berhasil menyamakannya melalui sepakan dari titik putih.

video : http://video.news.viva.co.id/read/25169-van-persie-hampir-nyasar-ke-kamar-ganti-arsenal_1

VIDEO: Moge Harley Tabrak Mobil Ambulans Pembawa Jenazah Pengendara Harley diketahui merupakan seorang dokter spesialis bedah.


VIVAnews - Motor gede (moge) Harley Davidson bernomor polisi B 6606 MHD pada Sabtu kemarin menabrak mobil ambulans milik Rumah Sakit Islam Hidayatullah yang sedang membawa jenazah. Kecelakaan berlangsung  di simpang lima ring road Jalan Wonosari, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun pengendara moge Heri Setyanto (41 tahun) menderita patah tulang paha bagian kiri. Ia kini telah dibawa ke Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Heri diketahui merupakan dokter spesialis bedah.

Kasat Lantas Polres Bantul, Ajun Komisaris Polisi Heri Setyo Purnomo, mengatakan barang bukti sepeda motor gede Harley Davidson dan satu unit ambulans berikut surat kelengkapannya kini telah diamankan ke Mapolres. Kedua belah pihak tidak ada yang ditahan namun tetap ditangani secara normatif.

Jarak yang terlalu dekat antara Harley dan ambulans itu membuat dua pengemudi tidak bisa mengendalikan kendaraannya, sehingga tabrakan terjadi tepat di tengah badan jalan. Harley menabrak bagian depan ambulans dan pengemudi Harley terpental.

Heri Setyanto, yang kesakitan, langsung dibawa ke rumah sakit, sementara awak ambulans dan jenazah yang berada di dalam ambulans dievakuasi dan dipindahkan ke ambulans lain untuk meneruskan perjalanan ke rumah duka.

Lihat videonya di sini.
(ren)

Kisah Kesalahan Karier Terbaik Versi 10 Orang Sukses


Liputan6.com, Jakarta : Tidak ada orang yang langsung dilahirkan sebagai orang sukses. Semua butuh proses. Bahkan untuk mencapai puncak kesuksesan, banyak orang pernah membuat kesalahan besar, kehilangan kesempatan dan akhirnya karier mereka terpuruk. Namun dari kesalahan tersebut, mereka dapat mengambil pelajaran dan kembali bangkit membangun karier yang lebih baik.


Dilansir dari laman Business Insider, Senin (29/4/2013), berikut kesalahan karier yang pernah dilakukan sejumlah CEO dan orang sukses.


1. CEO Chegg.com, Daniel Rosensweigg

Setelah menjual perusahaannya kepada CNET, Rosensweigg ditawari bergabung dengan perusahaan raksasa, Yahoo. Tapi pria ini menolak karena ingin membantu masa transisi tim Chegg.com di bawah kepemimpinan yang baru. Namun penolakan kesempatan itu justru berbuah anjloknya pasar saham yang mengakibatkan Rosensweigg harus kehilangan banyak uang.

Meski keputusan tersebut merupakan kesalahan terbesar, tapi setelah satu tahun berjalan, Rosensweigg akhirnya bisa mendapatkan posisi karier jauh lebih tinggi sebagai Chief Operating Officer (COO) di Yahoo.

2. CTO Electronic Arts, Rajat Taneja gagal untuk membuat percakapan dengan eksekutif penting

Ketika dia masih bekerja di Microsoft, Taneja bersama dengan seorang eksekutif penting dalam sebuah lift dan tidak bisa berkata apapun selain halo. Padahal dengan berinteraksi, Anda bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru untuk mendukung karier Anda.

Sejak saat itu, Taneja tak ingin kehilangan kesempatan lagi untuk terhubung dengan orang lain, baik para eksekutif maupun masyarakat biasa. Ini merupakan kunci penting dalam berbisnis dan melatih percakapan yang lebih baik.

3. Profesor Wharton, Yunus Berger dipecat oleh stafnya sendiri

Ketika Berger memutuskan untuk menghabiskan satu semester di perguruan tinggi di luar negeri, dia menyerahkan perusahaannya kepada Chief Financial Officer (CFO) dan memintanya untuk menjalankan bisnis sampai dia kembali. Namun stafnya justru punya rencana lain.

"Saya terlalu mudah percaya untuk menitipkan perusahaan kepada tim. Namun mereka mengubah rencana saya dan akhirnya mereka memecat saya. Saya sangat terpukul," kata Berger.

Hingga akhirnya sebelas tahun berjalan, kini Berger adalah seorang profesor di bidang pemasaran di Wharton School Universitas of Pennsylvania.

"Dipecat adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku. Jika jalannya tidak seperti ini, saya tidak akan pernah menemukan jalur karier sekarang. Pemecatan bukanlah akhir dari cerita, tapi awal babak baru," tegasnya.

4. CEO Redfin, Glenn Kelman hampir dipecat oleh Plumptree Software yakni sebuah perusahaan yang dia dirikan

Di usianya yang ke-28, Kellman pernah hampir mengalami pemecatan oleh dewan direksi karena tidak senang dengan kinerjanya. Namun dia berjanji untuk memperbaiki kinerja, dan membawa perusahaan go public.

Delapan tahun berjuang keras, Kellman mampu membuktikan performanya. Kini sebagai CEO, dia merasa beruntung karena merasa memiliki arti bagi tim di perusahaannya.

5. Ahli Keuangan, Jennifer Openshaw menumpahkan kopi di bajunya tepat sebelum tampil on air di televisi.

Openshaw kala itu bergegas menuju stasiun televisi CBS lokal di Los Angeles untuk on air di acara pagi. Cerobohnya, dia menumpahkan kopi yang mengenai bajunya. Di saat itu, Openshaw tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

6. Senior Editor di Majalah Fortune, Adam Lashinsky melewatkan kesempatan karena tidak menjalani perintah bosnya

Saat itu, salah satu editornya David Snyder menyuruh dia untuk menghubungi narasumber yang akan menjadi topik utama di majalahnya. Namun Lashinsky tidak juga menelepon narasumber tersebut, sampai beberapa minggu kemudian, Synder memanggil dia ke kantor dan menunjukkan sebuah artikel di Wall Street Journal yang berisikan pernyataan narasumber itu.
"Memang Synder tidak memarahi saya, tapi saya tahu bahwa saya telah mengacaukan rencananya dan saya dipermalukan," ujarnya. Sejak saat itu sampai hari ini, Lashinsky memegang prinsip untuk memprioritaskan apa yang diperintahkan pimpinannya.

7. Craig Newmark, CEO Craigslist tidak sabar dalam melayani pelanggan

Episode Newmark paling dramatis adalah ketika perusahaannya tidak mendengarkan pilihan yang lebih disukai oleh pelanggan. Newmark pun menjadi orang yang kehilangan kesabaran dalam melayani pelanggan. Hingga akhirnya dia tersadar dan mulai memahami karakteristik, keinginan pelanggan sejak 18 tahun lalu.

8. CEO Mandalay Entertainment & Golden State Warriors, Peter Guber memutuskan tidak menandatangani kontrak pemain basket ternama, Jeremy Lin tahun lalu

Banyak orang mengkritisi langkah Warrior tersebut. Apalagi Lin, akhir tahun lalu pindah kontrak ke Houston dan dia tampil cukup baik di tahun ini serta menguntungkan manajemen lain.

Namun kekecewaan menghilang, ketika Guber merubah pemilihan tim pemain pertama dengan usia 17 tahun dan membuat playoff kedua kalinya untuk usia lebih dari 20 tahun. Guber tak pernah khawatir dengan keputusan yang diambilnya.

"Ikuti saja keyakinan Anda dan tidak perlu dorongan dari gosip dan spekulasi media," katanya.

9. CEO CVWarehouse, Inge Geerdens dipecat karena dia memiliki visi yang berbeda dengan atasannya

Pada tahun 1995, Geerdens baru saja merintis karir pertamanya di sebuah perusahaan perekrutan. Pada saat itu, investasi di bidang IT masih hal baru dan sangat mahal. Pimpinannya kala itu tidak bersedia menanamkan modalnya di IT, sehingga Geerdens terpaksa dipecat.

"Saya mulai mendirikan perusahaan perekrutan tech savvy bukan karena ingin membuktikan bos saya salah. Tapi saya punya keyakinan bahwa perusahaan ini punya masa depan," tutur dia.

Hanya dalam waktu lima tahun, saya membangun brand yang kuat lalu setelah itu menjualnya. Lalu dia mendirikan perusahaan baru dan menawarkan solusi rekrutmen online.

10. CEO Asana, Justin Rosenstein merilis Google Drive di 2006, tapi proyek ini tidak didorong cukup keras
Ketika berusia 22 tahun dan bekerja di perusahaan raksasa, Google, Rosenstein memiliki ide pengembangan GDrive yang dapat dihubungkan ke file komputer pengguna, dan bisa digunakan untuk sistem operasi Windows, Mac, Linux dan web. Proyek bermanfaat dan menakjubkan ini justru ditolak oleh pendiri Google, Larry Page.
"Larry begitu cerdas, tapi saya tidak punya percaya diri untuk mendorong proyek ini agar bisa diterima. Saya tidak punya modal cukup untuk mempengaruhi tim Google Docs dan ketika Dustin meminta saya bergabung dengan Facebook pada 2007, saya meninggalkan Google tanpa menyelesaikan proyek," jelas dia.

Dan lima tahun kemudian, Google meluncurkan GDrive terintegras. Dari kejadian itu, Roseinsten memetik pelajaran berharga bahwa jika Anda sudah menciptakan suatu proyek di sebuah perusahaan, maka bertanggung jawablah. Karena bukan manajemen yang bisa memahami posisi pemasaran dan strategi unik untuk proyek Anda. (Fik/Ndw)