Minggu, 13 Desember 2009

Koin Peduli Prita Mulyasari Tembus 500 Juta


Persidangan Prita Mulyasari di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten, kali ini dibanjiri pendukungnya. Mereka datang dan mengumpulkan uang koin untuk Pritadari berabagai daerah. Koin untuk Prita itu kini jumlahnya sudah mencapai Rp 500 juta.

Sebelumnya Rumah Sakit Omni Internasional, Tangerang, Banten, siap berdamai dengan Prita Mulyasari. Sikap ini terkait permintaan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih agar RS Omni berdamai dengan Prita. Draft atau butir-butir perdamaian itu diperlihatkan kuasa hukum RS Omni Risma Situmorang dan Heribertus, Rabu (9/12).

Dalam butir-butir perdamaian itu Menkes meminta kasus hukum antara RS Omni dan Prita segera diselesaikan. RS Omni juga diminta mencabut gugatan perdatanya kepada Prita. Menanggapi hal ini, pihak RS Omni menyatakan setuju, asalkan Prita pun mau berdamai

Namun apakah Prita mau berdamai di saat kasus pidana gugatan pencemaran nama baik masih disidangkan di PN Tangerang?

Dalam kasus pidana ini Prita dituntut hukuman 6 bulan penjara. Sedang dalam sidang perdata Prita telah divonis bersalah dan harus membayar denda Rp 204 juta. Atas putusan ini Prita masih mengajukan proses kasasi. Layak ditunggu apakah Prita mau menerima ajakan berdamai dari Menkes ini.

[surya.co.id]

Jika Niat Berantas Korupsi, Harusnya SBY Berdiri Paling Depan


Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sering mengatakan akan berdiri paling depan dalam pemberantasan korupsi. Namun dengan sikapnya terkait aksi 9 Desember, tidak membuktikan hal tersebut.

“Daripada terlalu khawatir akan diturunkan, Presiden lebih baik berdiri paling depan dalam aksi tersebut untuk meneguhkan upaya pemberantasan korupsi,”kata Koordinator ICW, Danang Widoyoko di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Senin (7/12/2009).

Menurut Danang, selama 100 hari kerja SBY tidak ada program kerja yang terlihat baik di mata publik. Presiden hanya sibuk mengurusi perbaikan citra atas pekerjaan anak buahnya yang tidak profesional. Dalam hal ini kepolisian dan kejaksaan terkait kasus Chandra dan Bibit.

Koordinator Kontras Usman Hamid menegaskan, kekhawatiran Presiden SBY terhadap aksi di hari antikorupsi tersebut karena mengalami krisis kepemimpinan. Bahkan dengan sering mengumbar informasi intelijen, SBY hanya memperkeruh situasi.

Tokoh kristen Romo Beni Susetyo juga ikut mengatakan, tidak ada indikasi revolusi sosial dalam aksi 9 Desember. Dengan tokoh-tokoh agama yang akan hadir nanti, indikasi untuk penggulingan kekuasaan tidak akan terjadi.

“Presiden malah sebaiknya mendukung itu,” tegasnya.

Dan sekarang sudah terbukti kan aksi 9 Desember kemarin tidak ada penggulingan kekuasaan. Terbukti Pemerintahan sekarang belum sepenuhnya diperbaiki.. termasuk sang Presidennya sendiri.

Sumber : detik.com

Dukungan Koin Keadilan Untuk Prita Mulyasari


Setelah adanya putusan Pengadilan Tinggi Banten bahwa Prita dinyatakan bersalah, gerakan moral mendukung Prita Mulyasari makin menjadi. Putusan Pengadilan menyatakan bahwa Prita wajib membayar denda Rp. 204 juta kepada RS Omni Internasional Alam Sutera yang menggugatnya secara perdata.

[Mari mendukung Prita sebagai langkah nyata guna mewujudkan keadilan di negeri ini, klik gambar untuk mendukung]

Salah satu wujud keprihatinan masyarakat kepada Prita adalah munculnya gerakan yang disebut dengan “Koin Untuk Keadilan”. Gerakan atau dukungan ini merupakan upaya nyata menggalang dana bantuan atas denda sebesar Rp. 204 juta tersebut.

Uniknya, uang yang disumbangkan kepada Prita dalam bentuk koin dan diharapkan mampu mencapai jumlah sesuai dengan denda yang dibebankan kepada Prita Mulyasari.

Gerakan Koin Keadilan ini mendapat dukungan positif dari banyak lapisan masyarakat, misalnya ada seorang pemulung yang menyumbangkan uang koin sebanyak Rp. 300 perak. Dukungan juga muncul dari para pengguna situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter serta para penguna blog.

Fahmi Indris yang juga merupakan mantan menteri dalam KIB pertama seperti yang disiarkan oleh salah satu TV menyatakan akan menyumbang setengah dari denda tersebut.

Untuk lokasi penyerahan koin ada di titik yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Diantaranya adalah Wetiga (Warung Wedangan W-Fi), Jalan Langsat 1/3A, Kramat Pela, Jakarta Selatan lalu terdapat pula di Markas Sehat, Komplek PWR no 60 Jatipadang, Ragunan.

Posko tidak ada hanya berada di Jakarta dan sekitarnya namun mulai muncul juga dibeberapa kota lainnya. Untuk Bandung bisa menyerahkan koin ke alamat: Tobucil & klabs, Jalan Aceh 56 Bandung 40113.

[inilah.com]

Zhang Qianqian, Gadis China yang Menggugah Semangat


Namanya Zhang Qianqian, dan ia bekerja pada tempat pembuatan batu bata di kota Guizou, 12 jam sehari selama liburan musim panas. Selain itu ia juga mengasuh adik perempuan serta sikembar saudara bungsunya. Kisah Zhang membuktikan sebuah semboyan China kuno: “Anak-anak keluarga miskin menjadi penyambung hidup sejak dini.”

Foto-foto Zhang Qianqian ini diambil di tempat kerjanya yaitu tempat pembuatan batu bata di wilayah Cina. Keuletan gadis Cina ini sungguh-sungguh membangkitkan semangat sekaligus membangkitkan rasa iba pada hati setiap orang yang melihat foto-fotonya. Mungkin foto-foto ini harus disimpan dan diperlihatkan kepada anak-anak gadis kita bahkan anak-anak laki-laki sebagai teguran.

Dewasa ini, dunia yang penuh dengan tawaran dunia gemerlap membuat para remaja terjerumus untuk hidup enak dan jatuh dalam pergaulan bebas tanpa memikirkan masa depan mereka. Di sisi lain di dunia sana, negara Cina yang sudah menjadi negara paling maju di dunia masih terdapat potret kelabu remaja mereka yang bekerja untuk menyambung hidup, bahkan menjadi “kepala keluarga” seperti yang dialami oleh Zhang. Dari foto-foto di bawah ini, tidak tampak raut wajah mengeluh, tetapi yang ada adalah raut wajah kerja keras, ulet dan ceria. Gadis ini patut mendapatkan penghormatan dari kita.

[speedytown.com]

Seumur Hidup Habis di Rumah Sakit


Alice Halstead sudah 2,5 tahun menghabiskan waktu hidupnya di Rumah Sakit Airedale, Keighley, West York. Penyakit unik yang diidap membuat gadis 18 tahun itu rela menghabiskan sisa waktu hidupnya di rumah sakit.

Pada usia 16 tahun, Alice divonis mengidap kelainan gula darah. Penyakit yang dideritanya sangat langka. Bahkan dokter mengklaim penyakit itu menimpa 1 dari 6,7 juta pasien diabetes di dunia. Penyakit itu membuat Alice perlu perawatan medis 24 jam nonstop.

Sebagai pengidap diabetes, Alice membutuhkan insulin untuk mengontrol kadar gula darahnya. Namun, tubuhnya juga berontak saat menerima suntikan insulin. Tanpa perawatan khusus, kondisi ini dapat memicu penggumpalan darah yang berakibat pada kematian.

“Saya sudah melewati 16 tahun hidup normal dan sehat. Tak pernah terbayangkan saya akan mengalami kondisi ini. Sungguh mimpi buruk membayangkan tinggal di rumah sakit seumur hidup,” kata Alice seperti dikutip dari laman Daily Mail. Akhir tahun ini adalah perayaan Natal ketiga di rumah sakit.

Pada 7 Juni 2006, Alice diagnosa menderita diabetes Tipe Satu. Namun, dalam waktu singkat kondisinya terus memburuk, dan dokter menyatakan penyakitnya bukan diabetes biasa. Ia juga didiagnosa mengidap Endocarditis, yaitu infeksi katup hati.

“Ada selang yang terpasang di hati yang langsung dapat mengatur kebutuhan insulin. Tapi daya tahan tubuh yang lemah seringkali memicu infeksi. Sangat unik, bahkan tidak ada dokter yang pernah menemukan kasus seperti saya,” ujarnya.

Waktu 2,5 tahun di rumah sakit, menggugah jiwa sosial Alice. Dalam keterbatasannya, ia melakukan penggalangan dana kemanusian untuk menghibur anak-anak yang menderita di rumah sakit. Semua itu terinspirasi dari pengalamannya saat memenangi hadiah kemanusian untuk menyaksikan Lion King di London pada Juli 2009.

Hingga kini, Alice berhasil mengumpulkan dana kemanusiaan sebesar 11,000 poundsterling. “Saya ingin banyak anak yang memiliki kesempatan menyenangkan seperti saya,” ujarnya.[mcu/smt/ais]rileks.com

Berlakulah Benar, Berlakulah Benar, Berlakulah Benar

Tugas seorang pemimpin adalah membuat kita melakukan yang tidak dengan suka-rela kita kerjakan, agar kita mencapai yang kita butuhkan.

Kita membutuhkan kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan hidup.

Tetapi, karena banyak dari kita yang cenderung menunda yang seharusnya didahulukan, tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, dan sering bersikap tidak tegas mengenai yang seharusnya diabaikan, kita justru bekerja keras menjauhkan diri kita sendiri dari kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan hidup.

Nah!

Di situlah dimulai kebutuhan kita untuk dipimpin.

Kita membutuhkan pribadi pemimpin, yang jernih pikirannya dan yang bening hatinya, agar kita bisa ikhlas memperbaiki diri, karena pikatan dari keindahan kebaikan yang berpendar dari keberserahan sang pemimpin kepada yang benar,

yang utuh kejujurannya dan kuat kesetiaannya kepada pemastian kejujuran pada dirinya dan kepada semua yang berada dalam kepemimpinannya,

yang jelas mengenai yang benar, sehingga dia bisa bersikap tegas,

yang ikhlas menomor-akhirkan kepentingannya sendiri, agar dia bersegera dalam bertindak bagi kebaikan banyak orang,

yang bersaudara dan berkerabat hanya dengan jiwa-jiwa yang baik, agar dia tidak berhutang keburukan,

yang dengannya, dia bersih dari keharusan untuk membayar hutang keburukannya, agar dia bisa berlaku adil,

yang lurus jalan moralnya agar dia mudah berlaku benar, karena tidak ada pemimpin yang cacat kebenarannya, yang akan mampu memimpinkan kebenaran.

Dan,

Jika seorang pemimpin telah mencacati kebenaran yang ada dalam dirinya, hanya waktu yang memisahkan antara saat dia mulai tidak menghormati dirinya sendiri, dengan saat hilangnya hormat dari mereka yang terkecil di antara yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin yang berlaku tidak jujur, tidak perlu melakukan penistaan kepercayaan itu di tempat dan pergaulan yang rahasia, karena Tuhan akan mengumumkan penistaan derajatnya sendiri itu dengan seluas-luasnya keterbukaan.

Dan jika Tuhan menurunkan derajat seseorang, tidak ada siasat dan muslihat yang akan menyelamatkannya.

Seperti juga dulu, saat Tuhan berkehendak meninggikan derajatnya karena permintaannya sendiri itu, tidak ada cara dan bencana yang bisa menghalangi pemuliaannya.

Maka, pertanyaan yang pasti akan ditanyakan oleh Tuhan kepada kita yang diberi amanat tetapi yang tidak berlaku amanah, adalah:

Apakah engkau tidak berpikir?

Mengapakah engkau tidak memantaskan kebesaran yang disematkan oleh Tuhan di dada mu itu, dengan kesucian dari pilihan-pilihan hatimu?

Apakah ketakutanmu akan kurangnya kekuasaanmu, yang menyemangatimu untuk mensahabati keburukan?

Apakah ada keburukan yang dapat melestarikan kebaikan yang diberkatkan kepadamu oleh Tuhan?

Mengapakah engkau kosongkan kepalamu dari kebenaran, dan kau hampakan hatimu dari kesucian?

Apakah engkau tidak belajar dari lapuknya kemegahan kerajaan dan kekaisaran masa lalu, bahwa engkau tidak akan mungkin berhasil membangun yang benar di atas yang salah?

Sana…

Temukanlah sebilah cermin yang jujur, dan dengarkan apa nasehatnya.

Lihatlah dirimu sendiri dengan hati yang lebih ikhlas kepada kebaikan, dan engkau akan segera melihat bahwa sinar kemegahan Tuhan yang dulu berpendar dari balik wajahmu, sekarang sudah pulang kembali kepada Tuhan Yang Diseru Seluruh Alam, karena ia jengah bergaul dengan kulit wajahmu yang kau tata untuk menyembunyikan rahasia-rahasia pergaulanmu.

Sekarang, singkirkanlah kesombongan yang kau agungkan selama ini, yang kau gunakan sebagai pemberi ijin bagi keputusan-keputusan burukmu dan dengarkanlah ini dengan kepatuhan yang pantas bagi ketakutanmu yang akut hari ini,

Bahwa,

Jika engkau terjatuh kedalam lubang, janganlah engkau menggali.

Jika engkau mengeluhkan dalamnya lubang di mana engkau sekarang berada, berhentilah menggali.

Dan, janganlah engkau berlaku seperti orang yang telah dipasang dinding di depan wajahmu.

Maka,

Berserahlah dengan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Pemaaf dan Maha Penyayang.

Berlakulah benar. Berlakulah benar. Berlakulah benar.

Akan datang keajaiban yang menyelamatkanmu, jika engkau benar.

Engkau, dari semua orang [engkau yang paling tahu], bahwa keajaiban juga yang telah memuliakanmu.

Dan bukankah keajaiban juga yang meruntuhkan semua rakitan tampilan palsu mu, yang menjadikanmu tampil sebagai orang yang tidak pantas berlaku ketakutan, tetapi yang sedang sangat ketakutan itu?

Jika masih ada sedikit kekuatan pada otot-otot bibirmu untuk menyebut nama Tuhan, maka sesuaikanlah sikap, pikiran, dan tindakanmu dengan yang diharapkan oleh Tuhan.

Berlakulah benar. Berlakulah benar. Berlakulah benar.

Sahabat saya yang super,

Rezeki adalah urusan pribadi kita dengan Tuhan.

Tidak ada siapa pun dan apa pun yang bisa menghalangi Tuhan, jika Beliau berkehendak untuk menyejahterakan, membahagiakan, dan mencemerlangkan kita.

Maka, janganlah kita melihat ke arah orang lain, saat rezeki kita sedang terhalangi.

Marilah kita hadapkan wajah haru kita kepada Tuhan.

Memintalah dengan seluruh ketulusan untuk menyerahkan kepemimpinan hidup Anda kepada Tuhan, dan hanya kepada Tuhan.

Tuhanlah satu-satunya penyejahtera.

Dialah sebaik-baiknya pemelihara.

Maka,

Marilah kita hidup sepenuhnya ikhlas dalam kebaikan.

Hanya pribadi baik yang berbakat bagi kebaikan.

Mudah-mudahan Tuhan menjadikan hari ini sebagai saat lebih terbuka-nya pintu kekayaan langit bagi pemuliaan kehidupan Anda dan keluarga tercinta.


Tidak Mungkin Tapi Bisa

Anda Tidak Mungkin Memperbarui Kualitas Hidup Anda Tanpa Memperbarui Sikap Anda

Sahabat saya yang hidupnya ranum bagi kemuliaan,

Anda meneladankan dan mengajarkan keteguhan sikap, bahwa sebuah perubahan besar tidak mungkin dicapai melalui kemapanan.

Itu sebabnya, sahabat saya yang tegas hatinya, Anda tidak akan mencapai perubahan yang penting, dengan mempertahankan kenyamanan Anda sekarang. Tidak ada satu orang pun yang bisa mengatakan bahwa dia sudah tidak membutuhkan peningkatan pada kualitas pribadi dan kehidupannya, bagaimana pun berhasilnya dia dalam karir dan kehidupan pribadinya.

Tetapi, yang mengherankan adalah orang-orang yang giat mengeluhkan rendahnya kualitas kehidupan, tetapi yang juga giat mendebat anjuran-anjuran baik mengenai pembudayaan sikap-sikap baru yang akan menjadikan mereka pengubah bagi nasib mereka sendiri.

Meskipun kedengarannya agak lucu, tetapi mungkin mereka telah lama dan berhasil melatih diri mereka sendiri untuk menjadi terbiasa dengan keadaan yang kurang, dan kemudian merasa mapan dalam kekurangan.

Sebagai pribadi Indonesia yang mulia,

Anda berkewajiban untuk membebaskan mereka dari kemapanan pada sesuatu yang tidak boleh dimapani.

Bantulah mereka menyadari, bahwa kekurangan dan kelemahan seperti apa pun, tetapi yang telah dirasakan sebagai sebuah kemapanan akan menjadi landasan yang kuat bagi penolakan untuk menerima cara-cara bersikap dan berpikir yang baru.

Dan yang lebih memprihatinkan kita, adalah kenyataan bahwa mereka menyalahkan orang lain atas keadaan yang mereka keluhkan itu, tetapi bertahan dengan agresif jika mereka menengarai adanya inisiatif untuk mempengaruhi sikap dan cara-cara lama yang menaruh mereka kedalam keadaan yang mereka keluhkan itu.

Teladankanlah bagi mereka, bahwa Anda dapat mengubah hidup Anda, dengan mengubah yang Anda kerjakan.

Dan,

Anda dapat meningkatkan kualitas hidup Anda, dengan meningkatkan kualitas dari cara-cara Anda.

Dan yang ini sangat penting untuk mereka terima sebagai gumam-an harian mereka, bahwa

Tidak ada pribadi yang sama lamanya, yang berhak bagi kehidupan yang baru.

Memang mengherankan,
tetapi akan selalu ada orang yang menginginkan kehidupan yang baru,
tetapi yang justru menjadi orang pertama yang menolak untuk memperbarui diri.

Kemudian tambahkanlah, bahwa pekerjaan adalah sarana pembaikan hidup.

Sehingga, orang yang ingin memperbaiki kehidupannya, harus memperbaiki pekerjaannya, atau setidaknya memperbaiki cara-caranya dalam bekerja.

Karena,

Hanya pribadi yang baru, yang berhak bagi hidup yang baru.

Sahabat saya yang super,
yang potensi-potensi masa depannya sedang menunggu kerja keras Anda.

Mudah-mudaan catatan sederhana di atas dapat menemani pertimbangan bagi keberhasilan Anda dalam membangun kehidupan yang sejahtera, yang berbahagia, dan yang cemerlang bagi keluarga Anda tercinta.

Sampai kita bertemu dan berbincang suatu ketika nanti.

Indonesia adalah Benua Atlantis yang Dicari-Cari


MUNGKIN NUSANTARALAH ATLANTIS YANG HILANG ITU

atlantis

“Telah 9000 tahun berlalu sejak perang yang berlangsung antara mereka yang tinggal di luar Pilar-Pilar Heracles dan mereka yang tinggal di dalamnya. Di satu sisi, kota Athena dilaporkan menjadi pemimpin perlawanan; sementara pihak satunya dipimpin oleh raja-raja Atlantis, suatu pulau yang bahkan lebih luas dibanding Libya dan Asia, yang kemudian tenggelam karena gempa bumi, dan menjadi tembok lumpur yang menghalangi seluruh pelayaran melalui samudera itu.” (Critias-360SM)

Konon hanya dua catatan yang menceritakan tentang Atlantis, yaitu Dialog Timeaus dan Critias, keduanya dicatat oleh Plato sekitar 360SM. Dialog ini adalah percakapan antara Socrates (guru Plato), Hermocrates, Timeaus dan Critias. Socrates menjelaskan tentang masyarakat ideal versinya, sementara Timeaus dan Critias bercerita tentang kisah yang bukan fiksi. Kisah ini merupakan kisah konflik antara bangsa Athena dan Atlantis 9000 tahun sebelum masa Plato. Kisah yang sudah terlupakan tetapi muncul kembali dibawa oleh Solon (600 tahun SM), seorang Sage dari Hellena yang mendapatkan secara lisan dari pendeta Mesir di Sais.

Solon menyampaikan kisah ini kepada Dropides, kakek buyut Critias. Dropides menyampaikannya kepada putranya, (yang juga bernama) Critias, dan diteruskan kepada Critias, sang cucu. Selama lebih dari 2000 tahun, Atlantis menjadi dogeng dan banyak ilmuwan yang tidak berani secara terang-terangan mengakui adanya Atlantis. Tetapi sejak abad pertengahan, kisah Atlantis menjadi populer di dunia Barat. Banyak yang menganggap Atlantis (jika ada) terletak di Samudra Atlantis, bahkan ada yang menganggap Atlantis terletak di Amerika sampai Timur Tengah. Para penduduknya dianggap sebagai Dewa, makhluk luar angkasa, atau bangsa yang superior.

Tetapi kebanyakan peneliti tidak memberikan bukti atau telahaan yang cukup. Sebagian besar hanyalah mengira-ngira. Salah satu peneliti yang mengklaim telah menemukan Atlantis adalah Robert Sarmast, seorang arsitek Amerika keturunan Persia. Ia menyebutkan bahwa Atlantis dan Taman Firdaus adalah 17 Torchbearers’s Newsletter sama. Fakta menyebutkan bahwa benua Atlantis tenggelam secara perlahan-lahan karena serangkaian bencana, termasuk gempa bumi. Hanya beberapa tempat di bumi yang mempunyai kecenderungan seperti itu dan Samudra Atlantis tidak termasuk. Sarmast menunjukkan bahwa Laut Mediterania adalah lokasi Atlantis, tepatnya sebelah tenggara Cyprus dan terkubur sedalam 1500 meter di dalam air.

Penelitian menunjukkan bahwa permukaan air di daerah Mediterania 5000 tahun lalu jauh lebih rendah dibanding masa sekarang. Hal ini dibantah oleh Prof. Arysio Santos dari Brasil. Santos mengatakan jika Atlantis dan Taman Firdaus adalah sama, maka seharusnya deskripsi ini harus sejalan dengan seluruh tradisi keagamaan dan kepercayaan, seperti Budhisme, Hinduisme, Islam, Kristen, kepercayaan Indian Amerika, dll, yang menceritakan tentang Taman Firdaus, sebagai tempat asal mula manusia. Santos menuduh bahwa penemuan Sarmast terlalu terburu-buru dan hanya menguntungkan pihakpihak tertentu.

Dengan ‘penemuan’ Sarmast, kunjungan wisatawan ke Cyprus melonjak tajam. Para penyandang dana penelitian Sarmast, seperti editor, produser film, agen media dll mendapat keuntungan besar. Jika Sarmast benar, mereka juga akan terkenal dan jika tidak, mereka telah mengantungi uang yang sangat besar. Sementara itu, Dr. Pavlos Flourentzos, seorang arkeolog Cyprus sendiri menolak penemuan Sarmast, karena Plato secara tegas mengatakan bahwa Atlantis berada di luar Laut Mediterania.

Pernyataan ini didukung oleh Dr. Michel Morisseau, seorang ahli geologis Perancis yang tinggal di pulau Cyprus. Dia mengatakan,”Aku sangat terkejut mendengar berita (penemuan) itu karena tidak berhubungan sama sekali dengan fakta geologis dan kita harus berhati-hati jika dalam mengumumkan hal tersebut.” Bahkan Morisseau menantang Sarmast untuk debat terbuka. Hanya sehari setelah pengumumannya tanggal 14 Nopember 2004, Sarmast telah mendulang bantahan karena ‘memilih’ lokasi Atlantis di Mediterania yang merupakan salah satu daerah paling sering dikunjungi oleh peneliti, oceanographer dan ahli volkanologis.

Santos menggunakan pendekatan yang berbeda dalam mengungkap lokasi Atlantis. Mitos dan tradisi dari banyak bangsa bersumber dari Banjir Besar dan hancurnya Taman Firdaus, sesuai dengan kisah Atlantis. Tidak dapat disangkal bahwa Atlantis adalah Taman Firdaus itu. Jejak-jejak cerita Atlantis, menurutnya, dapat ditemukan di banyak sumber, tidak hanya pada dialog Temaeus dan Critias. Misalnya: Alexander yang Agung, pernah melewati sepasang pilar emas Hercules dan Dionysus (alias Atlas) dengan Hieroglyph yang sama ketika memasuki daerah Timur (Indus). Atlas adalah saudara kembar Hercules. Dengan kata lain, ada sepasang pilar Hercules dan Atlas di Gibraltar yang merupakan batas daerah Barat, dan sepasang di ujung Indus sebagai batas Timur. * Alam Critias disebutkan bahwa pada pilar emas tertulis hukum, aturan dan keputusan raja yang ditulis dengan upacara pengorbanan banteng kepada Poseidon.

Upacara ini adalah khas Indus yang disebut sebagai Gomedha sebagai peringatan atas hilangnya surga (Gomeda-dvipa). Contoh lain tradisi pilar adalah Pilar Delhi yang didirikan oleh Raja Ashoka untuk memperingati kemenangannya. Terbuat dari satu baja utuh tahan karat yang masih bertahan hingga saat ini tanpa mengalami oksidasi sedikit pun. Suatu teknologi 2500 tahun lalu yang bisa jadi diwarisi dari Atlantis. * Menurut Plato tembok Atlantis terbungkus emas, perak, perunggu, timah dan tembaga. Pada masa itu hingga saat ini, hanya beberapa tempat di dunia yang merupakan produsen timah utama.

Salah satunya disebut sebagai Kepulauan Timah dan logam, Tashish, Tartessos dan nama lain, tidak lain adalah Indonesia. Jika Plato benar, maka Atlantis sesungguhnya adalah Indonesia. 9000 tahun sebelum 600 SM, adalah masa 18 Torchbearers’s Newsletter kehancuran Atlantis. Jaman es terakhir yang menyebabkan banjir besar terjadi tepat 9600 SM (11.600 tahun lalu). Bagaimana Solon dapat menunjukkan waktu dengan tepat? * Bangsa Maya mempunyai mitos asal mula mereka. Berasal dari pulau atau benua yang disebut sebagai Aztlan, leluhur mereka terpaksa mengungsi karena bencana gunung berapi yang menenggelamkan tanah mereka. Mereka melewati kepulauan di Samudra Pasifik dan perjalanan ini ditulis dalam Codex Boturini.

Jika Aztlan adalah Atlantis, maka benua itu terletak di Timur Jauh, seputar Indonesia. Menurut Noel, ahli mitologi dari Perancis, mengatakan bahwa Taman Firdaus Hinduisme disebut Svarna Dvipa (pulau Emas) dalam Sansekerta. Svarna Dvipa sekarang disebut Sumatera, dianggap Taman Firdaus dan merupakan episentrum bumi dan disebut Pusar Bumi (Mangkubumi). Di luar pembuktian di atas, masih banyak bukti lain yang dikemukakan oleh Santos dengan memperhatikan geologis, arkeologis, dan tradisi oral maupun lisan yang menunjukkan bahwa Atlantis kemungkinan besar terletak di regional Lembah Indus yang membentang dari Asia Kecil (India) hingga Indonesia dengan pusat peradaban justru di Indonesia. Plato mengungkapkan tiga tempat dengan nama Atlantis, di mana satu adalah pulau kecil sebagai ibukotanya.

Dia juga menyebut ‘Yunani Kuna’ sebagai musuh dan penakluk Atlantis yang ia maksud sebagai bangsa Arya dan Aryanavarta (Negara Para Arya), Atlantis yang tenggelam. Sisa-sisa Atlantis sekarang membentuk kepulauan Indonesia dengan sekian banyak gunung berapi yang berada di atas permukaan laut ketika bencana datang. Daerah ini kemudian disebut oleh bangsa Yunani sebagai Wilayah Kematian yang tidak bisa dilayari. Sebagian besar benua Atlantis tenggelam di bawah Laut Cina Selatan.

Wilayah Atlantis yang kedua adalah sebagian daerah India di mana sisa-sisanya masih bisa dilihat dari peninggalan di Lembah Indus dan Gangga dengan warisan peradaban Harappa dan Mohenjo-Daro. Dapat disimpulkan setelah manusia berpindah dari daerah padang rumput dan gurun di Afrika, mereka menemukan iklim ideal untuk bertani dan mengembangkan peradaban. Semua terjadi pada jaman Pleistocene (1.8 juta lalu) yang berakhir 11.600 tahun lalu. Pleistocene adalah zaman es dengan permukaan air laut 100-150 m di bawah saat ini. Ketika es mencair, sebagian besar wilayah Indonesia dan sekitarnya hingga di bawah Laut Cina Selatan terendam air dan menenggelamkan hampir 20 juta penduduknya. Atlantis yang tenggelam ini disebut Atlantis Lemuria dan menjadi Wilayah Kematian. Penduduk Atlantis sendiri terbagi dua, yaitu Arya dan Dravida. Sebutan Tanah Leluhur (Serendip) sebenarnya adalah bahasa Dravida dari Taprobane (Sumatra), yang disebut sebagai Taman Firdaus.

Tempat dengan sekian banyak nama: Sheol (neraka) oleh Yahudi untuk kawasan yang rusak; Hades oleh Yunani, Amenti atau Punt oleh Mesir, Dilmun oleh Mesopotamia, Svarga oleh Hindu, Avalon oleh Celts dan lain lain. Apa yang diceritakan dalam kisah Injil tentang bencana besar sejalan dengan yang dikisahkan Plato dan didukung oleh bukti geologis dan arkeologis. Setiap kali kita berusaha untuk menemukan sumber dari catatan tersebut, kita selalu berakhir pada India dan Indonesia sebagai dua Atlantis. Indonesia, pada masa itu disebut sebagai Ultima Thule (Batas Akhir), perbatasan yang tidak boleh dilewati oleh kapal. Di sini terletak sepasang Pilar Hercules dan Atlas, seperti si kembar Gemini, Castor dan Pollux yang diambil dari tradisi Hindu, Kembar Ashvin. Sama seperti kembar Seth dan Osiris di Mesir.

Hercules berasal dari Baal Melkart, dewa bangsa Phoenicia, yang berasal dari Bala-Rama (Rama yang Perkasa). Sementara Atlas (Atlantis) adalah Krishna. Kembar ini merepresentasikan dua ras manusia: berambut pirang (Aryo-Semites) dan berambut kemerahan (Dravida) yang ditakdirkan untuk bersaing memperebutkan dunia ini. Keduanya berasal dari Taman Firdaus (Lemuria). Dari Lemuria lahirlah lima ras manusia: merah, putih, kuning, hitam dan coklat. Perang perebutan ini digambarkan seperti Deva melawan Asura dalam Hindu, atau Putra Terang melawan Putra Kegelapan dan juga disebut dalam Kitab Wahyu di Injil. Armageddon (bahasa Yahudi) sesungguhnya berarti Tempat Berkumpul, sama seperti Shambhalla dalam bahasa Sansekerta.

Artinya, tempat di mana dua pasukan bertemu untuk menyelesaikan perbedaan melalui perang dan menutup jaman Kali Yuga. Edgar Cayce, yang dijuluki Sleeping Prophet, menyebut dua bangsa ini sebagai Putra Hukum Tunggal dan Putra Belial yang sesungguhnya berasal dari satu sumber tetapi kemudian memilih dua jalan berbeda dalam menangani permasalahan mereka. Putra Belial menggunakan kemampuan mereka untuk menaklukkan dunia sementara Putra Hukum Tunggal bertujuan untuk melestarikan apa yang ada. Setelah ribuan tahun berlalu, tidak peduli warna kulit atau kebangsaan kita, manusia tetap belum bisa belajar dari pengalaman. Perang yang terus menerus, pola pikir yang eksploitatif dan rasa superioritas terhadap kelompok lain masih mewarnai jalan hidup dan kesadaran kita.

Sumber : atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com

Benua Atlantis yang Hilang itu ternyata Indonesia


Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

atlantis-indonesia-map-3.jpgMUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh
hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu
mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal
sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan
Atlantis?

Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi
berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa,
pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian
permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang
hilang atau Atlantis.

atlantis-indonesia-map.jpgPenelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa
Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah
melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis,
The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of
Plato’s Lost Civilization (2005). santos-atlantis.jpgSantos menampilkan 33 perbandingan,
seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara
bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah
Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya,
ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir,
dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.

Konteks Indonesia

Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof.
Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960,
mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara
Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah
nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut
Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu
tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang
menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya
sekarang.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua
yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa,
Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang)
sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang
aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale,
terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang
akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa
itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es
(era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi
secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia
(dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal
dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India
Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan
gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau
Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu.
Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau
(Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya
serta membentuk selat dataran Sunda.

Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau
menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol).
Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat
dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam,
ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak
Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia
bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera
(ocean) secara menyeluruh.

Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi
secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di
kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan
Stephen Hawking.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil
itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung
berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera
sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung
berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantaibenua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh
gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan
gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia,
tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai
bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua
Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh
Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik
terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu.
Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata,
“Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada
Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos
sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu
adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik
Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di
Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar,
Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani.
Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.

Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya
tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian
meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan
gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur
yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui),
tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah
dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya
sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu
bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris
Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak
rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada
masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan
bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya
kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya. ***

Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law
(IISL), Paris-Prancis

Sundaland = Benua Atlantis yang Hilang?


atlantis-santosMENARIK sekali artikel yang ditulis oleh Profesor Dr. H. Priyatna Abdurrasyid, Ph.D., di harian ini Senin, 2 Oktober 2006 tentang mitos Benua Atlantis yang ternyata adalah Indonesia. Tulisannya mengutip sebuah buku keluaran tahun 2005 karya seorang Brasil Profesor Arysio Nunes dos Santos berjudul “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization”.

Terus terang, saya sama sekali belum pernah membaca buku itu. Tetapi, penelusuran melalui dunia maya menemukan satu promosi penerbitan buku tersebut dengan gambar sampul buku yang sangat menarik dan provokatif. Sampul buku itu menampilkan Kepulauan Indonesia bagian barat, yang tidak lain dan tidak bukan adalah apa yang pernah dikenal sebagai Kepulauan Sunda Besar, terdiri dari Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan yang dipersatukan oleh paparan luas yang dikenal sebagai Paparan Sunda.

Jadi Paparan Sunda, atau ketika laut surut pada Kala Pleistosen Akhir menjadi daratan luas disebut dalam dunia ilmiah Geologi internasional sebagai Sundaland, adalah Benua Atlantis yang hilang menurut Profesor Santos? Sungguh membanggakan! Wajar jika kesimpulan Profesor Priyatna diakhir tulisannya bahwa Indonesia yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, harus membuat kita bersyukur, tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia (”PR”, 2 Oktober 2006).

Namun banyak ganjalan yang sangat mengganggu dengan pendapat Profesor Santos yang melambungkan nama Indonesia, atau tepatnya Sundaland, sebagai Benua Atlantis yang hilang itu. Ganjalan-ganjalan yang berkecamuk dalam pikiran saya akhirnya membawa kepada beberapa situs internet tentang Atlantis. Lalu, mouse komputer saya terdampar pada sumber awal munculnya mitos Atlantis itu, yaitu dialog Timaeus dan Critias, yang ditulis oleh Plato.

Cerita Critias

Mitos Atlantis muncul ketika mahaguru Socrates berdialog dengan ketiga muridnya; Timaeus, Critias dan Hermocrates. Critias menuturkan kepada Socartes di hadapan Timaeus dan Hermocrates cerita tentang sebuah negeri dengan peradaban tinggi yang kemudian ditenggelamkan oleh Dewa Zeus karena penduduknya yang dianggap pendosa. Critias mengaku ceritanya adalah true story, sebagai pantun turun temurun dari kakek buyut Critias sendiri yang juga bernama Critias.

atlantis-townsend_lloyd_kCritias, si kakek buyut, mengetahui tentang Atlantis dari seorang Yunani bernama Solon. Solon sendiri dikuliahi tentang Atlantis oleh seorang pendeta Mesir, ketika ia mengunjungi Kota Sais di delta Sungai Nil. Bayangkan cerita lisan turun temurun yang mungkin banyak terjadi distorsi ketika Critias, si cicit, menceritakan kembali kepada Socrates, sebelum ditulis oleh Plato.

Di luar dari distorsi yang mungkin terjadi, tulisan tentang dialog Socrates, Timaeus dan Critias tentang Atlantis yang ditulis Plato adalah sumber tertulis yang menjadi referensi utama. Dari dialog itulah tergambar suatu negeri yang makmur, gemah ripah loh jinawi yang bernama Atlantis. Letak negeri berada di depan selat yang diapit Pilar-pilar Hercules (the Pillars of Heracles).

Negeri itu lebih besar dari gabungan Libia dan Asia. Terdapat jalan ke pulau-pulau lain di mana dari tempat ini akan ditemui sisi lain negeri yang dikelilingi oleh lautan sejati. Laut ini yang berada pada Selat Heracles hanyalah satu-satunya pelabuhan dengan gerbang sempit. Tetapi laut yang lain adalah samudera luas di mana benua yang mengelilinginya adalah benua tanpa batas.

Di Atlantis inilah terdapat kerajaan besar yang menguasai seluruh pulau dan daerah sekitarnya, termasuk Libia, kolom-kolom Heracles, sampai sejauh Mesir, dan di Eropa sampai sejauh Tyrrhenia. Lalu terjadilah gempa bumi dan banjir yang melanda negeri itu. Dalam hanya satu hari satu malam, seluruh penghuninya ditenggelamkan ke dalam bumi, dan Atlantis menghilang ditelan laut.

Cerita tragis yang memunculkan mitos Atlantis itu, bila kita cermati memang akan mengarah secara geografis di sekitar Laut Tengah (Mediterania). Selain nama-nama Libia, Mesir, Eropa dan Tyrrhenia, disebut pula selat dengan pilar-pilar Hercules yang tidak lain adalah Selat Gibraltar (atau dalam bahasa Arab, Selat Jabaltarik), selat di Laut Tengah antara Eropa dan Afrika yang merupakan gerbang ke Samudera Atlantik. Apakah betul Atlantis sebuah benua yang lebih besar dari gabungan Libia dan Asia? Pendapat ini ditentang juga sebagai salah terjemah kata Yunani meson (lebih besar) dengan kata mezon (di antara).

Sundaland

Memang betul, konotasi Atlantis tidak harus mengacu kepada Samudera Atlantik. Tetapi berdasarkan lingkungan kesejarahan dan geografis, para ahli akhirnya berkonsentrasi mencari Atlantis di sekitar Laut Tengah, antara Libia dan Turki yang dikenal sebagai Asia pada waktu itu. Sebelum Profesor Santos berargumen bahwa Atlantis adalah Sundaland, pendapat yang paling banyak diterima adalah bahwa negeri itu ada di tengah-tengah Samudera Atlantis sendiri, yaitu di Kepulauan Azores milik Portugal yang berada 1.500 km sebelah barat pantai Portugal. Tidak ada bukti arkeologis yang mengukuhkan pendapat ini.

atlantis_harborTempat yang paling meyakinkan sebagai Atlantis adalah Pulau Thera di Laut Aegea, sebelah timur Laut Tengah. Pulau Thera yang dikenal pula sebagai Santorini adalah pulau gunung api yang terletak di sebelah utara Pulau Kreta. Sekira 1.500 SM, sebuah letusan dahsyat gunung api ini mengubur dan menenggelamkan kebudayaan Minoan. Hasil galian arkeologis memang menunjukkan bahwa kebudayaan Minoan merupakan kebudayaan yang sangat maju di Eropa pada zamannya.

Pendapat Profesor Santos bahwa Atlantis adalah Sundaland atau Indonesia mempunyai banyak kelemahan. Pertama, tidak terdeskripsi dari cerita Solon melalui Critias bahwa Atlantis berada wilayah tropis. Kedua, deskripsi geografis di sekitar benua mitos itu mengarah semua ke Mediterania. Saya tidak tahu, lokasi mana yang ditunjuk Profesor Santos dalam bukunya sebagai selat dengan pilar-pilar Hercules.

Tetapi ia (melalui tulisan Profesor Priyatna ”PR” 2 Oktober 2006), berargumen bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung api aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Ketiga, Profesor Santos mengarahkan bingkai waktu Atlantis pada zaman es kala waktu Pleistosen. Zaman es terakhir (Wurm) terjadi pada maksimum 18.000 tahun yang lalu. Saat itu, tutupan es di kutub-kutub Bumi meluas hingga lintang 60 derajat, dan air laut di khatulistiwa surut tajam. Di Kepulauan Indonesia, sebuah pendapat mengatakan bahwa air laut surut hingga minus 140 m dari muka air laut sekarang. Maka, perairan Laut Jawa, Selat Karimata dan Laut Cina Selatan yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 100 m, berubah menjadi daratan. Itulah yang kemudian dikenal sebagai Sundaland.

Setelah 18.000 tahun yang lalu, permukaan laut mulai naik seiring dengan masuknya zaman antar-es. Muka air laut naik terus hingga sekitar 5 m di atas muka laut sekarang pada sekira 5.000 tahun yang lalu, sebelum turun kembali hingga pada posisinya sekarang. Artinya, penenggelaman Sundaland akan berjalan sangat pelan (evolutif), memakan waktu 13.000 tahun. Padahal menurut cerita Critias, Atlantis tenggelam hanya dalam satu hari satu malam!

Keempat, kebudayaan Indonesia pada Pleistosen Akhir, bahkan hingga awal Holosen (11.000 tahun yang lalu) masih budaya pengumpul hasil hutan dan berburu. Peralatannya adalah kayu, bambu dan batu, dengan rekayasa sangat sederhana. Mereka tinggal di gua-gua atau teras sungai dengan tempat bernaung dari ranting kayu dan dedaunan. Tidak ada pendapat satu pun yang menggolongkan budaya Paleolitik seperti itu sebagai budaya yang dianggap maju dan tinggi dalam pengertian yang sepadan ketika Plato menuliskan bukunya.

Sekali lagi, saya belum membaca buku Profesor Santos itu. Tetapi dari paparan tulisan Prof. Priyatna, dengan sedikitnya keempat argumen di atas, anggapan bahwa Indonesia (Sundaland) adalah Atlantis sulit untuk dapat diterima. Tentu saja walaupun tulisan ini membantah Indonesia sebagai Atlantis, kita harus tetap sangat bangga dengan Sundaland di Indonesia, karena dari ilmu-ilmu geologi, arkeologi, geografi, biogeografi, linguistik dan lain-lain, kawasan Sundaland diakui kepentingannya secara internasional. Dengan fakta-fakta ilmiah itu, seperti pendapat Profesor Priyatna Abdurrasyid, membuat kita harus bersyukur dan tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Indonesia dengan Sundaland-nya, sekalipun akan terbantah bukan Atlantis, adalah kekayaan intelektual yang tetap diakui secara internasional.***

Penulis, anggota KK Geologi Terapan FIKTM-ITB, dan anggota KRCB dan IAGI.

Atlantis Mungkin Berada di Indonesia



(istimewa)

INILAH.COM, Jakarta - Berkat Google Earth, sebuah peta di dasar laut mirip reruntuhan kota berhasil ditemukan. Pola ini diperkirakan adalah Atlantis, negeri yang pernah jaya ribuan tahun lalu. Tapi ternyata meleset. Mungkin Atlantis ada di Indonesia seperti diperkirakan ilmuwan Brasil.

Pengguna Google Earth yang bisa menelusuri seluruh muka bumi, menemukan sesuatu yang luar biasa. Sebuah pola seperti jalanan kota ditemukan di dasar laut lepas pantai sebelah barat pantai Afrika. Jalanan sepanjang 10 mil ini diyakini sebagai lokasi Atlantis yang menghilang ribuan tahun lalu.

Tapi penemuan itu ternyata mengecewakan banyak orang. Ilmuwan di Google mengatakan bukan Atlantis. Mereka mengatakan pola itu terbentuk karena pantulan dari perangkat yang digunakan. Selain deviasi kedalaman air juga bisa menghasilkan jejak seperti itu.

Google mengatakan pola serupa bisa ditemui di seluruh dasar lautan, termasuk lautan di wilayah Pacifik di sebelah utara Hawaii. Sejak Google Earth memiliki fitur Ocean, jutaan orang mulai mengeksplorasi lautan. Kebanyakan terkejut dengan apa yang berhasil ditemuinya. Seperti di dekat Hawaii ternyata terdapat pulau vulkanis yang disebut Loihi Seamount.

Selain itu juga bisa diketahui terdapat pegunungan di bawah laut di Laut Atlantik dimana patahan tektonik bergeser secara berlawanan, di wilayah Mid-Atlantic Ridge. Jika diamati lebih jauh, pegunungan itu tersambung dengan yang lainnya di seluruh muka bumi dan membentuk panjang hingga 60 ribu kilometer.

Cerita mengenai Atlantis terus menjadi misteri sejak digambarkan filosof Plato lebih dari 2000 tahun lalu. Ia menggambarkan Atlantis sebagai kota yang memiliki kebudayaan tinggi, serta alamnya sangat indah.

Dalam catatannya, Plato menulis Atlantis terhampar di seberang pilar Herkules dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudera hanya dalam waktu satu hari satu malam.

Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali.

Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti New Atlantis karya Francis Bacon. Atlantis juga mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju dan hilang.

Penelitian yang dilakukan oleh Arysio Santos mendapatkan hasil yang mengejutkan. Ia menyebut Atlantis ada di wilayah Indonesia. Ia menuliskan penemuannya itu dalam buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato's Lost Civilization (2005).

Atlantis adalah sebuah pulau atau benua yang disebut pertama kali oleh Plato pada karya dialognya yang berjudul Timaeus dan Critias pada 360 sebelum Masehi. Dialog Critias mengandung sangat banyak keterangan deskriptif tentang ciri-ciri Atlantis.

Kurator Akeologi sejarah di Universitas New York yang paling banyak mempelajari Atlantis, Charles Orser menyebut penemuan Google Earth itu sangat luar biasa. "Ini pertamakalinya lokasi yang paling kuat mengenai Atlantis seperti digambarkan oleh Plato. Ini layak untuk diteliti lebih jauh," katanya

Ia menambahkan Atlantis merupakan salah satu tujuan utama arkeologi di dunia. Jika Atlantis ditemukan, maka akan menjadi pencapaian terbesar sepanjang sejarah. Peter Birch, Product Manager Google Earth mengatakan sudah banyak penemuan hebat Google Earth.

Misalnya saja hutan perawan di Mozambique jajaran karang di pantai Australia, serta sisa pemukiman Romawi Kuno. Tapi mengenai peta bawah laut yang diperkirakan sebagai Atlantis adalah salah.

Untuk kasus itu, Birch mengatakan user melihat jejak proses pengumpulan data. Bathymetric (permukaan dasar laut) sering dikumpulkan dari perahu menggunakan sonar untuk mengukur dasar laut. "Garis merefleksikan jalur perahu saat mengumpukan data," katanya. Mungkin Atlantis memang berada di Indonesia seperti diperkirakan oleh Santos. Pada situs webnya atlan.org ia mengungkapkan, pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatera, Jawa, Kalimantan, sampai ke wilayah timur.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Di antaranya letusan yang paling dahsyat adalah gunung Krakatau.

Santos membandingan, sistem pesawahan yang khas Indonesia, diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko. Santos melakukan penelitian selama 30 tahun untuk menghasilkan kesimpulannya itu.

Ia mengungkapkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia.