Kamis, 28 Oktober 2010

logan baru Jakarta: Jakarta Berkumis


Inilah Slogan Baru: Jakarta Berkumis
Banjir, genangan, dan kemacetan hampir setiap hari mendera warga Jakarta akhir-akhir ini. Hujan satu jam saja, genangan—warga lebih suka menyebutnya banjir—muncul di mana-mana. Dampaknya, kemacetan juga terjadi di mana-mana.

Yang lebih menyebalkan, hujan penyebab genangan dan kemacetan itu terjadinya di jam-jam menjelang orang bubaran kantor. Maka lengkap sudah derita warga Ibu Kota, termasuk kawasan penyangganya, seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor. Karena harus terjebak macet, maka kesempatan untuk bertemu keluarga menjadi makin singkat.

Puncaknya, hari Senin petang lalu, kemacetan sungguh luar biasa. Sampai pukul 22.00, misalnya, Jalan arteri Pejompongan-Pondok Indah masih macet. Itu adalah kali kedua di bulan ini warga terjebak kemacetan sampai dua tiga jam atau bahkan lebih setelah sebelumnya terjadi pada Jumat (22/10) lalu.

Beruntung, saat ini telah telah tersedia saluran untuk menumpahkan segala kekesalan dan kemarahan itu ke dalam media sosial seperti Facebook dan Twitter. Maka, di media itulah segala kekesalan dan kemarahan lalu ditumpahkan dalam bentuk sindiran dan guyonan atawa joke.

Berikut adalah berbagai guyonan menggelitik yang sebenarnya berisi kritik tajam kepada Pemerintah DKI Jakarta yang mereka nilai kurang becus mengurus kemacetan dan banjir.

Dalam sebuah posting di akun Twitter, ada yang menuliskan slogan baru Jakarta:Jakarta Berkumis, berdebar kalau gerimis. Maknanya jelas, kalau sudah mulai gerimis, warga pun berdebar-debar, khawatir hujan besar lalu macet lagi. Dan penggunaan kumis dalam slogan ala warga itu tentu saja punya maksud tersembunyi yang siapa pun pasti tahulah....

Ada pula joke yang sindirannya luar biasa begini: "banjir Jakarta semalam hanyalah uji coba dari Dinas Pariwisata untuk menjadikan Jakarta sebagai Wahana Water Boom terbesar di dunia, menyambut Visi Jakarta Year 2011."

Ada lagi yang menulis guyonan yang juga sindiran untuk para pemimpin DKI Jakarta: "Seluruh jajaran Pemda DKI mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan saudara dalam menyukseskan Jakarta Macet Gembira 2010. Dikarenakan antusiasme peserta yang luar biasa, event ini akan lebih sering diadakan!!!"

Bukan hanya main teks, kreativitas warga juga ditampilkan dalam gambar-gambar yang beredar lewat BlackBerry Messanger. Ada Foto Gubernur Fauzi Bowo yang berkumis tebal itu dengan tangan menunjuk sebuah balon tulisan seperti dalam komik: "Sudah siap kena macet nanti sore? Semoga Anda kuat dan tabah menjalaninya. Enjoy Jakarta."

Ada lagi foto Bang Foke, sapaan untuk Fauzi Bowo yang asli Betawi itu: "Selamat pagi sobat Jakarta. Bagaimana semalam? Belum kapok khan tinggal di Jakarta?"

Ada pula gambar Tugu Monas miring dengan gambar banjir di bawahnya. Ada-ada saja memang. (Robert Adhi Kusuma Putra)(kompas.com)

Bocoran Terbaru Ponsel PlayStation

 
Selama sekitar dua tahun belakangan ini rumor yang menyebutkan Sony akan merilis ponsel PlayStation masih terus berhembus. Saat ini nampaknya kabar tersebut bukan isapan jempol semata. Pasalnya, sebuah foto yang diduga sebagai PSP phone beredar luas di internet. Purwarupa dari PSP phone tersebut pertama kali disebarkan oleh blog gadget terkemuka, engadget. Dari gambar yang diperlihatkan, terlihat PSP phone ini seperti gabungan antara PSP dengan ponsel. 

Dilansir melalui Softpedia, ponsel game ini memiliki tampilan seperti Xperia kepunyaan Sony Ericsson. Selain itu, PSP phone kabarnya bakal didukung sistem operasi Android versi 3.0 atau Gingerbread. 

Sedangkan jeroannya terbongkar, mulai dari prosesor Qualcomm MSM8655 1GHz, dengan RAM 512MB, ROM 1GB, dengan tambahan slot microSD. 

Untuk ukuran layarnya mengusung ukuran 3.7 sampai dengan 4.1 inci, yang dikombinasikan dengan bentuk slide. Namun di keyboard tambahan itu bukan tombol-tombol qwerty seperti perangkat genggam kebanyakan tapi sebuah keyboard yang mirip dengan PSP. Besar kemungkinan fungsi navigasi akan ditaruh sepenuhnya pada layar sentuh. 

Yang jelas, PSP phone ini akan terintegasi dengan Sony Marketplace, dimana penggunanya bisa mengunduh game yang kompatibel langsung secara online. Beberapa game yang dikabarkan akan kompatibel adalah, God of War dan Call of Duty: Modern Warfare. 

Belum ada tanggapan dari pihak Sony namun kabarnya handset ini akan dirilis pada Oktober mendatang, sampai akhirnya dilempar ke pasaran pada akhir 2010 atau awal 2011. 

persahabatan yang manis antara kucing dan burung

Best Friendship Cat And Bird :





TV O*e lagi ngambek di Twitter gan, Ngakak!



Apakah ini yang dinamakan blunder social media? Karena ngga followaccount ini dan bukan penonton TV One, gue terus terang ngga tau masalahnya apa, tapi sepertinya banyak penonton TV One yang kurang suka dengan metode stasiun TV yang satu ini dalam meliput bencana alam di sekitar Gunung Merapi sehingga menyampaikan kekesalannya melalui Twitter. Mungkin karena saking banyaknya respon negatif, admin account ini terbawa emosi ketika melihat banjir mention yang muncul.

Sebagai account (yang sepertinya) resmi, ini jelas bukan respon yang pantas dan pengirim twit di atas pasti lupa bahwa ada dia punya lebih dari 150 ribu follower yang di antaranya pasti akan ada yang meritwit dan itu akan dibaca oleh mereka yang tidak follow account@TVOneNews.

Dengan mengusulkan para penontonnya untuk pindah ke saluran hiburan atau lawak, ini menjadi sesuatu yang cukup lucu dan memprihatinkan. Lucu karena ada kesan merajuk, memprihatinkan karena meminta pemirsa untuk menonton saluran TV lain yang berarti mengalihkan potensi penonton iklan.

Kalau ada staff agency yang melihat twit ini (dan dijamin pasti banyak), pasti reaksi mereka adalah untuk tidak lagi beriklan di TV One karena pemirsa diminta untuk menonton saluran lain. Atau setidaknya meminta penjelasan dari pihak TV One atas isi twit tersebut. Agency yang belum beriklan di TV One juga akan berpikir ulang ketika menganjurkan klien ketika menentukan media penempatan iklan.

Respon yang lucu justru datang dari account @pemirsa:

saya (@pemirsa) tidak pernah sekalipun (apalagi terus-menerus) memaki @tvOneNews seperti yg dituduhkan admin akun tsb.
-@amasna



sumber: o-onews

Gempa Skala Kecil Gunung Galunggung Meningkat



Tasikmalaya (ANTARA News) - Gempa vulkanik Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami peningkatan pada di bulan Oktober dibandingkan bulan September 2010 dengan skala kecil.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api, Gunung Galunggung, Heri Supartono kepada wartawan, Kamis, mengatakan bulan September tercatat empat kali gempa, sedangkan memasuki akhir Oktober 2010 menunjukan peningkatan yang sudah tercatat 34 kali gempa vulkanik.

Meskipun mengalami peningkatan, menurut dia dari hasil kajian pengatannya masih dalam batas normal, bahkan objek wisata Gunung Galunggung aman dikunjungi wisatawan.

"Memang ada peningkatan gempa vulkanik, tapi untuk objek wisata Gunung Galunggung aman dikunjungi," katanya.

Ia menjelaskan objek cipanas Galunggung dari hasil pengukuran suhu air di tiga tempat kawasan gunung Galunggung hanya mencapai 55 derajat dan 62 derajat sehingga dinyatakan normal dan aman bagi pengunjung.

Hasil dari pengamatan keaktifan Gungung Galunggung, kata Heri pihaknya terus melaporkan setiap terjadi perubahan kepada pemerintah daerah.

"Hasil pengukuran suhu air ternyata masih normal dan dipastikan statusnya normal," katanya.

Namun, ia menyayangkan kawasan Gungung Galunggung yang statusnya aktif kondisi sekitarnya memprihatinkan seperti jalur lahar dan kawasan menampung lahar dingin sudah tidak ada akibat dampak dari galian C atau penambangan pasir.

Jika waktu yang tidak dipastikan terjadi letusan, menurut dia penanganan bencana di Gunung Galunggung tidak jelas dalam penanganan seperti tidak adanya jalur evakuasi dan kawasan pengungsian.

Ia berharap pemerintah daerah mulai menyusun rencana penanganan bencana letusan Gunung Galunggung dengan baik, sehingga suatu waktu terjadi dapat ditangani dengan baik.

"Saya berharap pemerintah daerah mampu memberikan kebijakan dan mengendalikan keadaan disana, kemudian rencana penanganan bencana pun disusun dengan baik," kata Heri.(*)
(ANT/R009)

Lagu untuk Mbah Marijan di Youtube

Mbah Marijan kini sudah meninggal. Bersama belasan para pengikutnya beliau terbakar oleh panasnya “wedhus gembel” kiriman dari Merapi. Mbah Marijan meninggal sebagai ksatria yang rela berkorban mempertahankan keyakinannya.
Meski sudah meninggal, legenda Mbah Marijan tetap dikenang oleh banyak orang. Tak pelak lagi hampir seluruh stasiun televisi ternama menayangkan liputan-liputan khususnya terkait dengan meninggalnya Mbah Marijan.
Tak ketinggalan, di dunia mayapun, penghormatan terhadap Mbah Marijan diwujudkan dalam berbagai ekspresi. Salah satu bentuk ekspresi penghormatan kepada Mbah dilakukan oleh seseorang dengan mengunggah klip video lagu mengenai Mbah Marijan.
“Mbah Marijan, roso..roso..Mbah Marijan pencen roso” (Mbak Marijan kuat, mbah marijan memang kuat). Demikan kira-kira bait penutup pada lagu yang diciptakan oleh Cak Diqin tersbeut. Lagu berdurasi hampir empat menit yang dinyanyikan oleh Cak Diqin, Wiwid, Sujie, Eva, dan Vika tersebut bercerita mengenai kehebatan Mbah Marijan sebagai sosok bersahaja namun punya kharisma.
Tertarik untuk melihat, klink link berikut ini: http://www.youtube.com/watch?v=H0wZsse4MkA

Niat Plesir Anggota DPR Sangat Terbaca


Niat Plesir Anggota DPR Sangat Terbaca

JAKARTA, JCDnews -
 Sejumlah anggota Komisi V DPR RI secara diam-diam pergi ke Italia. Mereka berangkat pada Selasa (26/10) malam. Apa yang dilakukan anggota DPR ini dinilai sebagai modus untuk memenuhi hasrat berplesiran dengan uang negara.

"Tujuan mereka untuk melakukan studi banding hanya sekadar memuaskan nafsu plesiran anggota DPR. Kalau punya niat baik kan nggak perlu sembunyi-sembunyi. Ini kejahatan luar biasa yang dilakukan anggota DPR," ujar pengamat politi dari LSI, Burhanudin Muhtadi, Rabu (27/10) malam.

Menurut Burhan, apa yang dilakukan anggota DPR semakin menunjukkan kalau anggota parlemen tidak lagi peduli atas kritik yang disampaikan masyarakat sehingga merekan tidak layak dianggap sebagai wakil rakyat.

"Anggota DPR tanpa malu mempertotonkan kedunguan mereka karena tidak mendengar kritik publik. Menurut saya mereka tidak pantas, menyadang wakil rakyat," kritik Burhan.

Burhan menambahkan, dengan memilih Italia sebagai tempat untuk studi banding terkait RUU Rumah Susun sangatlah janggal. Menurut Burhan, jika ingin studi banding untuk rumah susun lebih tepat ke Singapura atau Hongkong.

"Saya yakin mereka di Italia plesiran bukan membuat RUU rumah susun," sindir Burhan.

Burhan mengatakan, selama ini belum ada transparansi mengenai hasil kunjungan anggota DPR ke luar negeri. Bahkan, kunjungan ke luar negeri tidak mampu meningkatkan kualitas kerja DPR.

"Tidak pernah ada bukti kalau mereka studi banding di luar negeri. Kalau mereka benar melakukan studi banding seharusnya produk legislasi yang ditargetkan pada 2010. Kan targetnya 70 tapi baru tercapai 8, padahal studi banding untuk mencari pembanding agar mempermudah produksi RUU menjadi undang-undang," tutup Burhan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kunjungan anggota Komisi V ini akan berlangsung selama lima hari. Mereka yang berangkat adalah Yasti Soepredjo Mokoagow dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) dan Muhidin Mohamad Said dari Fraksi Partai Golkar, masing-masing selaku ketua delegasi.

Lalu ada empat orang dari Fraksi Partai Demokrat, tiga dari dari Fraksi Partai Golkar, dua dari FPDI-Perjuangan, dua orang dari FPPP, lalu masing-masing satu orang dari FPKS, FPKB dan F-Gerindra.

Sikap diam-diam ini bertentangan dengan instruksi pimpinan Dewan sebelumnya. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, sempat menegaskan bahwa semua kunjungan ke luar negeri harus dilakukan transparan.

Salah satu caranya adalah dengan menyampaikan ke publik maksud dan tujuan studi banding sebelum dan sesudah melakukan perjalanan. Namun, hal tersebut tidak dilakukan oleh anggota komisi V.
Jakartacitydirectory.com (Suf/Dtc)

Nordlingen, Kota Yang Dibangun di Kawah Meteorit



Hantaman meteorit yang menghempas tanah dan bebatuan sekitar 14,5 juta tahun silam di Bavaria meninggalkan lubang kawah yang cukup lebar. Kini, lubang kawah itu sudah dipadati dengan perumahan mewah dan penduduk. Kota tersebut diberinama Nordlingen.

Dari kejauhan tampak jelas kota yang berpenduduk sekitar 20.000 jiwa (2006) tersebut berada di satu lingkaran. Melansir Planet Oddity baru-baru ini, Nordlingen terletak di distrik Donau-Ries di Bavaria, Jerman. Selain bekas hantaman meteorit, kota ini juga pernah menjadi lokasi Perang 30 Tahun.
Untuk diketahui lebar kawah yang melingkari kota Nordlingen ini mencapai 68.10 km2. Dinding yang melingkari kota ini memang terbentuk secara alami akibat hantaman meteorit itu.
Kawah bekas hantaman meteorit terbesar dapat dijumpai di Arizona, Amerika. Kawah meteorit ini memiliki lebar 1.200 meter dan kedalaman hampir 182 meter.

Mau Aman Korupsi, Ya Minta Perlindungan Demokrat Dong, Sudah Terbukti Keberhasilannya Melindungi Koruptor !!!




Partai Demokrat jadi tempat nyaman perlindungan tersangka korupsi. Gejala pengistimewaan kader Demokrat dalam pemberantasan korupsi itu menjadi salah satu sorotan Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam evaluasi setahun pemerintahan SBY di bidang korupsi, Minggu lalu. Peneliti ICW, Tama S. Langkun, menangkap tren, “Banyak kepala daerah yang terendus kasus korupsinya langsung berganti bendera partai, dan itu ke Demokrat,” ungkapnya.

Sebagai partai berkuasa, Demokrat seolah menjadi juru selamat. Tama mencatat, dari 11 kader Demokrat yang tersangkut korupsi, enam orang adalah pindahan dari partai lain. Agusrin, misalnya, semula diusung PKS dan PBR ketika menjadi gubernur periode pertama.

Dua Ketua DPD Demokrat lainnya yang terbelit perkara korupsi juga pindahan dari partai lain. Djufri, Ketua Partai Demokrat Sumatera Barat, tadinya diusung Partai Bulan Bintang ketika menjabat sebagai Wali Kota Bukittinggi. Sukawi Sutarip, Ketua Partai Demokrat Jawa Tengah, semula usungan PDI Perjuangan ketika menjadi Wali Kota Semarang.

Tama menganalisis, penegak hukum cenderung cepat menangani perkara korupsi kader non-Demokrat. “Kalau dari Demokrat, cenderung macet,” paparnya. Bila dirinci lagi, perkara kader Demokrat yang macet umumnya ditangani kejaksaan. Dari 11 perkara kader Demokrat, lima di antaranya macet. “Kelima perkara yang macet itu ditangani kejaksaan. Sedangkan enam perkara yang ditangani KPK tidak mengalami kendala,” ujarnya.

Kesan Demokrat sebagai tempat nyaman bagi tersangka korupsi memperkuat citra bahwa berbagai pernyataan SBY dalam pemberantasan korupsi hanya basa-basi. Para tersangka korupsi didorong maju jadi calon kepala daerah. Ada yang menang, seperti Agusrin di Bengkulu. Ada yang kalah, seperti Sukawi Sutarip di Jawa Tengah. Sensitivitas Demokrat dalam agenda antikorupsi diragukan.

Demokrat, bagi ICW, seharusnya menjadi contoh kesungguhan SBY memberantas korupsi dari lingkaran dekat. ICW sampai pada konklusi bahwa pernyataan SBY dalam pemberantasan korupsi hanya kosmetik. Selama setahun pemerintahan periode kedua, ada 17 pernyataan SBY yang terkait pemberantasan korupsi. Tapi hanya tiga (24%) yang terealisasi.

Contoh pernyataan yang tidak terbukti, menurut ICW, pada 16 Agustus lalu, SBY berpidato untuk bersama-sama memberantas korupsi. Tetapi besoknya, pada 17 Agustus, presiden memberikan grasi, remisi, dan pembebasan bersyarat untuk para koruptor. Jumlahnya mencapai 660 orang. “Itu rekor tertinggi,” ujar Tama.

Proses hukum cepat yang menimpa kader partai non-Demokrat dan lambannya penanganan perkara kader Demokrat, dalam pandangan Denny Kailimang, Ketua Divisi Advokasi dan Penegakan Hukum DPP Partai Demokrat, tidak bisa dibandingkan. “Kalau dibandingkan, berarti tidak mengerti hukum,” kata Denny. “Seharusnya dilihat syarat pembuktiannya. Kalau tidak ada bukti, masak harus dicari-cari.”

Jika ada kasus yang belum selesai, menurut Denny, yang harus ditanya kejaksaan, kepolisian, atau KPK. “Jangan menyerang partainya,” kata Denny. “Nggak ada sama sekali tebang pilih.” Bahwa Demokrat tetap mengajukan kader yang berstatus tersangka sebagai calon kepala daerah, menurut Denny, itu bukan berarti Demokrat tidak sensitif pada isu korupsi.

Kata Denny, posisi Demokrat dalam pemberantasan korupsi sangat tegas. “Siapa pun kader Demokrat, silakan diperiksa, dan kalau ada cukup bukti, silakan ditahan. Demokrat tidak ada tebang pilih. Kami sudah mendengungkan pemberantasan korupsi. Tidak ada kader yang kami lindungi. Kalau cukup bukti, silakan ditangkap. Kami nggak akan menghalangi tindakan kejaksaan dan KPK,” paparnya. [GATRA]

Pasca Letusan Gunung Merapi


Berikut foto-foto sehari setelah meletusnya Gunung Merapi dan terjangan awan panas (wedhus gembel) pada 26 Oktober 2010
merapi
merapi
merapi

Kejadian Aneh-Aneh Sebelum Mbah Marijan Meninggal


Kejadian aneh yang beruntun terjadi, dari tsunami mentawai (baca Kejadian Aneh-Aneh Sebelum Gempa & Tsunami Mentawai), kini muncul berita meninggalnya mbah marijan,Bersujud Hingga Ajal Menjemput, Mbah Maridjan Dipastikan Tewas, Korban Meninggal jadi 28 Orang
Jenazah Mbah Marijan di Sardjito forensik. Foto: JPNN
Media lain juga menyebutkan Pak Kyai Juga Pastikan Mbah Marijan Tewas sampai akhirnya pihak kedokteran juga menyatakan demikian berdasarkan ciri fisik, Mbah Maridjan Meninggal
Breaking News / Sosbud / Rabu, 27 Oktober 2010 09:51 WIB,Metrotvnews.com, Yogyakarta: Satu dari 14 korban terakhir yang dibawa ke Rumah Sakit Dokter Sardjito Yogyakarta memiliki ciri-ciri fisik yang mirip dengan Ki Surakso Hargo alias Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi. Jenazah-jenazah tersebut sebagian besar ditemukan di sekitar rumah Mbah Maridjan. Mereka menjadi korban akibat semburan awan panas letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (26/10) sore. Secara fisik, ciri-ciri sarung, batik dan peci dari salah satu mayat cocok dengan yang dipakai Mbah Maridjan. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Humas Rumah Sakit Dokter Sardjito Dokter Kresno Heru Nugroho. Jenazah itu ditemukan di rumah Mbah Maridjan. Pihak rumah sakit juga mendapatkan informasi dari Keraton Yogyakarta salah satu ciri Mbah Maridjan adalah ibu jarinya bengkok. Setelah ditelisik, cocok. Mbah Maridjan adalah abdi dalem keraton. Namun demikian, kata Kresno, untuk memastikan bahwa yang meninggal tersebut Mbah Maridjan pihak rumah sakit sedang melakukan uji DNA. DNA itu akan dicocokan dengan keluarganya, baik istri maupun anak-anaknya. “Tunggu saja sampai identifikasi DNA selesai,” kata Kresno. Menurut Kresno, seluruh keluarga Mbah Maridjan, baik anak maupun istrinya, selamat. Ikhwal kematian Mbah Maridjan juga dibenarkan oleh salah satu menantunya, Bambang. “Saya sudah melihat sendiri,” kata Bambang. Menurut Bambang, pakaian yang dipakai, baik batik, sarung maupun kopyah mirip yang digunakan mertuanya sehari-hari. “Beliau sujud di atas sajadah. Sujud di kamar di rumah,” kata Bambang. Bambang menjelaskan, terakhir kali Mbah Maridjan bilang kepada pihak keluarga, “Ngantiyo piye saya tidak akan turun (Meskipun meletus saya tidak akan turun).” (DOR)
Kejadian Aneh-Aneh Sebelum Mbah Marijan Meninggal
Mengapa mbah marijan meninggal tgl 26-oktober-2010 ?  tiada lain 26 adalah sebuah enam sebanyak 2 kali yang biasa pula disebut sebagai 66.
Tidak banyak yang menyadari bahwa sebelum meninggalnya tokoh populer di indonesia ini sudah diberikan sebuah kejadian demi kejadian aneh, utamanya beliau adalah Ki Surakso Hargo -  artinya penjaga gunung -  yang kemudian lebih akrab  dipanggil dengan Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem keraton Jogjakarta, yang bertugas sebagai juru kunci Gunung Merapi. Selama ini, ia hanya dikenal patuh dengan perintah  Sri Sultan Hamengkubuwono, raja penguasa keraton Jogjakarta. Maklum, dia adalah bagian dari abdi dalem keraton, yang  hidupnya memang hanya mengabdi kepada raja. Sesaat sebelum kematian beliau, maka keanehan ditujunkkan oleh mbah marijan, Mbah Maridjan: Jangan Ambil Foto Saya…
SLEMAN, KOMPAS.com — Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi, diduga tewas akibat sengatan awan panas yang disebut wedhus gembel di kediamannya Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (26/10/2010). Dusun tempat tinggal Mbah Maridjan dan kerabatnya itu luluh lantak di sapu abu panas. Belasan jenazah ditemukan dan satu di antaranya diduga adalah Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan dan kerabatnya sebelumnya menolak turun gunung untuk mengungsi. Mereka memilih bertahan di rumahnya. Beberapa menit sebelum semburan dahsyat abu gunung, Tribunnews.com sempat melakukan wawancara dengan Mbah Maridjan.
Mbah Maridjan saat itu pun tampak seperti biasa menghadapi kondisi bencana tersebut. Saat wartawan Tribunnews.com memasuki halaman rumah Mbah Maridjan, Bintang iklan minuman suplemen itu menyambut dengan tawa riang. “Ini pakai bahasa Indonesia apa bahasa Yogya,” kata Mbah Maridjan mengawali pembicaraan.
Meski panjang lebar dan riang menjawab pertanyaan, Mbah Maridjan mewanti-wanti agar tidak diambil fotonya. Hal ini aneh mengingat Mbah Maridjan akrab dengan kamera karena sering tampil bahkan menjadi bintang iklan sebuah produk minuman stamina. “Jangan difoto, ya,” katanya.
Mbah Maridjan sore itu memang tampak berbeda. Saat juru kamera televisi mengambil gambarnya ia pun terus-menerus menutupi wajahnya.
Jauh hari sebelum kematian beliau, maka di keraton itulah tanda awal kematian mbah marijan lewat sebuah gempa bumi yang terjadi tgl 21-agustus-2010 lalu (bacaGempa Yogya, Mengapa Tepat 21-Agustus-2010 ?). Tersebutlah di dalam gempa itu cukup keras walau tidak ada korban jiwa, namun di keraton yogyakarta itulah sebuah makna terjadi,Akibat Gempa Yogya,Umpak Keraton Pecah, Sebuah Pertanda. Itulah gempa yogya yang terjadi tgl 21-agustus-2010 lalu, hingga mbah marijan meninggal tercatatlah tgl meninggalnya beliau adalah tgl 26-oktober-2010 sebagai tgl letusan g. merapi,  GKR Hemas Tengok Jasad Mbah Maridjan
Sebuah keanehan muncul dari rentang waktu gempa yogya 21-agustus-2010 dan letusan merapi tgl 26-oktober-2010, tercatat itulah 66 hari dari rentang waktu itu. Sekali lagi 66 hari setelah gempa yogya yang memecahkan empat umpak keraton yogyakarta, maka enam puluh enam hari itulah beliau meninggal dunia.
Apakah ada yang aneh dengan 66 itu ? Itulah bentukan dari nama beliau, MARIJAN, dimana tersusun alfabet dari huruf itu adalah M=13, A=1, R=18, I=9, J=10, A=1, N=14, kesemua itu berjumlah 66.
Nilai 66 hari adalah sebuah rentang waktu yang mudah di-ingat sebagai nilai kembar yang pernah tertulis sebelumnya, jauh kedua peristiwa itu terjadi. Tulisan 66 itu dapat dijumpai pada ulasan Tanda Tanda Sebelum Gempa Yogya atau artikel Sebelum Gempa Yogya 27-mei-2006. Dengan jelas kode 66 itu mengarah pada sosok sang juru kunci, beliaunya adalah mbah marijan, cuplikan tulisan itu (posting 20-november-2009)
AJAKAN PEMURNIAN AJARAN TAUHID
Didalam milis tersebut terdapatlah suatu ajakan untuk memurnikan ajaran Islam yang disebut sebagai bagian dari kepedulian ketauhidan. Setting latar belakang dari gempa yogya ini adalah sebuah berita & pengagungan berlebihan terhadap sosok juru kunci merapi dengan kode bencana 66,
(juru kunci merapi, kode 13+1+18+9+10+1+14=66,  sedangkan gempa yogya 27-05-2006, kode gempa yogya = 27+05=32, kemudian di ikuti oleh semburan lapindo yang dimulai 29-05-2006, kode lumpur lapindo=29+05=34, sehinga dua bencana tersebut adalah 32+34=66 juga, sama dengan kode sang tokoh)
Tersebutlah tgl 22-05-2006 atau 5 sebelum gempa yogya, maka para penggiat milisthe_untold_stories melakukan penyebaran brosur tentang gempa yogya, hal ini tercatat & terbukti sebagai saksi yang tidak terbantahkan karena tgl catatan milist tsb tidak bisa diubah (baca Lawan mbah Marijan, Mon May 22, 2006 5:41 am) Berikut cuplikan isi press release ke media terkenal: Jawa Pos
Kini kode 66 itu sendiri tengah berhadapan dengan penguasa sebenarnya yaitu Mbah Maridjan Tewas Bersujud. , mohon ampun atas yang pernah dilakukan beliau pada tahun tahun sebelumnya. (baca G. Merapi & Fenomena Mbah Marijan) dibandingkan dengan tahun 2006 yanglalu, 26/08/2006 13:36 WIB Mbah Marijan Pimpin Labuhan Merapi
Bagus Kurniawan – detikcom
Sleman – Juru kunci Gunung Merapi, RP Suraksohargo yang lebih dikenal Mbah Marijan memimpin prosesi labuhan alit di Gerbang Srimanganti atau Pos 2 Merapi. Upacara labuhan alit yang jatuh setiap tanggal 30 Rejeb penanggalan Jawa 1939 itu dilakukan untuk memperingati jumenengan dalem atau naik tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat.
Upacara adat Labuhan Merapi hari ini, Sabtu (26/8/2006) di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman yang juga menjadi kediaman juru kunci Merapi, Mbah Marijan. Prosesi ini digelar sehari setelah dilakukan upacara labuhan di Parangkusumo Bantul. Sebelum dilakukan prosesi, pada hari Jumat  kemarin telah dilakukan upacara serah terima ubarampe labuhan dari utusan kraton kepada pejabat Kabupaten Sleman di Kecamatan Cangkringan. Dari kecamatan, barang-barang
yang akan dilabuh ini pada sore harinya akan diserahkan kepada kepada juru kunci Merapi, untuk disemayamkan. Baru pada hari Sabtu pagi, prosesi labuhan dimulai dipimpin Mbah Marijan bersama beberapa abdi dalem kraton lainnya. Ratusan warga turut hadir memadati halaman rumah Mbah Marijan untuk menyaksikan prosesi tahunan ini.
Sebelum prosesi arak-arakan dimulai, warga yang ingin ngalap berkah sudah ada yang mendaki lebih dulu melalui jalur pendakian bagian selatan. Menjelang subuh sudah banyak warga yang berkumpul di pendopo Srimanganti tempat prosesi labuhan dimulai yakni di Pos 2 di wilayah Kendhit yang merupakan batas hutan vegetasi Merapi. Sejak pagi hingga acara berlangsung langit cerah dengan suhu udara sekitar 20 derajat Celcius. Menjelang dilaksanakan upacara labuhan sejak Jumat sore hingga Sabtu pagi, Merapi tampak jelas, meski beberapa hari sebelumnya gunung itu selalu tertutup kabut. Beberapa barang yang dilabuh sebanyak 8 macam meliputi, kain sinjang cangkring, semekan gadhung melati, semekan bango tolak, peningset yudharaga, selendang cindhe, kain kampuh poleng, minyak wangi, kemenyan ratus, uang kepeng dan beberapa sesaji diantaranya nasi ingkung lengkap danlain-lain.
Semua ubarampe labuhan dibawa oleh para abdi dalem. Mbah Marijan langsung memimpin sendiri jalannya prosesi sebagai pembuka jalan. Turut mendampingi selama berlangsung prosesi hingga menuju tempat acara di Pos 2 beberapa anggota Tim SAR DIY dan relawan lainnya. Setelah berjalan mendaki selama lebih kurang 2 jam, rombongan tiba di tempat upacara. Ratusan orang yang sudah datang lebih dulu maupun yang datang bersamaan rombongan Mbah Marijan langsung duduk di sekitar tempat prosesi. Setelah dilakukan wilangan atau pengecekan satu-persatu barang yang akan dilabuh. Setelah dinyatakan lengkap semua ubarampe labuhan kemudian di tempat yang telah disediakan. Bersamaan dengan dibakarnya kemenyan dilakukan doa bersama memohon keselamatan. Usai dilakukan doa bersama barang-barang yang dilabuh kemudian diperebutkan warga yang ingin ngalap berkah.
Ubarampe yang dilabuh itu sebagai bentuk permohonan untuk mendapatkan kesejahteraan dan keselamatan terutama kepada Sultan, negara Indonesia, Kraton Yogyakarta beserta warga Yogyakarta seluruhnya diberi keselamatan di jauhkan dari berbagai bencana terutama pasca erupsi Merapi tahun ini maupun berbagai bencana dan musibah lainnya.
Labuhan itu juga sebagai persembahan kepada penguasa Gunung Merapi yang dipimpin Eyang Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Nyai Gadhung Mlati dan Kyai Megantoro yang kesemuanya sebagai penguasa di Gunung Merapi. (jon)
Itulah  kode 66 dari alfabet nama beliau dan silsilah bencana yogyakarta,tahun 2006 lalu tgl 6-6-2006, Selasa, 06/06/2006 11:57 WIB Hujan Abu Tebal, Mbah Marijan Naik ke Gunung Merapi
Sleman – Rumah juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan diguyur hujan abu sangat tebal. Hujan abu sejak pagi ini membuat Mbah Marijan naik ke Gunung Merapi, tepatnya di pos II jalur pendakian ke puncak Merapi, lokasi yang biasa digunakannya untuk berdoa agar diberi keselamatan. “Bapak pergi ke atas. Tetapi tidak pamit sama siapapun,” kata Bu Panut, salah seorang anak Mbah Marijan kepada detikcom saat ditemui di rumah Mbah Marijan, Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupetan Sleman, Yogyakarta, Selasa (6/6/2006). Sampai pukul 12.00 WIB, Dusun Kinahrejo bertambah gelap akibat hujan abu tebal yang mengguyur wilayah tersebut sejak pagi. Selain abu, mendung dan kabut juga turun. Akibat hujan abu dan kabut tebal ini, pemandangan puncak Gunung Merapi tidak tampak. Saat ditanya kapan Mbah Marijan kembali ke rumah, Bu Panut tidak tahu persis. “Bapak kalau sedang ada perlu seperti sekarang ini sulit dipastikan kapan pulangnya,” katanya. Mbah Marijan yang memiliki nama pemberian keraton Mas Ngabehi Suraksohargo sering mengadakan acara ritual di lokasi labuhan keraton, yakni pos II Jalur pendakian ke Gunung Merapi. Di tempat inilah, ia berdoa meminta agar warga tetap diberi lindungan dan keselamatan. (jon/)
Tahun 6-6-2006 lalu, bandingkan dengan 6-6-2010 tahun ini sebagai ilustrasi, maka tgl 6-6-2010 itulah sebuah tragedi yang dilakukan sebagai bagian ritual tolak bala, malah mengundang bala, seperti yang terjadi (bacaTragedi Tolak Bala)
12 Anak di Aceh Tewas Saat Ritual Tolak Bala
Besi jembatan gantung lepas dan orang-orang berjatuhan. Kata orang, sungai itu angker.
…. Kejadian tragis ini terjadi saat warga desa sedang melaksanakan upacara adat tolak bala, pada Minggu 6 Juni 2010, kemarin…..
Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim mengatakan, hingga kini upaya pencarian korban masih dilakukan di sekitar lokasi jembatan Sungai Alas. Diperkirakan masih ada empat korban lagi yang masih belum bisa ditemukan.  Menurutnya, ritual tolak bala yang dilakukan warga desa Meloak Ilang, merupakan tradisi, dan tiap tahun digelar warga setempat. Para tetua kampung menghanyutkan sesajian berupa ayam jantan putih ke sungai Alas, yang diyakini menangkal bala.
“Saat upacara tolak bala berlangsung, banyak anak-anak berdiri di atas jembatan. Besi jembatan gantungnya lepas sehingga banyak yang tercebur ke sungai, jembatan itu memang dikenal angker,” katanya saat dihubungi , Senin, 7 Juni 2010.
Kini ‘merapi sudah tidak ramah lagi’ dengan mbah marijan, sebagai 66 dari alfabet beliau dan 6-6-2010 sebagai laku tolak bala yang akhirnya berujung maut, maka  Inilah Alasan Mbah Maridjan Tidak Turun
JAKARTA, KOMPAS.com — Mbah Maridjan (83), sebagai juru kunci Gunung Merapi, lebih banyak melihat fenomena menggunakan naluri yang merujuk pada kebiasaanniteni (memerhatikan). Keyakinannya tentang ancaman bahaya letusan Gunung Merapi yang hampir tidak pernah merambah Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, memberikan pelajaran niteni bahwa lingkungan alam di sisi selatan Gunung Merapi masih merupakan benteng pertahanan bagi warganya. Dalam kosmologi keraton Yogyakarta, dunia ini terdiri atas lima bagian. Bagian tengah yang dihuni manusia dengan keraton Yogyakarta sebagai pusatnya. Keempat bagian lain dihuni oleh makhluk halus. Raja bagian utara bermukim di Gunung Merapi, bagian timur di Gunung Semeru, bagian selatan di Laut Selatan, dan bagian barat di Sendang Ndlephi di Gunung Menoreh.
Namun, jauh dari ungkapan-ungkapan itu, ada suatu keyakinan yang hidup di dalam masyarakat di sekitar Gunung Merapi bahwa gunung dengan segala macam isinya dan makhluk hidup yang mendiami wilayah ini menjadi suatu komunitas. Karena itu, ada hubungan saling menjaga dan saling melindungi. Ketika salah satu anggota mengalami atau melakukan sesuatu, dia akan memberi “isyarat” kepada yang lain dan dia akan memberitahukan kepada yang lain. Demikian pula ketika Merapi “batuk-batuk”, dia juga memberi isyarat kepada yang lain, termasuk kepada Mbah Maridjan. Barangkali karena saat itu belum menerima isyarat, Mbah Maridjan berpendapat bahwa Merapi tidak akan melakukan sesuatu. Selanjutnya, Mbah Maridjan tidak mau diajak mengungsi (meninggalkan Gunung Merapi).
Tidak seperti tahun 2006 lalu, dimana beliau selamat, maka kali ini nahas menjemput beliau,Mbah Maridjan Tewas di Rumahnya
SLEMAN, KOMPAS.com — Juru Kunci Gunung Merapi, Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan, menjadi korban dan ikut tewas akibat semburan awan panas letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (26/10/2010) sore. Seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Slamet, mengatakan, saat dilakukan penyisiran pada Rabu pagi ditemukan sesosok mayat dalam posisi sujud di dalam kamar mandi rumah Mbah Maridjan. “Kemungkinan mayat yang ditemukan tersebut adalah Mbah Maridjan, tetapi ini belum pasti karena wajah dan seluruh tubuhnya sudah rusak dan sulit dikenali lagi,” katanya. Menurut dia, mayat tersebut ditemukan di dalam kamar mandi rumah dalam posisi sujud dan tertimpa reruntuhan tembok dan pohon. “Biasanya, di dalam rumah Mbah Maridjan tersebut hanya ditinggali oleh Mbah Maridjan sendiri,” katanya. Kondisi di dusun sekitar tempat tinggal Mbah Maridjan mengalami kerusakan yang sangat parah, hampir semua rumah dan pepohonan roboh. “Kerusakan ini akibat terjangan awan panas dan bukan karena material lava,” katanya.
Kepala Hubungan Masyarakat dan Hukum RS Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha, Rabu (27/10/2010),  mengatakan, saat ini jenazah Mbah Maridjan masih berada di Bagian Kedokteran Forensik RS Dr Sardjito, Yogyakarta. “Jenazah tersebut dibawa oleh anggota Tim SAR dan masuk ke RS Dr Sardjito sekitar pukul 06.15 WIB, informasi yang kami peroleh dari petugas SAR yang mengantar saat ditemukan Mbah Maridjan dalam kondisi memakai baju batik dan kain sarung.
Sebelumnya sempat dikabarkan, Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi fisiknya lemah, tidak jauh dari kediamannya pada Selasa (26/10/2010) tengah malam. “Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ditemukan dalam kondisi selamat oleh salah seorang anggota tim pencari (SAR),” kata Komandan Pangkalan TNI AL Yogyakarta Kolonel Laut Aloysius Pramono di Sleman, Rabu dini hari, sebelum akhirnya disebutkan bahwa Mbah Maridjan ikut wafat dalam letusan gunung yang dijaganya itu.
Meninggal dalam posisi berujud, Mbah Maridjan Tewas Bersujud itulah sebagai makna pengabdian sebenarnya kepada Allah swt, tanpa harus ada penunggu merapi: Eyang Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Nyai Gadhung Mlati dan Kyai Megantoro yang kesemuanya sebagai penguasa di Gunung Merapi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Tim evakuasi korban letusan Gunung Merapi menemukan sesosok mayat laki-laki dalam posisi sedang bersujud di rumah Mbah Maridjan, Rabu pagi ( 27/10/2010). Apakah jenazah tersebut Mbah Marijan atau bukan, petugas belum dapat memastikan identitasnya. Kepala Humas dan Hukum RS Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha, Rabu,  mengatakan, saat ini jenazah lelaki mirip Mbah Maridjan tersebut masih berada di Bagian Kedokteran Forensik RS Dr Sardjito, Yogyalarta.
“Jenazah tersebut dibawa oleh anggota Tim SAR dan masuk ke RS Dr Sardjito sekitar pukul 06.15 WIB. Informasi yang kami peroleh dari petugas SAR yang mengantar saat ditemukan Mbah Maridjan dalam kondisi memakai baju batik dan kain sarung.
Sebelumnya, kabar mengenai Mbah Maridjan simpang siur. Sempat diberitakan, juru kunci Merapi itu ditemukan selamat dalam kondisi lemas. Saat terjadi sapuan awan panas itu, Mbah Maridjan sedang shalat di masjid yang berjarak 100 meter dari rumahnya. Tapi, dia menolak untuk dievakuasi dan tetap ingin berada di masjid. Jumlah korban tewas di sekitar kediaman Mbah Maridjan akibat letusan gunung teraktif di Indonesia hingga Rabu pagi tercatat16 orang. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Komandan Angkatan Laut Kolonel Pramono mengatakan tim ini saat menuju rumah Mbah Maridjan untuk melakukan evakuasi menemukan sebanyak 12 mayat, belum termasuk mayat yang ditemukan di rumah Mbah Maridjan sebanyak empat orang. Ia mengatakan tim yang beranggotakan 38 orang ini melakukan evakuasi bersama dengan tim lain namun hanya timnya yang berhasil mencapai puncak karena menggunakan truk meskipun harus menghadapi halangan pohon tumbang di jalan menuju rumah Mbah Maridjan. (Krisdianto/Anita)
Itulah kode 66 dari mbah marijan yang akhirnya meninggal di tgl 26 (enam sebanyak 2 kali), selang 66 hari sebelumnya terjadi gempa yogya 21-agustus-2010. Itulah 66 yang berkaca sebuah hal yang patut direnungkan dan dijadikan perhatian sesuai firman Allah swt surat 6 ayat 6
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal  telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (surat 6 ayat 6)
Rabu, 27/10/2010 13:17 WIB GKR Hemas: Kraton Akan Cari Pengganti Mbah Maridjan,semoga pengganti beliau adalah mahluk yang amanah dan sujud kepada Allah swt saja, seperti yang ditunjukkan oleh mbah marijan saat beliau dipanggil oleh penguasa yang sebenarnya.
KLIPING BERITA
JAKARTA, KOMPAS.com – Rumah Mbah Maridjan (83) di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta–entah disadari atau tidak–secara kebetulan relatif terlindung dari ancaman awan panas Gunung Merapi, karena berada di balik tebing yang disebut Geger Boyo (punggung buaya).
Tebing yang dari kejauhan tampak seperti punggung buaya dengan kepala mengarah ke atas itu dianggap warga lereng Merapi sebagai “benteng pertahanan” dari serangan awan panas.
Apakah karena alasan itu Mbah Maridjan menolak dievakuasi, tidak ada yang tahu. Yang jelas Mbah Maridjan meyakini bahwa Gunung Merapi adalah pusatnya jagad di Tanah Jawa. Dia juga percaya Gunung Merapi adalah gunung yang “hidup” yang akan senantiasa bertambah dan berubah, sehingga jika memang Gunung Merapi meletus, berarti gunung berapi yang paling aktif di dunia itu sedang “berubah” atau “bertambah”.
Menghadapi situasi tersebut Mbah Maridjan mengajak siapa saja memohon keselamatan kepada yang Mahakuasa agar terhindar dari bahaya. Permohonan itu ditempuh oleh Mbah Maridjan melalui laku tirakat (puasa mutih) dan doa-doa dengan cara berjalan mengelilingi Dukuh Kinahrejo tiga putaran setiap malam.
Di samping itu, masyarakat Dukuh Kinahrejo diminta memasang sesaji tolak bala berupa “ketupat luar” yang ditempatkan di atas pintu. Ketupat dari janur kuning tersebut bermakna simbolis agar warga yang memasangnya “keluar” dari bencana. Di dalam ketupat diisi garam dan daun sirih.
Makna simbolisnya, “daun sirih” adalah lambang Gunung Merapi dan “garam” lambang dari Samudera Indonesia atau Laut Selatan. Keduanya dalam pandangan supranatural berada dalam satu poros imajiner dan merupakan kekuatan spiritual bagi Keraton Yogyakarta.
Dalam bahasa Mbah Maridjan, gejolak di Gunung Merapi diterjemahkan sebagai “eyang” yang melenggahinya sedang punya hajat membangun “keraton”. Mbah Maridjan yang pantang menggunakan istilah “Gunung Merapi meletus”, menjelaskan bahwa di saat eyang sedang punya hajat semua orang di lingkungan Merapi harus sabar, tabah dan tawakal.
Di Gunung Merapi, menurut Mbah Maridjan, lenggah (bertahta) sejumlah penguasa, di antaranya Eyang Empu Romo, Eyang Empu Permadi, dan Eyang Panembahan Sapujagad.
KLIPING BERITA
NUSANTARA – YOGYAKARTA, Rabu, 27 Oktober 2010 , 08:38:00 Bersujud Hingga Ajal Menjemput Mbah Maridjan Dipastikan Tewas, Korban Meninggal jadi 28 Orang
JAKARTA – Kesetiaan Ki Surakso Hargo atau yang akrab dipanggil Mbah Maridjan terhadap gunung merapi benar-benar sampai ajal. Tadi pagi Rabu (27/10) tim dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman menemukan mayat Mbah Maridjan di dalam kamar rumahnya di Kinahrejo. lereng Merapi.  Mbah Maridjan ditemukan tewas dalam posisi sudjud. Hingga pagi tadi, korban tewas yang berhasil dievakuasi dari lereng merapi sudah mencapai 24 orang. Termasuk di dalamnya adalah Mbah Maridjan. “Kemungkinan besar mayat itu Mbah Maridjan. Namun, kami belum berani memastikan kebenarannya. Kami hanya mengenali postur dan baju batiknya saja.  Sedangkan wajahnya sudah sulit dikenali. Selama ini, Mbah Maridjan selalu mengenakan baju batik,” ujar Wagiyo, salah seorang anggota Tagana ketika dihubungi wartawan Radar Jogja, Rabu (27/10) pagi.
Ki Surakso Hargo -  artinya penjaga gunung -  yang kemudian lebih akrab  dipanggil dengan Mbah Maridjan adalah seorang abdi dalem keraton Jogjakarta, yang bertugas sebagai juru kunci Gunung Merapi. Selama ini, ia hanya dikenal patuh dengan perintah  Sri Sultan Hamengkubuwono, raja penguasa keraton Jogjakarta. Maklum, dia adalah bagian dari abdi dalem keraton, yang  hidupnya memang hanya mengabdi kepada raja. Karena itu, tidak mengherankan jika ia tidak pernah peduli dengan  himbauan pemerintah, termasuk tim SAR yang memintanya agar turun ke pengungsian.
Sikap Mbah Maridjan yang setia kepada raja dan  patuh pada profesi itulah yang sering tidak dipahami oleh banyak pihak di era modern ini. Beberapa tahun silam, Mbah Maridjan pernah mengatakan,  kalau pun ia harus mati karena letusan Merapi, maka itu sudah takdir . “Semua orang akan mati. Kalau saya mati karena Merapi, itu sudah takdir saya begitu,” kata Mbah Maridjan kepada JPNN di akhir tahun 2006, ketika ditanya apa tidak takut mati kalau gunung merapi tiba-tiba meletus, Jabatan juru kunci di Merapi merupakan jabatan turun menurun. Mbah Maridjan sendiri mewarisi jabatannya dari ayahnya. Konon, Mbah Maridjan memiliki daya linuwih yang bisa berkomunikasi dengan dunia ghaib Merapi.
Sejauh ini  tidak jelas benar, apakah pihak keraton sudah memberikan perintah agar Mbah Maridjan turun gunung atau memang Mbah Maridjan  memiliki perhitungan lain sehingga  ia diduga ikut tewas tersapu awan panas yang disemburkan gunung Merapi tempat di mana Mbah Maridjan mengabdi selama ini. Pada Tahun 2006, Mbah Maridjan juga tidak mempedulikan himbauan pemerintah untuk mengungsi. Bahkan, ketika itu, Mbah Maridjan malah naik mendekati kawah Merapi, ketika rombongan Presiden SBY menyempatkan  bermalam dan bermain gitar dengan para pengungsi merapi.
Sejauh ini tim memang masih belum yakin benar mayat bersujud itu adalah Mbah Maridjan. Mereka hanya bisa mereka-reka dengan kondisi sehari-harinya. Yakni, kebiasaan si mbah bintang iklan jamu perkasa yang selalu mengenakan baju batik. Maklum, bajunya masih utuh namun wajah mayat pada umumnya sudah sulit dikenali, tersapu hawa panas yang konon mencapai 600 derajat celcius. “Dari postur tubuhnya memang mirip dengan Mbah Maridjan. Tapi, kalau bukan Mbah Maridjan siapa lagi, karena semua mayat di sekitar Mbah Maridjan sudah terindentifikasi,” Wagiyo menambahkan.
Wagiyo menambahkan, mayat Mbah Maridjan yang ditemukan sedang bersujud itu tertimpa reruntuhan tembok rumah dan pohon. “Pohonnya juga tinggal batang dan ranting yang terbalut debu vulkanik yang tebal.” Wagiyo juga memastikan bahwa  rumah itu hanya ditinggali oleh Mbah Maridjan sendiri.
Ia mengatakan, kondisi di dusun sekitar tempat tinggal Mbah Maridjan mengalami kerusakan yang sangat parah, hampir semua rumah dan pepohonan roboh.”Kerusakan ini akibat terjangan awan panas dan bukan karena material lava,” katanya.
Kepala Humas dan Hukum RS Dr Sardjito Yogyakarta Heru Trisna Nugraha membenarkan bahwa jenazah Mbah Maridjan kini sudah berada di ruang Forensik RS Dr. Sardjito. Sampai saat ini, di rumah sakit Dr. Sardjito  Jogjakarta, posisi mayat Mbah Maridjan masih dalam posisi bersujud. “Jenazah tersebut dibawa oleh anggota Tim SAR dan masuk ke RS Dr Sardjito sekitar pukul 06.15 WIB, informasi yang kami peroleh dari petugas SAR yang mengantar saat ditemukan Mbah Maridjan dalam kondisi memakai baju batik dan kain sarung. (rd/aj/jpnn)