Minggu, 13 Desember 2009

Jika Niat Berantas Korupsi, Harusnya SBY Berdiri Paling Depan


Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sering mengatakan akan berdiri paling depan dalam pemberantasan korupsi. Namun dengan sikapnya terkait aksi 9 Desember, tidak membuktikan hal tersebut.

“Daripada terlalu khawatir akan diturunkan, Presiden lebih baik berdiri paling depan dalam aksi tersebut untuk meneguhkan upaya pemberantasan korupsi,”kata Koordinator ICW, Danang Widoyoko di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Senin (7/12/2009).

Menurut Danang, selama 100 hari kerja SBY tidak ada program kerja yang terlihat baik di mata publik. Presiden hanya sibuk mengurusi perbaikan citra atas pekerjaan anak buahnya yang tidak profesional. Dalam hal ini kepolisian dan kejaksaan terkait kasus Chandra dan Bibit.

Koordinator Kontras Usman Hamid menegaskan, kekhawatiran Presiden SBY terhadap aksi di hari antikorupsi tersebut karena mengalami krisis kepemimpinan. Bahkan dengan sering mengumbar informasi intelijen, SBY hanya memperkeruh situasi.

Tokoh kristen Romo Beni Susetyo juga ikut mengatakan, tidak ada indikasi revolusi sosial dalam aksi 9 Desember. Dengan tokoh-tokoh agama yang akan hadir nanti, indikasi untuk penggulingan kekuasaan tidak akan terjadi.

“Presiden malah sebaiknya mendukung itu,” tegasnya.

Dan sekarang sudah terbukti kan aksi 9 Desember kemarin tidak ada penggulingan kekuasaan. Terbukti Pemerintahan sekarang belum sepenuhnya diperbaiki.. termasuk sang Presidennya sendiri.

Sumber : detik.com

Tidak ada komentar: