Rabu, 14 Juli 2010

Area Baru Bima Sakti Ditemukan


Area Baru Bima Sakti Ditemukan
MIAMI--MI:
 Sebuah area luas yang dibentuk oleh bintang-bintang di galaksi Bima Sakti yang sebelumnya tidak diketahui oleh para astronom kini telah diketahui dengan bantuan teleskop inframerah. Penemuan area tersebut diyakini menyediakan informasi penting bagi para astronom tentang struktur galaksi dan proses evolusi galaksi.

"Area tersebut ditemukan terkonsentrasi pada bagian akhir pusat galaksi dan di bagian spiralnya. Sebuah studi terpisah juga menyatakan adanya kelimpahan gas awan hidrogen di beberapa bagian galaksi di atas sambungan spiral galaksi bagian tengah," ungkap anggota tim penemuan tersebut, Felix J Lockman, dari Observatorium Astronomi Radio Nasional (NRAO).

Salah satu area yang ditemukan disebut area H II, tempat terionisasinya atom-atom hidrogen. Di tempat itulah juga atom-atom hidrogen terlepas dari elektron mereka akibat radiasi yang besar dari bintang-bintang muda.

"Kami dapat secara jelas menghubungkan lokasi area-area tersebut ke struktur keseluruhan galaksi. Penelitian lebih lanjut memungkinkan kita untuk mengerti proses formasi bintang dan membandingkan komposisi kimianya," papar anggota lain tim tersebut, Thomas Bania, dari Universitas Boston.

Melalui penelitian terpisah, astronom juga menemukan adanya awan hidrogen yang sangat banyak di galaksi Bima Sakti. Awan-awan tersebut diyakini dapat membantu para astronom mengerti proses evolusi galaksi.

"Sifat dari awan tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa mereka berasal dari cakram Bima Sakti. Awan-awan tersebut merupakan komponen utama dari galaksi kita. Memahami awan tersebut penting untuk memahami bagaimana materi bergerak antara cakram dan halo galaksi yang merupakan proses kritis dalam evolusi galaksi," ungkap Lockman kembali.

Penemuan awan hidrogen tersebut juga sebuah kejutan bagi para peneliti karena kebesaran dan kepadatannya. Awan tersebut memiliki massa rata-rata sekitar 700 kali massa matahari. Ukurannya pun sangat bervariasi. Kebanyakan sekitar seluas 200 tahun cahaya. (Mar/Space.com/OL-04)

sumber : mediaindonesia.com

Tidak ada komentar: