Selasa, 24 Agustus 2010

Dji Sam Soe: Dibalik Mitos Angka 9




Dji Sam Soe, sebuah nama yang terdengar sangat familiar di telinga perokok Indonesia, bahkan bagi sebagian pencinta kretek, rokok yang dibalut bungkus kertas hijau dengan simbol angka 234 adalah sebuah legenda dimana kenikmatan dan kesempurnaan racikan dalam setiap Dji Sam Soe tersirat dari setiap kepulan asap yang terhembuskan.
Produk unggulan berlabel angka 234 yang menyiratkan kesempurnaan ini adalah sebuah karya dari putera Indonesia kelahiran Provinsi Fujian, Cina bernama Liem Seeng Tee yang diciptakan pada tahun 1913 di Surbaya yang sampai saat ini diproduksi oleh PT. HM Sampoerna Tbk.

Varian Produk Dji Sam Soe
Kretek:
* Dji Sam Soe Kretek 12 batang (Fatsal – 5)
* Dji Sam Soe Kretek 16 batang (Fatsal – 5)
* Dji Sam Soe Gold 12 batang (Fatsal – 5)
* Dji Sam Soe Super Premium (Fatsal – 5)
* Dji Sam Soe Super Premium Masterpiece (Fatsal – 5) – (Edisi Terbatas)
* Dji Sam Soe Special (Fatsal – 5) – (Diberhentikan)
* Dji Sam Soe Kretek 10 batang (Fatsal – 5) – (Diberhentikan)

Filter:
* Dji Sam Soe Filter 12 batang (Fatsal – 9) – (Diberhentikan)
* Dji Sam Soe Filter 12 batang (Fatsal – 5)
* Dji Sam Soe Super Premium Magnum Filter 12 batang (Fatsal – 5)
* Dji Sam Soe Super Premium Masterpiece Magnum Filter 12 batang (Fatsal – 5) – (Edisi Terbatas)

Disini saya tidak akan membawa kawan-kawan pembaca Koelitinta untuk bersama-sama menikmati ramuan khas dari kretek Dji Sam Soe, namun saya akan mengupas lebih dalam mengenai etimologi serta sekelumit fakta unik dari hal-ihwal penamaan produk rokok 234. Di tahun 2006 saya sempat berkontribusi dalam penulisan artikel tentang Dji Sam Soe, Sampoerna, dan beberapa artikel lainnya yang juga terkait satu dengan lainnya dalam situs 
http://id.wikipedia.org. Banyak terdapat kesamaan yang pembaca sekalian dapat temui dalam artikel  Dji Sam Soe: Dibalik Mitos Angka 9 dengan artikel ini.

Etimologi Dji Sam Soe

Dji Sam Soe sendiri adalah pelafalan dari bahasa dialek Hokkian, di provinsi Fujian, Cina, yang memiliki arti angka 2, 3, dan 4.  (二三四). Sudah menjadi rahasia umum, jika etnis Cina umumnya mempercayai mitos angka 8, dan 9 itu membawa keberuntungan dan kesempurnaan dalam kehidupan, percaya atau tidak, Liem Seeng Tee salah satu yang sangat mempercayai mitos tersebut.

Fakta-Fakta Unik Dji Sam Soe
Buah kepercayaan Seeng Tee melahirkan sederetan simbol yang mengandung angka 9 sebagai unsur utama-nya. Bukti yang paling mudah dilihat adalah angka 234, jika dijumlahkan dengan mudah kita dapat melihat angka 9 sebagai totalnya.

Seeng Tee lantas tidak berhenti sampai penggunaan angka 234 yang berjumlah 9 untuk menjadikan produknya sempurna sebagai “raja tembakau”. Alhasil segala aspek dari perusahaan-nya sampai produknya dijejali makna kesempurnaan yakni angka 9. Kata DJI SAM SOE memiliki 3 suku kata dan dapat dilihat terbagi menjadi 3 huruf dalam masing-masing suku kata, jika dijumlahkan kesemua huruf-nya akan berjumlah di a
ngka 9.
Tentu saja dengan gencar-nya pariwara di TV atau iklan billboard yang semakin terpampang di jalanan protokol di setiap kota, kita pasti bisa mengingat secara kasar bagaimana bentuk logo Dji Sam Soe, dengan angka 234 berwarna emas yang yang terbungkus dengan kurva seperti pelangi dan ditaburi oleh bintang-bintang diatas-nya? Jika pembaca sekalian lupa, coba sesekali menjadi iseng untuk menghitung jumlah bintang yang tertabur dalam logo tersebut, maka akan anda temui 9 bintang dengan masing-masing bintang memiliki 9 sudut.
Saya yakin Liem Seeng Tee belum cukup puas menjejalkan angka 9 ke dalam jajaran nama dan simbol perusahaannya. Pada tahun 1916, di tengah situasi keuangan yang sulit, Seeng Tee tetap bertekad menjadikan perusahaannya sebagai “Raja Tembakau” dengan menempatkan aksara Tionghoa “Wang” atau “Ong” (王), yang berarti “raja”, dalam produk unggulannya, Dji Sam Soe. Lantas, ia menggabungkan aksara “Ong” dengan aksara Tionghoa yang berarti “rakyat” sehingga menghasilkan kombinasi huruf Tionghoa yang bermakna SAMPOERNA dan lagi-lagi dapat kita temui jumlah huruf dari kata “SAMPOERNA” adalah 9 huruf.

Perusahaan ini lantas meraih kesuksessan dengan merek kretek unggulan Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Seeng Tee, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini.

Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa (supermarket) dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan serta telekomunikasi.

Usaha keluarga yang telah dilakoni oleh 4 generasi dalam satu dinasti “kerajaan tembakau” dengan kepercayaan akan mitos angka 9 yang membawa keberuntungan selama lebih dari 90 tahun telah membuahkan hasil Rp. 18.6 triliun pada saat Putera Sampoerna memutuskan untuk melepas perusahaan rokok yang telah dirintis oleh kakek-nya, Liem Seeng Tee, kepada perusahaan rokok terbesar dunia asal Amerika, Phillip Morris di bulan Maret 2005.
Bagaimana pun, terlepas dari sederetan mitos angka 9 membawa peruntungan atau tidak seperti yang telah dipaparkan diatas, hasil kerja keras dan jerih payah selama 4 generasi dari keluarga Liem Seeng Tee yang menurut saya menghantarkan mereka ke gerbang kesuksesan serta menjadikan Dji Sam Soe sebagai salah satu Mahakarya Indonesia. No pain, no gain!

Sedikit bonus bagi yang mencari klip video iklan dari Dji Sam Soe dari pertengahan 1990 sampai saat ini.


lintasberita.com

Tidak ada komentar: