Selasa, 28 September 2010

Virus Stuxnet, Amerika & Israel Dibalik Virus Stuxnet Untuk Serang Nuklir Iran

Berita terbaru dan informasi teknologi internet mengenai perang cyber yaang terjadi saat ini, dimana instalasi nuklir Iran diserang oleh virus stuxnet. Virus stuxnet merupakan virus yang sangat berbahaya  untuk melumpuhkan bahkan mengendalikan suatu sistem pertahanan, atau pun Stuxnet dirancang untuk menjatuhkan pada dasarnya sistem keamanan atau mencatat operasi tertentu, dan benarkah Amerika dan Israel ada dibalik pembuatan virus Stuxnet? seperti yang dilansir beberapa media internet Amerika & Israel Dibalik virus stuxnet untuk serang nuklir Iran berikut ini;

Virus yang disebut Stuxnetmempunyai tingkat kecanggihan yang berbeda dengan virus lainnya ini, menurut para peneliti mungkin saja dibuat oleh sebuah organisasi yang disokong oleh pemerintah Amerika Serikat dan Israel.

"Tingkat kecanggihan dalampemrograman worm dan kemampuannya untuk menyembunyikan dirinya itu mungkin telah dibangun oleh sebuah organisasi yang disponsori pemerintah di negara-negara seperti Amerika Serikat atau Israel," kata Rieger, Kepala teknologi GSMK, pembuat ponsel dienkripsi.

Dikutip melalui TechPinger, Senin (27/9/2010), dugaan ini muncul sebab Rieger memperkirakan bahwa worm akan diperlukan tim sebanyak 10 programmer terampil bekerja, yang bekerja selama sekira enam bulan untuk membangun itu, dengan biaya setidaknya USD3 juta.

"Sebuah worm komputer yang telah menginfeksi komputer industri di seluruh dunia dapat menjadi bagian dari kampanye yang menargetkan instalasi nuklir di Iran," sebut peneliti asal Berlin, Jerman, tersebut.

Para ahli keamanan pertama kali mengetahui virus Stuxnet pada bulan Juni, tetapi hanya diungkapkan kemampuannya untuk menginfeksi sistem industri utama dalam beberapa pekan terakhir.
"Ini adalah sabotase cyber," kata Roel Schouwenberg, seorang peneliti senior untuk perusahaan keamanan Kaspersky Labs.

"Stuxnet dirancang untuk menjatuhkan pada dasarnya sistem keamanan atau mencatat operasi tertentu," sebutnya.

Sempat dituduh dalang dibalik pembuatan virus sabotase
 Stuxnet, Amerika Serikat langsung menganalisa virus tersebut. Hasilnya, AS tidak mengetahui tahu siapa yang berada di belakang atau tujuannya.

"Salah satu pekerjaan kita yang paling sulit (dalam menganalisi) ini adalah atribusi dan niat. Kami telah melakukan analisis terhadap perangkat lunak itu sendiri," kata Sean McGurk, Director of the National Cybersecurity and Communications Integration Center (NCCIC).

"Sangat sulit untuk mengatakan 'Ini apa yang ditujukan untuk melakukan,'" katanya, seperti yang dilansir melalui AFP, Senin (27/9/2010).

McGurk juga mengatakan Stuxnet telah ditemukan tidak hanya pada fasilitas untuk kekuasaan, tetapi sistem pengolahan air atau kimia yang menggunakan sistem Siemens tertentu.

"Kami belum melihat ada dampak atau efek dari apa yang dilakukannya. Termasuk apakah virus tersebut melakukan tindak kejahatan," tambahnya.

McGurk mengatakan dia tidak bisa mengatakan siapa yang berada di belakang worm. "Akan terlalu dini untuk berspekulasi saat ini," katanya.

"Kami tidak mencari dari mana datangnya, tetapi berusaha untuk mencegah penyebaran," tandasnya.


McGurk juga menambahkan bahwa Siemens telah menjangkau basis pelanggan mereka untuk menangani infeksi yang dianggap merupakan eranya perang cyber.


lintasberita.com 

Tidak ada komentar: