Minggu, 08 Agustus 2010

Li Lu, Calon Penerus Warren Buffet


li lu
Li Lu

Dua dekade lalu, Li Lu hanyalah mahasiswa yang memimpin unjuk rasa di China. Tidak ada yang menyangka bila ia kini seorang manajer hedge-fundyang dipersiapkan jadi penerus Warren Buffet.
Nama Li tiba-tiba tenar di kalangan finansial AS, setelah dirinya menjadi salah satu kandidat penting untuk memimpin perusahaan Buffet, Berkshire Hathaway. Demikian pula dengan portfolio senilai US$100 miliar milik orang terkaya dunia itu.
“Li akan menjadi salah satu pejabat finansial terpenting di Berkshire. Dalam benak saya, ini kesimpulan yang telah lama ada,” tutur sahabat Buffet yang menjabat sebagai Chief Financial Officer, Charlie Munger.
Menggantikan Buffet sebagai Chief Executive Officer merupakan salah satu kisah sukses di sejarah korporat modern. Pria terkaya dunia yang tak lama lagi berusia 80 tahun ini memang masih berkata tak ada niat untuk turun dari jabatannya.
Namun ada rencana Buffet akan mengurangi kegiatannya dengan memisahkan antara pekerjaan CEO dan memimpin investasi, sebuah kemampuan legendaris yang membuat menjadi terkaya di dunia. Nama Li muncul, karena kabarnya, Buffet memilih untuk berkonsentrasi sebagai CEO.
Mengapa Li? Ia sudah mengeruk dana untuk Berkshire. Li memperkenalkan Munger pada NYD Co., produsen otomotif dan baterai asal China, sebagai pilihan investasi. Sejak 2008, saham Berkshire di BYD naik lebih enam kali lipat dengan laba sekitar US$1,2 miliar.
Buffet dengan bangga mengumumkan, imbal hasil hedge fund (dana kelolaan) Li telah mencapai 26,4% sejak 1998. Bandingkan saja dengan indeks Standard & Poor yang hanya 2,25% pada periode yang sama. Bisa dikatakan, pria China ini memiliki otak finansial yang encer.
Masa kecilnya cukup dramatis. Ia tinggal berpindah-pindah antar panti asuhan, setelah kedua orangtuanya dikirim ke kamp kerja paksa ketika Revolusi Budaya China. Setelah unjuk rasa besar-besaran di Tiananmen Square, Beijing, pada 1989 silam, ia melarikan diri ke Prancis sebelum akhirnya ke AS.
Di AS, Li mengawalinya dengan orasi di Columbia University, di mana para aktivis HAM menganggapnya sebagai pahlawan. Kemampuan berbahasa Inggris-nya meningkat setelah menerima beasiswa Columbia dan mengambil tiga gelar. Ekonomi, hukum dan bisnis.
Karir di sektor finansial, dimulai pada 1993 saat ia menghadiri kuliah oleh Buffet di Columbia. Sejak itulah Li jatuh cinta dengan pasar modal dan bekerja di berbagai firmahedge fund. Ia berkenalan dengan Munger pada 2002, yang berinvestasi sesuai saran-saran Li.
Investor di dana kelolaannya termasuk para pebisnis senior AS dan bahkan musisi Inggris, Sting. Penyanyi itu pernah menyebut Li sebagai seorang pekerja keras yang cerdas. Strateginya berbeda dengan Buffet, Li memilih perusahaan teknologi. Sedangkan Buffet menghindari sektor itu karena tak tahu banyak.
Petinggi investasi di Berkshire, kata Buffet, nantinya bisa diisi oleh lebih dari dua manajer dengan pangkat yang setara. Mereka akan berbagi tanggung jawab untuk mengelola portfolio Berkshire. Tak pernah ada satu orang yang ia sebut, tapi Buffet berkata keinginannya memasukkan Li ke Berkshire.
“Saya suka ide membawa manajer investasi lain, saat saya masih ada di sini,” katanya. Tak ada target, namun Buffet tampak sudah memikirkan hal ini dengan baik. Seperti niatnya untuk memberi gaji para manajer itu sebagai satu kelompok, karena ia tak ingin ada persaingan satu dengan lainnya.
Meski begitu, ada resiko besar jika Berkshire benar-benar mempertimbangkan Li. Pasalnya, investasi besarnya hanya bergantung pada BYD. Jika perusahaan itu tidak menghasilkan laba, maka penampilan Li sebagai manajer hedge fund biasa-biasa saja.
Selain itu, strateginya untuk terus berinvestasi meski ada krisis, bisa jadi pertaruhan besar untuk Berkshire. Meski menghasilkan return hingga 200% pada 2009, ia sempat rugi 13% pada Juni lalu. Angka itu hampir dua kali lipat penurunan Standard & Poor yang hanya 6,6%.    


Sumber - Inilah.com

Tidak ada komentar: