Selasa, 26 Oktober 2010

Ada Berdasi, Ada Juga Pejabat Calo CPNS Berkeliaran




JAKARTA - Deputi SDM Bidang Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Ramli Naibaho meminta para pelamar CPNS waspada terhadap kemunculan calo-calo berdasi. Kasus serupa sering terjadi set"Sampai tahun, termasuk tahun kemarin, kami masih menerima laporan pengaduan dari CPNS yang kena tipu calo. Kasus ini biasanya kami sarankan laporkan ke polisi karena masuk tindak pidana," kata Ramli kepada JPNN, Minggu (24/10), kemarin.
Beroperasinya para calon tersebut, lanjutnya, karena ada peluang yang memungkinkan tindak kejahatan ini dilakukan. Apalagi melihat besarnya minat masyarakat untuk menjadi PNS. "Sebenarnya kalau para pelamar itu percaya pada kemampuannya dan tidak mudah terpedaya, pasti tidak akan kena jeratan para calo," ucapnya.
Lantas bagaimana menghindari agar tidak masuk dalam bujuk rayu calo? Ramli menyarankan agar, setiap pelamar ketika akan melamar harus melihat formasi yang dibuka Pemda. Apakah sesuai dengan keahlian dan pendidikannya atau tidak. Jangan percaya bila ada yang menawarkan bisa lolos meski tidak sesuai formasi asalkan mengeluarkan sejumlah uang untuk diserahkan ke orang dalam.
Selain itu, ketika akan menghadapi tes tertulis, jangan percaya juga bila ada yang mengaku mendapatkan bocoran soal dan kemudian minta imbalan uang. Demikian juga ketika tes tertulis dan psikotes selesai, CPNS jangan sekali-kali kontak dengan panitia atau orang dalam meminta agar namanya keluar dengan iming-iming akan memberikan uang. "Sebenarnya, kita kena tipu calo atau tidak tergantung diri kita sendiri. Kalau pintar dan bisa menjawab pertanyaan dengan baik untuk apa pakai jasa calo. Sudah keluar duit banyak, tidak lulus pula," terangnya.
Sementara itu, di Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) meski jadwal penerimaan belum ada, namun calo CPNS mulai beraksi. Kabar beredar, sejumlah pejabat juga telah menyiapkan keluarganya diloloskan dalan penerimaan mendatang. Para calo ini memberi jaminan akan lulus tetapi harus memberikan uang sampai puluhan juta. (jpnn)

Tidak ada komentar: