Minggu, 13 Mei 2012

Pilot pesawat nahas, dipuji hingga ancaman bui

Pilot pesawat nahas, dipuji hingga ancaman bui
sukhoi superjet 100. merdeka.com/ilustrasi/alphon

Reporter: Laurencius Simanjuntak


Menjadi pilot pesawat komersial mungkin lebih berat ketimbang jenis pesawat yang lain. Selain mengemudikan pesawat, sang pilot juga harus bertanggung jawab atas keselamatan seluruh penumpang selama mengudara.

Karena tanggung jawab yang sangat besar inilah, maka setiap tindakan pilot dalam menangani kecelakaan selalu mendapat reaksi beragam. Pilot yang berhasil dipuji dan buah bagi yang gagal mengendalikan pesawat bisa diancam hukuman bui.

Dua hal itu pernah dialami oleh pilot Garuda Indonesia. Pujian pernah dialami Abdul Rozaq, pilot Garuda rute Mataram-Yogyakarta yang berhasil menangani pesawat yang mengalami mati mesin.

Di hari yang nahas Januari 2002 lalu, Rozaq mencoba tiga kali menghidupkan kembali mesin pesawat namun gagal dan memutuskan untuk mendaratkan darurat Boeing 737-300 di sungai Bengawan Solo. Seluruh penumpang selamat dalam kecelakaan itu, kecuali seorang pramugari yang tewas tenggelam karena lebih dulu lompat ke sungai tersebut.

Beda Rozaq, beda Marwoto Komar, pilot Garuda dengan rute Jakarta-Yogyakarta. Pesawat dengan nomor penerbangan GA-200 itu terperosok saat melakukan pendaratan pada tanggal 7 Maret 2007 di Bandar Udara Adi Sutjipto, Yogyakarta. 22 Orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Penyelidikan yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan bahwa pesawat berada pada kecepatan yang 60% lebih tinggi dari yang seharusnya. Pilot Marwoto Komar dilaporkan tidak menghiraukan alarm tanda bahaya pesawat yang berbunyi 15 kali.

Pada 2 November 2007, dilaporkan bahwa Komar telah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia kemudian divonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Yogyakarta, meski kemudian divonis bebas oleh Pengadilan Tinggi DIY.

Vonis yang pernah dijatuhkan kepada Marwoto mendapat protes dari federasi pilot. Vonis itu juga pertama kali terjadi dalam dunia penerbangan internasional. Jika tidak ikut nahas, pujian sekaligus hukuman siap mengganjar pilot.

Tidak ada komentar: