Setiap kita meninggalkan "jejak langkah ekologis" atau ecological footprint setiap harinya, setiap jam-nya, setiap menit dan detik-nya.
Dari karbon yang kita hembuskan setiap saat kita menghirup oksigen, air yang kita gunakan untuk mandi dan buang air, lampu yang kita nyalakan di malam hari hingga sampah yang kita buang tanpa kita sadari.
Selain manusia, tidak ada spesies lain yang begitu berdampak pada tempat dimana kita tinggal, sehingga di tahun 2025, dengan jumlah manusia yang terus bertambah maka kita akan betul-betul menghabiskan semua resource yang bisa diambil dari tempat bulat, planet bumi yang kita sebut sebagai rumah ini.
Bahkan ada yang sampai membayangkan jika tiba-tiba manusia hilang dari muka bumi, maka dalam waktu hitungan minggu, bumi DAN spesies-spesies lain akan mendapati dirinya di kondisi yang lebih baik. Ini disampaikan baik oleh artikel dengan judul di An Earth Without People di Scientific American membahas buku dengan judul yang sama.
Juga Imagine Earth without people di New Scientist dan bahkan ada videonya!
Karena sebab diataslah maka program "Nothing Wasted" yang didukung oleh Danamon Peduli Foundation jadi sesuatu yang penting.
"Nothing Wasted" me-recycle sampah pasar-pasar tradisional dan mengubahnya menjadiKOMPOS
Masih ada yang ingat KOMPOS? hehehe, rasanya waktu saya masih SD kata ini lebih sering terdengar daripada sekarang. KOMPOS yang adalah pupuk natural, kalau ga salah bahkan bisa jadi sumber energi karena prosesnya juga menghasilkan panas.
That's it, simple dan efektif.
Dan karena itu maka, pengakuan dan penghargaan untuk usaha ini jadi penting. Salah satunya lewat The World Challenge 09.
Program Nothing Wasted menjadi salah satu program yang masuk sebagai finalis dalam global kompetisi yang ke-5 kalinya ini diadakan bekerja sama dengan BBC dan Shell salah satunya.
Program yang menilai bisnis/proyek kecil yang menunjukkan inovasi di level akar rumput memberikan penghargaan setiap tahunnya pada program-program di seantero duni.
Tahun 2009 ini program "Nothing Wasted" menjadi salah satu program yang masuk nominasi dari 12 finalis lainnya dari India, UK, Kenya, Congo, Namibia, US, Thailand, Haiti, Sri Lanka, Isreal-Palestine dan Afghanistan.
Pemenangnya ditentukan dari voting yang diterima oleh masing-masing program.
JADIIIII.... jangan lupa untuk ngevote Indonesia dan Vote Nothing Wasted sekarang!Jika kamu belum melakukannya.
Kamu juga bisa bergabung di Facebook Page dukungan untuk Nothing Wasted ini di sini
Klik ke sini untuk nge-vote: http://www.theworldchallenge.co.uk/2009-finalists-project09.php
Mudah-mudahan program Nothing Wasted ini bisa jadi contoh dan model yang ditiru oleh pasar dan inisiator lainnya, diseantero Indonesia dan juga dunia!
Dengan begitu pasar tradisional dengan jumlah sampah organik yang begitu banyak jadi lebih bersih dan indah, sampah juga mendapatkan fungsinya yang baru sebagai fertilizer dan kita bisa mengurangi sedikit ekologikal footprints yang kita tinggalkan dan bumi, serta spesies lain, bisa hidup dengan lebih baik.
Karena kalau kita tidak melakukan sesuatu SEKARANG, maka tidak seperti sampah yang bisa di recycle, waktu adalah sesuatu yang akan habis jika tidak kita gunakan dengan baik.
Sebelum terlambat mari lakukan sesuatu, sebelum terlambat mari Vote Nothing Wasted.
sumber:enda.goblogmedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar