Sabtu, 23 Oktober 2010

Menguat, Desakan Agar DPR ke Jepang Belajar Bunuh Diri


ISTIMEWA
  

RMOL. Yunani bukan merupakan negara yang tepat untuk dijadikan sebagai tujuan studi banding anggota Dewan Kehormatan DPR. Karena itu, penentuan Yunani sebagai negara yang akan dikunjungi sangat disayangkan.

"Studi banding itu sangat sayangakan, Yunani merupakan negara terkorup di Eropa tahun 2007. Bahkan, Indonesia itu lebih beradab ketimbang negara Yunani," ujar Koordinator Aksi Benteng Demokrasi Rakyat, Aci Lagoa,  di Bandara Soekarno Hatta Tangerang (Sabut, 23/10).

Aci mengatakan itu saat mereka hendak mencegah keberangkatan anggota BK DPR ke Yunani untuk berlajar soal etika  dan tata sidang sebeluma akhirnya mereka diusir Kepolisian.

Sebaliknya, dia menyarankan, anggota BK DPR melakukan studi banding ke Jepang. Karena Jepang memiliki budaya yang layak untuk dipelajari anggota DPR. Yaitu, pejabat Jepang akan melakukan harakiri atau bunuh diri bila melakukan kesalahan.

"Seharusnya mereka mengadakan studi banding itu ke Jepang. Jepang terkenal dengan budaya, apabila salah satu pejabat melakukan kesalahan, meraka akan melakukan harakiri," demikian Aci. 

Sebelumnya, Koordinator Formappi Sebastian Salang malah menyarankan, kalau memang ingin belajar etika sebaiknya anggota BK pergi belajar pada negeri Jepang dimana tradisi malu dan bertanggung jawab amat dijunjung tinggi.

"Di Jepang kalo ada elit politik gagal mereka mengundurkan diri atau, bunuh diri. Jadi kalau anggota BK itu pulang kesini tidak bisa selesaikan konflik di BK mereka bunuh diri. Pelajari etika yang luhur itu di Jepang," kata Salang sambil sedikit bercanda.

Tidak ada komentar: