Sabtu, 30 Oktober 2010

Akibat GLOBAL Warming


Akibat global warming memang sudah sangat terasa, akibat global warming sepanjang dua tahun terakhir, wilayah Arktik di Kutub Utara kehilangan lapisan es seluas dua kali wilayah Prancis atau sepuluh kali luas Pulau Jawa. Pulau es di kutub utara itu terancam hilang, demikian hasil pengukuran yang dilakukan National Centre for Scientific Research (CNRS) yang berbasis di Paris, Prancis.

Pada pengukuran yang dilakukan pada September 2007, lapisan es di Arktik hanya seluas 4,13 kilometer persegi atau turun dari 5,3 kilometer persegi dari setahun sebelumnya. Artinya, lapisan es yang hilang mencapai 1,17 kilometer persegi. Luas Pulau Jawa sendiri sekitar 130.000 kilometer persegi.

"Tahun 2008 menjadi tahun kritis bagi setiap tingkatan, pelelahan ini mencapai jutaan berikutnya pada musim panas tahun 2008," kata Jean-Claude Gascard, direktur lembaga tersebut seperti dikutip dari AFP, Kamis (24/1). Gascard memimpin misi ekspedisi ilmiah Damocles menggunakan kapal Tara untuk menjelajahi Perairan Arktik selama 16 bulan berturut-turut.

Hampir seluruh wilayah Arktik mengalami pengurangan terus-menerus. Dalam 20 tahun terakhir, sudah 40 persen lapisan yang meleleh dengan rata-rata dari 1,5 meter hingga tiga meter.

Kenaikan suhu atmosfer yang membuat musim panas lebih menyengat menjadi biang semakain cepatnya pelelahan lapisan es di Arktik. Para peneliti mencatat suhu udara sudah mencapai 10 derajat Celcius pada ketinggian antara 500 hingga 1000 meter.

Bahkan, pada musim panas 2007, wilayah Northwest Passage, untuk pertama kalinya menjadin perairan terbuka. Padahal, wilayah tersebut dikenal sebagai daratan es yang senantiasa menghubungkan Eropa dan Asia sejak pengamatan dilakukan pada tahun 1978. Kementrian Lingkungan Kanada mengatakan kondisi tersebut berlangsung lima minggu dan sempat dilalui 100 kapal.(AFP/WAH)
Efek Pemanasan global beberapa tahun  ini, membentuk perubahan ekstrem dan anomali cuaca di Asia yang disarikannya dari Climate Change : The Physical Science Basis (Cambridge, 2007) yang menarik untuk kita simak bersama, yaitu :

A. Gelombang Panas

Rusia
Mei 2005 dilanda gelombang panas tertinggi selama 22 tahun terakhir.
Mongolia | Dalam 40 tahun terakhir durasi gelombang panas meningkat menjadi 8 - 18 hari, sementara gelombang dingin lebih pendek 13,3 hari.
China | Peningkatan frekuensi gelombang panas dekade ini berimbas pada suhu yang lebih panas pada siang dan malam hari saat ini.
Jepang | Peningkatan suhu maksimum harian hingga lebih dari 35 derajat Celcius, suhu rendah berkurang drastis.
Korea | Frekuensi suhu ekstrem maksimum pada periode 1980′an dan 1990′an. Menurunnya frekuensi suhu rendah selama periode 1958 - 2001.
India | Meningkatnya frekuensi musim panas pada abad lalu, tahun ini sampai menimbulkan dampak kematian.
Asia Tenggara | Sepanjang tahun 1961 dan 1998, peningkatan suhu jadi lebih panas di siang hari dan lebih hangat di malam hari.

B. Hujan dan Banjir

Rusia | Peningkatan jumlah hari dengan hujan lebih dari 10 mm.
China | Peningkatan ekstrem frekuensi hujan di wilayah barat dan utara. Frekuensi banjir sejak tahun 1950′an terus meningkat.
Jepang | Meningkatnya frekuensi hujan ekstrem dalam 100 tahun terakhir disertai topan.
Asia Selatan | Banjir parah di Bangladesh, Nepal, timur laut India pada tahun 2002 s/d 2004. Hujan 944 mm di Mumbai, India pada tanggal 26 - 27.07.2005 yang menewaskan lebih dari 1.000 jiwa. Banjir terjadi di bagian selatan Sri Lanka dipicu oleh curah hujan 730 mm.
Asia Tenggara | Peningkatan hujan ekstrem menyebabkan banjir di Vietnam. Longsor dan banjir pada tahun 1994 dan 2004 di Filipina. Banjir di Kamboja pada tahun 2000.

C. Kemarau Panjang

Rusia | Setidaknya tercatat 27 kali kemarau panjang sepanjang abad ke-20.
Mongolia | Kemarau panjang pada tahun 1999 - 2002 berdampak pada 70% padang rumput dan menewaskan 12 juta ternak.
China | Area yang terkena kemarau panjang meningkat lebih dari 6,7 juta hektar sejak tahun 2000 di Beijing, Propinsi Hebei, Shanxi, Mongolia dan China utara.
Asia Selatan | 50 Persen kemarau terkait dengan El-Nino. kemarau berturut-turut pada tahun 1999 dan 2000 di Pakistan dan kawasan barat laut India mengakibatkan menurunnya ketersediaan air. Kemarau terjadi pada tahun 2000 dan 2002 mengakibatkan gagal panen dan kelaparan yang diderita 11 juta orang di Orissa.
Asia Tenggara | Kemarau akibat ENSO di Myanmar, Laos, Filipina, Indonesia dan Vietnam. Kemarau panjang pada tahun 1997 dan 1998 mengakibatkan gagal panen dan kekurangan air serta kebakaran hutan.

D. Puting Beliung / Topan

Filipina | Rata-rata puting beliung menerpa kawasan Filipina 20 kali dengan 8 - 9 kali “landfall” per tahun, frekuensi meningkat sebanyak 42 kali sepanjang tahun 1990 - 2003.
China | Jumlah dan intensitas puting beliung berkekuatan besar meningkat sejak tahun 1950′an, terjadi 21 gelombang badai besar pada tahun 1950 - 2004, 14 diantaranya terjadi pada tahun 1986 - 2004.
Asia Selatan | Frekuensi tekanan Monsoon dan formasi puting beliung di Teluk Benggala, Laut Arab turun sejak tahun 1970.
Jepang | terjadi dua badai tropis terbesar satu abad terakhir, yaitu pada pertengahan 1960′an dan awal 1990′an.

Amerika Serikat,Februari 2008, Akibat angin topan yang melanda New Orleans,  satu orang dilaporkan tewas, 30 luka-luka dan sejumlah bangunan rusak. Korban meninggal bernama Stella Chambers menemui ajalnya setelah angin kencang menghantam trailernya di kawasan Gentilly.

Juru bicara Walikota New Orleans James Ross menyatakan 10 bangunan dan 15 rumah rusak akibat terjangan angin topan. Bencana ini juga menyebabkan jaringan listrik di sejumlah kawasan terputus. Akibatnya, sekitar 20 ribu warga di New Orleans, Westwego dan Metairie harus hidup tanpa aliran listrik.(NTF)
Gelombang Dingin

- Gelombang Dingin Bangladesh Renggut 120 Jiwa

Gelombang udara sangat dingin yang mencekam Bangladesh sejauh ini telah merenggut 120 jiwa. Demikian menurut laporan media Senin.

Enam kematian yang berhubungan dengan udara dingin dilaporkan Senin oleh saluran berita Bangladesh ATN, sedangkan "The New Age" melaporkan 114 orang yang meninggal akibat udara dingin di berbagai bagian negeri itu sejak 1 Januari.

Belum ada keterangan resmi mengenai korban jiwa. Kebanyakan korban, menurut laporan tersebut, adalah anak-anak atau orang tua yang sakit.

Musim dingin saat ini adalah salah satu yang paling parah bagi Bangladesh, kata petugas meteorologi.

Temperatur paling rendah Senin tercatat di Rajshahi, yaitu 8,8 derajat Celsius, naik dua derajat dibandingkan cuaca Ahad.
- Eropa tenggara diterpa gelombang dingin

Suhu yang membeku masih dirasakan di Eropa tenggara. Di Bulgaria temperatur anjlok hingga minus 31, 6 derajat Celcius dan di Rumania minus 27 derajat. Salju dan es Sabtu kemarin melumpuhkan lalu lintas di Bulgaria. Keadaan darurat diberlakukan di sejumlah besar wilayah timur laut negara itu. Tujuh orang tercatat tewas akibat kedinginan. Sementara itu keadaan di Yunani kini membaik dan suhu kembali bergerak di atas titik beku.

- Badai musim dingin di Cina

Badai musim dingin yang dahsyat di Cina belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Sejumlah kota menderita pemutusan aliran listrik. Sementara sistem transportasi di berbagai kota lumpuh sepenuhnya. Keberangkatan ribuan kereta dan pesawat dibatalkan, mengakibatkan kepanikan bagi jutaan warga Cina yang berencana melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman untuk merayakan Tahun Baru Cina minggu depan. Ini merupakan badai paling dahsyat selama setengah abad terakhir. Yang terkena paling para adalah kawasan Cina Selatan. Setidaknya sudah 50 orang dinyatakan tewas.
Minggu, 10 Februari 2008

Kabul, Sabtu - Lebih dari 763 orang tewas kedinginan di Afganistan.  10 Februari 2008, Negara ini juga didera musim dingin terburuk dalam 50 tahun terakhir, sebagaimana juga dialami China. Di Kashmir India, sekitar 22 orang tewas karena longsoran tumpukan salju. Di Afganistan dan Kashmir, ratusan ribu ternak juga tewas kedinginan. Selain itu, di Afganistan 500 rumah ambruk karena tak kuat menahan beban tumpukan salju tebal. Rumah-rumah yang terbuat dari batu bata itu hancur total.

”Sekitar 40.000 rumah juga rusak berat tertimpa salju di Afganistan,” kata Ahmad Shkeb Hamraz, pejabat dari Otoritas Manajemen Bencana Nasional, Sabtu (9/2) di Kabul.
Menurut Noor Padshah Kohistani, juga pejabat dari badan yang menangani bencana di Afganistan, setidaknya 230.000 sapi milik warga juga mati.

(paragraf yang mengerikan dari afganistan :

Di daerah yang paling parah tertimpa salju, sejumlah warga juga terpaksa diamputasi karena frostbite, penyebab bagian badan lumpuh karena kedinginan. Bagian badan itu harus diamputasi karena bisa menyebabkan bagian tubuh lainnya mati.

Sejumlah keluarga telah menjual putra-putri mereka akhir- akhir ini. Penyebabnya adalah keluarga-keluarga itu tidak mampu lagi memberikan makanan kepada anak-anak mereka.)

Kashmir India

Dari wilayah Kashmir India juga dikabarkan 22 warga tewas akibat tumpukan salju yang longsor. Di samping korban tewas itu, 15 orang lagi juga masih hilang terseret longsoran salju. Suhu dingin yang menyengat telah menewaskan sekitar 100.000 ternak kambing di Kashmir India. Di wilayah yang terkenal dengan wol pashmina ini juga terjadi wabah kelaparan. Tumpukan salju di wilayah tersebut membuat aktivitas terhambat dan menyebabkan warga kekurangan makanan.

”Daerah yang paling terpukul badai salju di Kashmir India adalah Ladakh, wilayah terpencil yang berbatasan dengan China,” kata Dr Tsering Phuntsog, pejabat yang menangani urusan ternak di Ladakh.
”Semakin banyak warga dan ternak yang akan mati jika makanan tidak tiba segera,” kata Phuntsog

Indonesia

 51 kilometer persegi hutan setiap harinya, setara dengan luas 300 lapangan bola setiap jam – sebuah angka yang menurut Greenpeace layak menempatkan Indonesia di dalam the Guinness Book of World Records sebagai negara penghancur hutan tercepat di dunia.

Sebanyak 72 persen dari hutan asli Indonesia telah musnah dan setengah dari yang masih ada terancam keberadaannya oleh penebangan komersil, kebakaran hutan dan pembukaan hutan untuk kebun kelapa sawit.

Selain menjadi negara penghancur hutan tercepat di dunia, Indonesia juga menjadi penyumbang pemanasan global ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan republik Rakyat China.

Hasilnya?? puluhan banjir di berbagai tempat di indonesia, dari ibukota Jakarta, dan badai serta ombak yang naik ke darat, juga habiskan ratusan rumah nelayan di kampung muara jakarta, dikarenakan perubahan fungsi hutan bakau, di pantai indah kapuk, jadi perumahan ciputra yang mewah, dan parkiran yatch para the have jakarta..

hingga daerah jawa, yang biasanya ga pernah kena banjir..sampe ke sumatera,sulawesi, dan cape deh, nyebutnya..smua banjir, angin ribut..bali aja pantai kuta dah ditutup, karena ombak 3 -5 meter, dan pasir nya beterbangan di mana2...damn..entah mo dibawa kemana nasib Indonesia, yang rajin self destruction ini, dan ga pernah sadar ini..

Semoga informasi yang saya tampilkan diblog sederhana saya ini berguna bagi anda serta terima kash telah datang dan mampir membaca 
akibat global warming

Tidak ada komentar: