Rabu, 11 Desember 2013

Mengenang Paus Paulus Yohanes II di Bukit Taci Tolu



Mengenang Paus Paulus Yohanes II di Bukit Taci Tolu

Laporan Tim Tribun Pontianak di Timor Leste
Almarhum Paus Paulus Yohanes II pernah mengunjungi Timor Leste pada 12 Oktober 1989. Saat itu negara yang memiliki penganut Katolik Roma mencapai 98 persen ini masih menjadi provinsi ke-27 Republik Indonesia. Untuk mengenang kedatangan paus, pemerintah setempat membangun patung dan kapel.
KUNJUNGAN Paus Paulus Yohanes II, yang memiliki nama kecil Karol Jozef Woojtyla, ke Timor Leste (saat itu bernama Timor Timur) menjadi perhatian dunia. Paus saat itu mengunjungi beberapa kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Flores (Mamumere), Medan, dan Dili. Saat itu status Timor Timur masih belum jelas, Republik Indonesia mengklaim sebagai provinsi ke-27.
Di pihak lain Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) serta dunia internasional tak mengakui klaim Indonesia tersebut. Sikap Vatikan sendiri juga memandang Timor Timur sebagai wilayah yang belum memiliki pemerintahan sendiri. Mgr Carlos Filipe Ximenes Bello yang saat itu menjadi uskup Dili memang sering mengikuti kegiatan Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI), namun dia hanya sebagai peninjau.
Untuk mengenang kunjungan Paus Paulus Yohanes II, Pemerintah Timor Leste membangun patung paus lengkap dengan tongkat gembalanya. Presiden Dr Jose Ramos Horta meresmikan patung berikut kapel tersebut pada 15 Juni 2008.
Patung tersebut dibangun di atas bukit Taci Tolu. lokasinya di sebelah barat Dili. Lokasinya tak terlalu jauh dari Aeroporto Internacional Presidente Nicolau Lobato atau Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato. Menggunakan mikrolet membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 menit dengan onkos sekitar 25 centavos atau sekitar Rp 2.500.
Untuk menuju patung tersebut pengunjung bisa berjalan kaki menelusuri jalan mendaki yang berkelok-kelok dengan pemandangan bukit serta laut yang biru. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk bisa sampai di puncak.
Cara lain bisa menaikki anak tangga yang cukup terjal dan berwarna merah bata. Serta cara ketiga bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun mobil hingga ke pelataran parkir atau halaman kapel kecil tak jauh dari patung. Namun biasanya wisatawan lebih memilih cara pertama dengan menelusuri jalan aspal yang berkelok-kelok. Pengunjung akan dimanjakan pemandangan laut serta perbukitan serta jalan yang seakan-akan melompat ke laut.
Setiap hari terutama pada hari libur padi dan sore kawasan ini selalu saja ramai dikunjungi turis. Di antara mereka ada yang berolahraga sekaligus menikmati pemandangan yang sangat indah. Beberapa turis lokal serta mancanegara tampak mandi keringat sambil berlari-lari kecil.
"Selain ingin melihat lebih dekat patung Bapa Paus, banyak juga yang ingin berolahraga," kata Benyamin Adrianus Dos Santos, peserta workshop.
Menurut Benyamin, lokasi petung tersebut menjadi satu di antara kunjungan wajib para wisatawan saat berkunjung ke Dili selain Cristo Rei. Di lokasi itu para pengung bisa berfoto dengan latar belakang patung Paus Paulus. Bagi mereka yang memiliki kamera juga bisa mengambil foto landscape pantai, laut, serta tanjung dan, teluk yang ada di bawah bukit. Rasa lelah untuk mencapai puncak bukit bisa terobati.
"Kalau tak ingin terlalu lelah, kita bisa menggunakan kendaraan sewaan atau pribadi. Tapi kalau ingin capek sedikit tapi melihat pemandangan dan ambil banyak foto bisa jalan kaki," kata Nelia Pereira Belo, peserta lain asal Timor Leste.
Jika berkesempatan mendaki bukit tersebut sebaiknya membawa persediaan air minum secukupnya. Sebab di puncak bukit tak ada penjual makanan maupun minumam. Minuman berupa air mineral bisa dibeli saat masih berada di pinggir jalan raya sebelum memasuki jalan menuju kompleks patung Paus Paulus Yohanes II.
Di puncak bukit, kami bertemu dengan warga Timor Leste yang dulunya bekerja di PT Telkom. Pria yang mengaku bernama Adrianus tersebut kini sudah pensiun dari Telkom-nya Timor Leste.
Ia memberikan kami tumpangan gratis hingga mengantar di depan hotel. "Lain kali kalauberkunjung ke Dili silakan mampir ke rumah. Mudah-mudahan waktunya pas, om bisa antar ke sejumlah tempat wisata," kata Adrianus.
Ia merasa senang bisa bertemu dengan sejumlah orang Indonesia. Apalagi ia memiliki banyak kenangan serta pernah bekerjasama cukup lama. "Beberapa teman dari Jawa yang dulu sama-sama bekerja ke Telkom juga pernah berkunjung," kata Adrianus, saat menurunkan kami dari mobil pikanya di Timor Lodge Hotel.

Tidak ada komentar: