Rabu, 11 Desember 2013

Wow, Makan Di Resto ini, Bayarnya Terserah Pelanggan






Wow, Makan Di Resto ini, Bayarnya Terserah Pelanggan

Wow, Makan Di Resto ini, Bayarnya Terserah Pelanggan

DREAMERSRADIO.COM - Banyak cara yang dilakukan pengusaha restoran untuk mencari pelanggan. Dari dekorasi hingga makanan yang aneh. Tapi sebuah restoran kecil di Provinsi Fujian, China menawarkan konsep unik untuk pelanggannya, yakni dengan memberi keleluasaan kepada mereka untuk membayar apa yang mereka makan.
Dilansir dari Chinadaily, para pelanggan dapat mengambil makanan  apapun yang disajikan di resto tersebut, dan kemudian bebas membayar sesuka hati mereka. Sementara itu, pemilik restoran berharap pengunjung dapat menafsir sendiri tentang harga sebenarnya dari makanan yang mereka ambil.
Restoran yang dibuka pada Agutsus 2013 lalu, terletak di pusat korta Fuzhou yang bernama Five Loaves and Two Fish. Nama tersebut terinspirasi dari kisah Yesus yang memberi makan kepada 5 ribu orang dengan mengalikan ikan dan roti.
Menariknya lagi, pelanggan restoran ini juga diminta untuk mencuci piring dan mangkuk mereka sendiri setelah makan, dan menempatkan uang mereka di dalam sebuah kotak sebelum meninggalkan restoran.
Liu Pengfei adalah seorang desainer interior berusia 50 tahun yang menjadi investor utama untuk restoran unik ini. Ia mendapat ide tentang restoran ini setelah mendengar tentang proyek-proyek amal di beberapa negara.
“Konsep Five Loaves didasarkan pada kepercayaan,” ungkap Liu.
Walau konsep Liu terdengar mengejutkan, tetapi masalah yang ditakuti oleh Liu dan tim benar-benar terjadi. Pasalnya menurut Peng Yong, koki dan salah satu investor di restoran ini mengaku sekitar 20 persen pengunjung pergi tanpa membayar apapun.
Menurut dia, restoran ini telah menelan kerugian hingga 250.000 yuan (Rp 493 juta). Padahal untuk biaya sewa tempat, Liu dan tim harus merogoh kocek 60.000 yuan (Rp 118 juta) per bulan. Meski telah menderita kerugian cukup besar, Liu rupanya tak ingin menyerah.
“Ini tidak berarti Anda dapat makan dan minum secara gratis di sini, Anda hanya dapat membayar sesuka hati Anda. Kotak itu transparan, sehingga tak ada yang tahu seberapa banyak Anda membayar,” terangnya.
Liu sebetulnya tak keberatan, jika pelanggannya mengatakan secara jujur bahwa dia tidak punya uang untuk membayar makanannya. Sebab baginya, kejujuran adalah langkah pertama untuk membangun kepercayaan.
Sikap optimis yang ditunjukkan oleh Liu harus diacungi jempol. Betapa tidak, Liu dan tim awalnya berencana ingin membuka restoran ini selama dua bulan saja. Namun pada kenyataannya, Liu telah menjalankan restoran ini selama tiga bulan dan juga telah menelan kerugian yang teramat besar.
Menurut Gan Mantang, seorang sosiolog di Universitas Fuzhou, Five Loaves and Two Fish adalah eksperimen dalam sosiologi. Liu sengaja tidak menunjukkan harga sebenarnya dari makanan yang dijual restonya, karena pengunjung mungkin saja meremehkan harga dari apa yang mereka makan.

Tidak ada komentar: