Anak-anak Republik Demokratik Kongo yang terpisah dari orangtua mereka karena konflik sedang makan di sebuah pusat penampungan di Goma, RD Kongo, Jumat (14/11).
JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Kelompok hak asasi manusia mengatakan, lebih dari 1.000 orang penduduk sipil telah terbunuh dan mendekati 900.000 lainnya dipindahkan di bagian timur Kongo sejak Januari lalu.
Laporan itu dikeluarkan, Selasa (13/10), oleh sebuah koalisi dari 84 organisasi yang menyatakan bahwa militan Hutu Rwanda bertanggung jawab atas banyak pembunuhan yang terjadi. Laporan itu mengatakan, tentara pemerintah Kongo juga menewaskan penduduk sipil.
Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan, pasukan penjaga perdamaian PBB di bagian timur Kongo tidak memberlakukan perlindungan yang memadai bagi warga sipil di kawasan itu. Bagian timur Kongo hancur akibat aksi kekerasan sejak aksi genosida di Rwanda tahun 1994 yang lalu menebar perang ke luar wilayah perbatasan. Anggota militan Hutu yang turut ambil bagian dalam pembunuhan massal terhadap lebih dari 500.000 orang Tutsi dan Hutu moderat mencari tempat perlindungan di Kongo.
Laporan itu dikeluarkan, Selasa (13/10), oleh sebuah koalisi dari 84 organisasi yang menyatakan bahwa militan Hutu Rwanda bertanggung jawab atas banyak pembunuhan yang terjadi. Laporan itu mengatakan, tentara pemerintah Kongo juga menewaskan penduduk sipil.
Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan, pasukan penjaga perdamaian PBB di bagian timur Kongo tidak memberlakukan perlindungan yang memadai bagi warga sipil di kawasan itu. Bagian timur Kongo hancur akibat aksi kekerasan sejak aksi genosida di Rwanda tahun 1994 yang lalu menebar perang ke luar wilayah perbatasan. Anggota militan Hutu yang turut ambil bagian dalam pembunuhan massal terhadap lebih dari 500.000 orang Tutsi dan Hutu moderat mencari tempat perlindungan di Kongo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar