Minggu, 22 April 2012

Cerita Sukses Adam Khoo –Pernah ditolak enam sekolah




Banyak orang-orang sukses di dunia ini mengalami hal yang gak enak didengar atau dialami. Salah satu kisah yang bisa kita jadikan inspirasi adalah kisah pengusaha muda asal Singapura bernama Adam Khoo. Dalam usianya yang masih muda, Ia sudah punya empat usaha beromzet 20 juta dolar Amerika.
Tapi, belasan tahun sebelumnya, Adam termasuk anak malas, bodoh dan sama sekali jauh dengan yang namanya masa depan cemerlang. Bayangkan, saat masuk sekolah dasar , Adam udah benci pelajaran membaca, hobinya cuman main game dan duduk manis di depan TV sampai berjam-jam.Gak salah kalau akhirnya nilai sekolahnya banyak yang merah. Akibatnya Adam benci banget sama guru-gurunya juga terhadap sekolah yang memberikan nilai jeblok. Puncaknya, pihak sekolah mengeluarkan Adam waktu duduk di kelas 3. Bahkan, setelah lulus SD , Adam ditolak masuk SMP oleh enam sekolah. Dia diterima di sekolah menengah paling jelek.Teman-teman SMP nya secara akademis memang bodoh tapi Adam ternyata lebih bodoh. Ia hanya peringkat sepuluh terbawah dari 160 siswa seangkatannya. Kondisi ini sontak membuat orang tuanya panik dan minta Adam untuk ngambil les semua mata pelajaran. Sayangnya, les itu tidak banyak membantu Adam.
Orangtuanya panik dan minta Adam buat ikutan les, tapi hal itu tidak menolong sama sekali. Di sebuah sekolah dengan nilai 0-100, rata-rata nilainya adalah 40. Bahkan guru matematikanya pernah mengundang ibunya dan bertanya, “Kenapa di SMP kelas 1, Adam Khoo tidak bisa mengerjakan soal kelas 4 SD?”
Sedikit putus asa, orang tua Adam meminta anak laki-lakinya itu ikutan program Super-Teen Program yang diasuh oleh Ernest Wong. Perubahannya mulai terasa, Adam sudah mulai yakin bahwa dirinya bisa berubah.Apa yang ia dapatkan? Banyak. Hal utama adalah keyakinan untuk bisa berubah. Wow, tiba-tiba aja ia yakin dengan dirinya. Pencerahan dari mentornya cukup memberikan pencerahan. Adam sadar, selama ini yang menghalangi dirinya adalah keyakinan yang salah serta sikap negatif.
Hari demi hari Ia membangun keyakinan itu dalam dirinya. Kalau teman sekolahnya bisa dapat nilai A, maka ia juga pasti bisa. Nilai keyakinan itu adalah hal baru buat hidupnya.
Target awal Adam setelah itu adalah mendapatkan nilai A, menentukan tujuan jangka pendeknya, yaitu masuk salah satu sekolah terbaik di Singapura, setelah lulus SMA Adam punya cita-cita masuk ke universitas terbaik dan menjadi mahasiswa keren dengan nilai fantastis.
Di sekolahnya, Adam mulai beraksi. Ia menempel kata-kata motivasi dan mulai belajar dengan caranya sendiri, mencoba teknik membaca cepat, bagaimana memfungsikan kedua belah otaknya, mencoba menggunakan teknik menyimpan memori. Hasilnya, saat gurunya bertanya ia berhsil menjawabnya dengan cepat.
Ia pun tidak ragu lagi menyampaikan keinginannya untuk menjadi ranking satu di sekolahnya, masuk SMA Favorit dan universitas hebat. Teman-temannya tertawa..”Ah, tidak mungkin kau bisa mewujudkan semua itu..” begitu kata mereka. Ejekan teman-teman Adam tidak membuat Adam putus asa malahan ia semakin semangat untuk menjadi sukses dan mengubah sejarah dalam hidupnya.

Keyakinan Adam lambat laun membuahkan hasil. Cuman perlu waktu tiga bulan untuk merubah nilainya menjadi 70. Setahun kemudian, ia menduduki ranking ke-18. Dan saat lulus SMP, Adam mendapatkan nilai A dengan nilai ujian untuk enam pelajaran inti. Mimpi masuk SMA keren pun akhirnya diterima dan tujuan kuliah di University of Singapore akhirnya jadi nyata bahkan selalu jadi juara setiap tahunnya. Adam masuk dalam kategori sepuluh mahasiswa jenius.
Dari cerita Adam Khoo, kita bisa ngambil hikmahnya. Yang pertama adalah, Adam bisa mengubah keyakinannya menjadi keyakinan yang penuh dengan optimis dan keyakinan yang tepat. Kedua, Adam menerapkan target yang jelas dan tujuan yang mantap.
Ketiga, Adam punya alasan kenapa dia harus berubah yaitu untuk maju dan membuktikan kepada teman-temannya kalo dia juga bisa kok. Terakhir, Adam punya strategi yang tepat untuk belajar tidak pernah puas dengan cara yang ada.
Anda pun bisa!

Tidak ada komentar: