Rabu, 18 April 2012

Penjajah Belanda pernah intervensi subak

Bendungan Oangan di Sungai Ayung, Denpasar timur dibangun tahun 1925, namun intervensi tidak menimbulkan masalah terhadap subak yang telah diterapkan secara turun temurun. 

 Denpasar (ANTARA News) - Penjajah Belanda pernah melakukan intervensi terhadap sistem pertanian tradisional subak di Bali dengan membangun bendungan permanen

"Bendungan Oangan di Sungai Ayung, Denpasar timur dibangun tahun 1925, namun intervensi tidak menimbulkan masalah terhadap subak yang telah diterapkan secara turun temurun," kata Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr I Wayan Windia, MS yang juga ketua grup riset sistem subak Unud di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, penjajah Belanda dalam membangun bendungan permanen itu tidak mencampuri sistem subak di tingkat jaringan tersier dalam kawasan subak.

Kondisi itu sangat berbeda dengan proyek-proyek jaringan tersier yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sejak tahun 1970-an yang menjangkau hingga jaringan tersier.

Upaya tersebut dengan merubah sistem bangunan bagi air (tembuku) dari sistem "numbak" menjadi sisten "ngerirun" telah menimbulkan konflik, karena perubahan itu tidak serasi dengan sosio-kultural masyarakat setempat.

Prof Windia menjelaskan, subak tidak memiliki kewenangan untuk merombak bangunan bagi air milik proyek (pemerintah) karena bisa dikenakan sanksi pidana. Untuk tetap menjaga harmoni, subak dalam mengatasi masalah tersebut dengan cara tidak memanfaatkan bangunan proyek tersebut, namun tetap memanfaatkan bangunan pembagi air sebelumnya, tutur Prof Windia.

Sejumlah ahli mancanegara tercatat pernah melakukan penelitian terhadap kearifan lokal yang terkandung dalam subak di Bali.

Peneliti asing itu antara lain Grader, Geertz dan Lansing, disamping peneliti nasional dan lokal Bali. Grader misalnya melakukan penelitian tentang subak dengan wilayah kajian di Kabupaten Jembrana, Bali barat pada tahun 1984. Sementara Geertz mengambil lokasi kajian di daerah gudang beras Kabupaten Tabanan serta Kabupaten Badung dan Klungkung pada tahun 1959 serta Lansing melakukan penelitian di Kabupaten Bangli pada tahun 1991.

(ANTARA)

Tidak ada komentar: